Senin, 22 April 2013 10:35 WIB
SUKA MAKMUE - Seorang pemuda
bernama Rahmat Kurniawan (25), warga Desa Simpang Peuet, Kecamatan Kuala,
Kabupaten Nagan Raya, menjadi korban pemukulan serombongan oknum TNI setelah
sebelumnya antara oknum TNI dan polisi terlibat cekcok akibat persoalan di
jalan raya.
Informasi yang dihimpun Serambi,
kasus itu berawal Sabtu (20/4) sore sekitar pukul 17.30 WIB di lintasan
Jeuram-Simpang Peut, kawasan Desa Kulu, Kecamatan Seunagan. Waktu itu, Rahmat
berboncengan sepeda motor dengan rekannya, anggota Polri berpangkat Briptu
berinisial Hen yang bertugas di Polres Nagan Raya.
Rahmat dan Hen sedang dalam
perjalanan ke arah Meulaboh. Bersama mereka juga ada seorang anggota Polri
lainnya yang juga mengendarai sepeda motor dan melaju bergandengan.
Di belakang mereka, ada sebuah
sepeda motor lain yang dikemudikan seorang laki-laki membonceng pesangannya.
Merasa jalannya agak terganggu dengan dua sepeda motor yang bergandengan di
depan, akhirnya pengendara dari arah belakang itu sempat menegur Hen dan
Rahmat.
Diduga tak terima dengan teguran
itu, terjadilah percekcokan, bahkan Hen disebut-sebut sempat mengeluarkan
pistol. Tetapi akhirnya antara mereka saling salam-salaman setelah mengetahui
mereka sama-sama aparat, yaitu TNI dan Polri.
Saksi mata melaporkan, ketika
sesama aparat yang sempat cekcok itu sudah salam-salaman, tiba-tiba di lokasi
kejadian mendadak muncul sebuah mobil yang ditumpang dua anggota TNI. Keributan
kembali terjadi. Rahmat bersama kedua polisi langsung melarikan diri dengan
harapan tak terjadi perkelahian. Ternyata mereka dikejar sehingga terjadi aksi
kejar-kejaran bak film action.
Rahmat bersama kedua temannya
yang anggota polisi tersebut berhasil bersembunyi di Mapolsek Seunagan Timur
selama satu jam dan akhirnya kembali melanjutkan perjalanan setelah kondisi
aman. Mereka sempat singgah di Mapolsek Jeuram, Kecamatan Seunagan.
Ketika akan kembali ke arah
Meulaboh, setibanya di kawasan Desa Kulu, Kecamatan Seunagan, Rahmat yang masih
tetap berboncengan dengan Hen kembali dihadang oleh sejumlah anggota TNI yang
mengendarai sepeda motor. Briptu Hen berhasil kabur sedangkan Rahmat
‘diamankan’ oleh oknum TNI.
Dalam keadaan diborgol, Rahmat
dijadikan sebagai penunjuk jalan ke rumah Briptu Hen. Namun target yang dicari
tak bertemu. Akhirnya Rahmat yang diboyong ke Kompi Beutong. “Sejak dari awal
ditangkap bahkan ketika dibawa ke Kompi Beutong, saya dipukuli. Saya sempat
dikurung dalam sel sambil diancam tembak,” ungkap Rahmat kepada Serambi, Minggu
(21/4).
Rahmat yang tercatat sebagai
mahasiswa Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh mengaku heran kenapa ia yang
menjadi sasaran. Lagi pula persoalan kesalahpahaman di jalan sudah diselesaikan
secara salam-salaman karena masing-masing pihak sudah saling mengetahui
identitas masing-masing.
Sulaiman, ayah korban kepada
Serambi menyatakan tak bisa terima tindak kekerasan yang dilakukan oknum TNI
terhadap anaknya. “Saya berharap kasus ini dituntaskan secepatnya,” kata
Sulaiman yang berprofesi sebagai guru SD tersebut.
Berawal dari Serempet Sepmor
Unsur pimpinan TNI/Polri langsung
menyikapi dan menuntaskan persoalan yang terjadi antara oknum anggota di
lapangan yang berimbas pada terjadinya dugaan pemukulan terhadap seorang warga
sipil bernama Rahmat Kurniawan (25), pada Sabtu (20/4) sore di Nagan Raya.
Menurut informasi, pasca-kejadian
itu, Danrem 012 Teuku Umar, Dandim 0116 Nagan Raya bersama Kapolres Nagan Raya
melakukan pertemuan di Makoramil Seunagan di Jeuram hingga tengah malam guna
menuntaskan persoalan yang terjadi.
Kapolres Nagan Raya, AKBP Gunawan
Eko Susilo yang ditanyai wartawan, Minggu (21/4) tengah malam mengatakan
persoalan itu sudah ditangani pihaknya dengan harapan selisih paham itu tak
lagi berlanjut yang bisa menimbulkan persoalan yang tak diinginkan. “Masalah
ini terjadi gara-gara serempet sepeda motor (sepmor) sehingga menimbulkan
emosi,” kata Kapolres Nagan Raya.
Kapolres Gunawan menyatakan
persoalan ini sudah dituntaskan pihaknya dan seorang anggota polisi sudah
diamankan di Mapolres Nagan Raya untuk dilakukan pemeriksaan.
Menyangkut dengan adanya seorang
warga sipil yang ikut menjadi sasaran amukan oknum TNI, Kapolres Gunawan
mengaku belum mendapatkan laporan hal itu dan berjanji akan melakukan
pengecekan lebih lanjut.
Sudah Ditangani
Persoalan yang melibatkan anggota
di lapangan itu sudah ditangani secara internal di Yonif 116 Beutong oleh
komandan yang bersangkutan sehingga diharapkan persoalan itu tidak melebar.
Sebagai penanggungjawab
kewilayahan, saya sudah mengamankan situasi ini dengan harapan semuanya bisa
tenang dan tetap kondusif. Semua berharap persoalan ini secepatnya tuntas,Kata Letkol
Inf Yunardi, Dandim 0116 Nagan Raya. Sumber : aceh.tribunnews.com