Selasa, 28 Mei 2013

Bakti TNI KB Kesehatan 2013 Targetkan 1.600 Akseptor Baru

Senin, 27/05/2013 - 16:03

CIREBON, (PRLM) - Pencanangan bakti TNI KB Kesehatan tingkat Jabar dan Banten 2013 menargetkan sedikitnya 1.600 akseptor baru. Target tersebut menurut Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Sonny Widjaja tersebar di empat wilayah Korem di wilayah Jabar dan Banten.

"Untuk program Bakti TNI KB Kesehatan Jabar dan Banten 2013, kami menargetkan setiap Korem ada 400 orang akseptor KB baru," katanya seusai pencanangan kegiatan Bakti TNI KB Kesehatan Jabar dan Banten tahun 2013 di Gedung Negara Cirebon Senin (27/5/2013).

Diakui Sonny, bertambahnya jumlah akseptor KB memang masih didominasi kaum perempuan. "Tahun 2012 lalu saja, jumlah yang melakukan vasektomi hanya 12 orang. Mudah-mudahan tahun ini bisa bertambah," ujarnya.
  
Menurut dia, sedikitnya jumlah pria yang menjadi akseptor KB bukan hanya karena keenganan laki-laki, tapi lebih sering justru karena larangan dari pihak istri. "Seperti saya sendiri, saya siap untuk ikut KB, tapi istri saya malah melarang," ucapnya.

Dikatakannya, kegiatan Bakti TNI KB Kesehatan bukan untuk menunjukkan kapasitas TNI, tetapi merupakan bagian dari komitmen TNI ikut mewujudkan kesejahteraan rakyat. "Pada masa damai, tugas TNI bukan hanya mempertahankan keamanan negara, tetapi juga memperkuat dan membantu pemerintah dalam kegiatan pembangunan selain operasi perang," tegasnya.

Sementara Ketua TP PKK Jabar Netty Prasetiyan Heryawan mengungkapkan, salah satu persoalan yang menghambat keberhasilan program KB yakni masih tingginya angka pernikahan dini. "Makanya jangka panjang aspek pendidikan menjadi hal yang sangat mendukung keberhasilan program KB. Selain bisa mengubah pola pikir, pendidikan juga bisa menambah panjang masa sekolah, sehingga bisa mencegah pernikahan dini," katanya.


Dikatakan Netty, pihaknya juga menjalin kerja sama dengan Kementrian Agama, terutama terkait dengan penguatan fungsi Kepala KUA. "Garda terdepan dalam persoalan pernikahan dini kan Kepala KUA yang langsung berhadapan dengan calon mempelai," kata Netty yang juga Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).