Mulai Kamis (23/5),
Letjen TNI Moeldoko resmi menjalankan tugas barunya sebagai Kepala Staf TNI
Angkatan Darat (KSAD). Segudang pekerjaan rumah harus diselesaikan dengan baik
dan efektif demi mendukung pembangunan negeri ini, khususnya lagi bagi kemajuan
TNI AD.
Perwujudan
profesionalisme prajurit akan menjadi agenda utama Moeldoko. Apalagi,
akhir-akhir ini matra darat itu ternoda kasus kekerasan yang dilakukan oknum
prajuritnya. "Ini yang akan saya evaluasi dengan serius sehingga akan ada
pembenahan. Saya ingin melakukan sebuah perubahan di bidang kultur
prajurit," kata pria kelahiran Kediri, Jawa Timur, 6 Juli 1957, ini.
Taruna peraih predikat
terbaik di Akademi Militer tahun 1981 ini yakin bisa mengubah sifat
militeristik personelnya ke arah humanis. Seperti termaktub dalam sumpah
prajurit, humanis akan mendekatkan TNI AD ke rakyat. Sebaliknya, rakyat pun
akan mencintai TNI. Di samping membenahi profesionalitas prajurit, mantan
Pangdam XII/Tanjungpura dan Pangdam III/Siliwangi ini juga optimistis dapat memelihara
kesinambungan program yang telah dihasilkan (mantan) KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo.
Di antaranya modernisasi
alat utama sistem pertahanan (alutsista), pelaksanaan operasi militer perang
(OMP), dan operasi militer selain perang (OMSP). "Di bidang keahlian, kami
terus tingkatkan dari waktu ke waktu dengan alutsista yang kami miliki saat
ini," kata mantan Panglima Divisi Infanteri (Pandivif) I Kostrad ini.
Hal lain yang paling
penting akan dikawal mantan Kepala Staf Kodam (Kasdam) Jaya ini adalah
mengawal kedewasaan demokrasi Indonesia. Moeldoko berkomitmen mengawal
netralitas lembaganya pada setiap pelaksanaan pemilu maupun pemilihan kepala
daerah. Sumber : Suara Karya (
24 Mei 2013, Hal.4)