Penulis : Sandro Gatra | Kamis,
25 April 2013 | 10:49 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — TNI
Angkatan Darat menyampaikan permohonan maaf kepada PDI Perjuangan atas insiden
di Kantor DPP PDI-P di Lenteng Agung, Jakarta, akhir pekan lalu. Permintaan
maaf itu disampaikan langsung Kepala Staf TNI AD Jenderal (TNI) Pramono Edhie
Wibowo kepada para petinggi PDI-P dalam pertemuan di Mabes TNI, Jakarta, Kamis
(25/4/2013) pagi.
Perwakilan DPP PDI-P yang hadir,
yakni Mayjen (Purn) Sidarto Danusubroto, Letjen (Purn) Muhammad Nurdin, Mayjen
(Purn) Tri Tamtomo, Mayjen (Purn) Adang Ruchiatna, dan Sekretaris Jenderal DPP
Ahmad Basarah.
Mereka diterima Panglima TNI
Laksamana Agus Suhartono, Pramono Edhie, Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana
Muda Iskandar Sitompul, dan Kadispen TNI AD Kolonel Rukman Ahmad. "Kita secara
terbuka menyampaikan maaf. Itu pernyataan resmi Angkatan Darat. Kita sadari
anggota kita melakukan kesalahan," kata Rukman seusai pertemuan yang
berlangsung sekitar satu jam itu.
Sidarto mengatakan, pihaknya
diutus Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri menemui Panglima TNI untuk
menyampaikan nota protes. Pihaknya tidak terima para prajurit TNI memasuki
kantor DPP, apalagi sampai melakukan kekerasan terhadap para petugas partai. "Kantor
itu adalah simbol dan lambang partai kita. Bahkan ada tindakan tidak pantas
kepada walpri (pengawal pribadi) dari Ibu Megawati, Presiden kelima kita,"
kata Sidarto.
Anggota Komisi I DPR itu
menambahkan, pihaknya mendesak para prajurit yang terlibat tindak pidana
diproses hingga peradilan militer. "Ini masalah pidana di mata kita.
Beliau (Panglima TNI) katakan akan menindaklanjuti," pungkas dia.
Seperti diberitakan, sebanyak 10
anggota Batalyon Zeni Konstruksi/13 memukul empat anggota staf PDI-P. Tindak
kekerasan itu bermula saat seorang pemuda menyerempet motor anggota TNI di
depan SPBU yang terletak di samping Kantor DPP PDI-P. Supriyatna, sopir mobil
ambulans PDI-P, mencoba melerai ketika dua anggota TNI itu memarahi pemuda
tersebut.
Namun, ia akhirnya ikut
bertengkar sehingga disabet sangkur milik seorang anggota TNI. Supriyatna, yang
mengalami luka, melarikan diri ke kantor PDI-P. Hanya beberapa menit, belasan
anggota TNI berpakaian preman mendatangi kantor DPP PDI-P dan memukuli beberapa
orang yang ada di pos penjagaan.
Saat insiden terjadi, Megawati
dan para petinggi PDI-P tengah berada di dalam kantor mempersiapkan penyusunan
daftar calon sementara anggota legislatif DPR.