Jakarta, Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, meminta semua
pihak memberikan kepercayaan kepada pengadilan militer (Mahmil) untuk mengadili 11 oknum anggota
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang terlibat penyerangan Lembaga
Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman, DIY.
"Pesan khusus saya adalah mari kita berikan
kepercayaan kepada pengadilan militer untuk melaksanakan penegakan hukum.
Kemudian mari kita awasi secara transparan, dan tentu anggota yang bersalah
akan dikenakan sanksi dan yang tak bersalah tak dikenakan sanksi," pesan
Agus seusai menghadiri pembukaan Munas Apindo di Jakarta, Senin (8/4).
Agus
menuturkan pihaknya saat ini
masih menunggu hasil proses hukum terhadap 11 oknum anggota Kopassus tersebut. Menurut
Agus, apabila dalam proses terbukti ada pelaku lain, akan diteruskan
pengembangannya. "Kita ikuti proses hukumnya. Manakala nanti akan
melibatkan yang lain, akan diteruskan. Kalau sekarang, saya belum tahu seperti
apa. Tentu kita lihat proses pengembangan daripada proses hukum itu
sendiri," tutur dia.
Agus menambahkan dalam proses hukum tersebut, nantinya
juga bisa mengarah pada para pemimpin 11 oknum anggota Kopassus tersebut.
"Evaluasi sudah dilakukan, kita ikuti saja proses hukumnya. Manakala menyangkut para
pimpinannya, pasti akan diteruskan, tapi kalau tidak ada ya tidak," tambah dia.
Saat disinggung soal sanksi yang akan dijatuhkan
kepada para pelaku, Agus lagi-lagi menunggu hasil peradilan. Yang jelas, kata
Agus, para pelaku akan dijatuhi sanksi sesuai kesalahannya masing-masing.
"Sanksi diterapkan sesuai kesalahannya di pengadilan
militer. Pengadilan militer ini semua terbuka, hanya kelihatannya kurang menarik bagi
wartawan. (Pengadilan Militer) di Papua terbuka, di OKU juga terbuka.
Prinsipnya, semua pengadilan militer terbuka untuk siapa saja dan boleh
diliput," kata Panglima TNI.
Resmi Dimutasi
Panglima Komando Daerah Militer IV/Diponegoro, Mayor
Jenderal TNI Hardiono Saroso, resmi digantikan Mayjen TNI Sunindyo (sebelumnya
Asisten Personalia Kepala Staf TNI AD) dalam serah terima jabatan yang bersifat
tertutup untuk umum di Markas Besar TNI Angkatan Darat, Jakarta, Senin.
Kepala Staf TNI AD, Jenderal Pramono Edhie Wibowo,
mengucapkan terima kasih kepada Mayjen Hardiono Saroso yang selama ini telah
mengamankan Jawa Tengah (Jateng) dengan baik.
"Hardiono telah memberikan rasa aman kepada
masyarakat dengan tulus hati. Demikian juga dalam melaksanakan tugas dalam
pengamanan VVIP di Jateng, juga berjalan
dengan baik," kala Pramono dalam siaran persnya.
Sunindyo merupakan lulusan Akabri 1983 dan beberapa
kali menduduki sejumlah jabatan strategis di lingkungan TNI. Sunindyo tercatat
pernah menjabat
komandan Grup 2 Kopassus
Kandang Menjangan. Keluar dari Kopassus, dia mendapat kepercayaan menjabat
sebagai Aspers Kasdam IV/Diponegoro.
Mutasi juga terjadi di tubuh Polri. Kapolda DIY,
Brigjen Pol Sabar Rahardjo, digantikan Brigjen Pol Haka Astana.
"Tentunya Polda DIY masih punya tugas
menyelesaikan hal-hal yang kaitan masalah. Kalau ditanyakan tadi, Cebongan.
Saya kira itu harus diselesaikan, dan kita kerja sama karena kan sudah ada di penyidik POM.
Tentunya hasil yang ada di Labfor, penyelidikan, kita serahkan kepada penyidik
TNI," kata Kapolri, Jenderal Timur Pradopo, seusai melantik Kapolda DIY
dan lima kapolda lainnya di Mabes Polri, Jakarta, Senin.
Menurut Timur, uirtuk mengatasi premanisme di Yogyakarta
dan daerah lainnya, sudah merupakan tanggung jawab para kapolda sebagai penanggung
jawab keamanan di wilayah. (nsf/eko/fdl/N-1), Sumber: Koran Jakarta(09 April 2013/Selasa, Hal. 02)