Rabu, 22 Mei 2013 18:02:11
Kasus penyerangan yang dilakukan
11 anggota Kopassus di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan Kelas IIA,
Sleman, DIY dan menewaskan empat orang berbuntut panjang. Para pelaku mengaku
melakukannya atas dasar jiwa korsa yang dipegang para prajurit.
Agar kejadian serupa tidak
terulang kembali, Kepala Staf Angkatan Darat Letnan Jenderal Moeldoko akan
menyelaraskan kembali arti dari jiwa korsa. Ada beberapa hal yang akan
dibenahi, khususnya budaya yang berkembang di lingkungan prajurit.
"Budaya yang berkembang di
lingkungan prajurit harus kami lihat kembali, kami harus berani melihat
kembali. Kalau ada hal yang memang harus diluruskan, kami akan luruskan,"
jelasnya di Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/5).
Sebagai langkah pertama, dia akan
melakukan perbaikan dari sisi pendidikan. Atau membenahi kurikulum yang
diterapkan selama calon-calon prajurit masih melalui tahap belajar. "Untuk
itu, pertama kali yang akan kita lihat dari sisi pendidikan, mungkin
software-nya perlu dibenahi, pembinaan di dalam pendidikan mungkin juga ada
yang harus diluruskan," tandasnya.
Selama menjabat sebagai Wakil
Kepala Satuan Angkatan Darat, ia mengakui ada beberapa catatan yang harus
diperbaiki. "Pasti ada," ucapnya singkat. Terkait berkas para pelaku
yang segera diserahkan kepada Pengadilan Militer, Moeldoko mengaku tidak dapat
mempengaruhi proses pengadilan. Namun, dia meyakini kasus itu dapat terungkap
atas peran Angkatan Darat untuk membuktikan dugaan-dugaan yang berkembang di
masyarakat.
"Secara prinsipil kami tidak
bisa mempengaruhi pengadilan, tetapi setidak-tidaknya angkatan darat telah
membuktikan, setidaknya proses persidangan di Sumatera bisa dibuktikan semuanya
berjalan terbuka, tidak ada sedikitpun yang kami tutupi," ujarnya. Sumber : www.merdeka.com