Letjen Moeldoko resmi menjabat sebagai Kepala
Staf TNI Angkatan Darat (KSAD). Kemarin, Presiden SBY mengambil sumpah dan melantik
Letjen Moeldoko di Istana Negara, Jakarta.
Prosesi
pelantikan Letjen Moeldoko dimulai pukul 15.40 WIB. Acara diawali pembacaan SK
Presiden tentang pengangkatan Moeldoko sebagai KSAD yang dilanjutkan dengan
pengambilan sumpah jabatan.
"Tidak
akan menerima hadiah atau suatu pemberian berupa apa saja dari siapa pun juga
yang saya tahu atau patut dapat mengira bahwa ia mempunyai hal yang
bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan pekerjaan saya," ucap
Moeldoko dalam bagian sumpahnya.
Usai
pembacaan sumpah, KSAD baru mendapat ucapan selamat dari Presiden SBY dan Wakil
Presiden Boediono. Sejumlah pejabat yang menyaksikan prosesi tersebut juga memberi ucapan
selamat. Di antaranya, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung
Laksono, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, serta Menhan Pumomo Yusgiantoro.
Ibu
Negara Ani Yudhoyono, Istri Wapres Herawati Boediono, Ketua MPR Taufiq Kemas.
Ketua KPU Husni Kamil Manik, Ketua BPK Hadi Poemomo, Ketua MK Akil Mochtar juga
mengikuti jalannya prosesi tersebut.
Usai
pelantikan, Presiden SBY mengajak foto bersama. Saat akan berpose dengan Wakil
Presiden Boediono. Letjen Moeldoko, dan bekas KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo,
Presiden SBY sempat meledek Pramono Edhie, yang juga adik iparnya. "Mulai besok
yang tidurnya paling nyenyak Pak (Pramono) Edhie. Yang tidurnya kurang nyenyak Pak Moeldoko. Mulai
banyak kerjaan," ujar SBY. Kelakar itu langsung disambut tawa Boediono, Pramono, Moeldoko, beserta
para istri mereka.
Setelah
mengikuti serangkaian prosesi pelantikan, KSAD Moeldoko mengungkapkan sejumlah
poin yang akan direformasi di lingkungan TNI AD. Utamanya, kata dia, masalah
kultur dan pendidikan. Ia menyebutnya sebagai piranti lunak atau software.
"Pertama
kali yang akan kita lihat dari sisi pendidikan, mungkin softwarenya perlu
dibenahi. Untuk pendidikan pembentukan, kemudian pendidikan pengembangan,
mungkin ada sesuatu yang kurang pas. Ini yang akan saya evaluasi dengan serius,
sehingga ada pembenahan," jelas Moeldoko.
Pernyataan
tersebut disampaikan Moeldoko menyusul adanya konsep korsa yang digunakan para
anggota Kopassus tersangka pembunuh tahanan LP Cebongan. Menurutnya, konsep
korsa merupakan solidaritas yang harusnya bernilai positif.
"Kita
harus selaraskan kembali dengan reformasi internal TNI, khususnya di bidang culture
ya. Budaya yang berkembang di lingkungan prajurit harus kita lihat
kembali," tambah Moeldoko.
Soal
Cebongan, kata bekas wakil KSAD ini, TNI AD sudah menunjukkan transparansi.
"Tidak ada sedikitpun yang kami tutupi. Pimpinan TNI AD juga tidak mau
intervensi apapun. Nanti kita lihat bagaimana kami memainkan itu dengan
sungguh-sungguh," tandasnya.
Sementara,
Pramono Edhie Wibowo mengaku lega telah mengakhiri karirnya di dunia
militer dengan maksimal. Ke mana Pramono setelah pensiun? Mau nyapres?
Pertanyaan ini dijawab santai oleh adiknya Ani Yudhoyono ini.
"Alhamdulillah
kalau ada yang mengajak. Masih lebih bagus. Kalau ada yang mendoakan saya
jadi presiden amin. Daripada ada orang yang ingin jadi presiden dibilang ngaca
dulu. Betul kan?" ujarnya di Istana Kepresidenan, kemarin.
Kata
Pramono, untuk sementara waktu ini dirinya ingin menggunakan waktu istirahatnya
itu bersama keluarga. Saat masih aktif di militer, ia tak memiliki waktu yang
cukup untuk keluarganya semasa masih menjabat. "Kemudian ada hobi saya
yang ingin ditekuni dulu," ucapnya. (ONI), Sumber Koran: Rakyat Merdeka (23 Mei
2013/Kamis, Hal. 09)