Senin, 22/04/2013 13:18 WIB
Bandung - Pasukan elit TNI, Kopassus
merupakan kesatuan yang telah menggunakan senapan terbaru buatan PT Pindad
(Persero). Seperti penggunaan pertama untuk senapan serbu SS2. Diperkenalkan
sejak 2006, senjata SS1 ini selalu diuji kelayakannya oleh Kopassus. Setelah
dilakukan penyempurnaan, akhirnya Kopassus bersedia menggunakan SS2.
“SS2 itu kan pertama di Kopassus
dulu. Kopassus tembus, baru kita produksi massal. Pertama kita bikin mereka
coba, ada feed back penyempurnaan, kita buat dan yang pertama kita buang,”
tutur Direktur Utama Pindad, Adik Soedarsono kepada detikFinance di Kantor
Pusat Pindad, Jalan Gatot Subroto, Bandung, Jawa Barat, Rabu (17/4/2013).
Saat ini, SS2 telah dirancang
dalam 4 varian yakni SS2-V1, SS2-V2, SS2-V4, SS2-V5. Senapan serbu ini,
dibandrol mulai dari harga Rp 8 juta per unit. Selain SS2, Kopassus juga telah
menggunakan 2 tipe senapan untuk keperluan penembak jitu atau sniper. Senapan
tersebut diantaranya: tipe SPR-2 dengan jangkauan tembak 2.000 meter dan SPR-3
dengan jangkauan tembak 900 meter.
Untuk senapan SPR-2 dijual
seharga Rp 138 juta per unit dan senapan SPR-3 dijual seharga Rp 95 juta per
unit. Namun, untuk senapan khusus pertempuran jarak dekat, yakni senapan hand
gun machines buatan Pindad yakni PM2-V1 dan PM2-V2, belum digunakan oleh
Kopassus karena belum memenuhi standar yang diminta. “Senjata kita ada yang
belum masuk untuk tempur jarak dekat. Dia pakai H&K (MP5),” katanya.
Adik mengaku, standar yang
ditetapkan Kopassus terbilang sangat tinggi. Hal ini, kadang menjadi tantangan
tersendiri bagi Pindad untuk memenuhinya. Namun, ketika produk senjata atau
kendaraan tempur lolos uji Kopassus, produk tersebut dijamin bisa diproduksi
secara massal dan diterima di kesatuan lain.
“Kalau Kopassus beli itu
sedikit-sedikit. Kalau cari untung gak bisa karena unitnya kecil dan keperluan
khusus. Tapi requirement tinggi. Kalau dia pakai. Berati kita punya produk
diakui kualitasnya. Soalnya dia minta yang spesial banget,” tegasnya. Sumber : www.detik.com