Penulis : Kontributor Kompas TV,
Alfian Kartono | Senin, 29 April 2013 | 22:33 WIB
TIMIKA, KOMPAS.com - Aparat
TNI-Polri se-Kabupaten Mimika menggelar apel siaga yang di gedung Eme Neme
Yauware, Senin (29/4/2013) sore untuk mengantisipasi kerawanan menjelang 1 Mei.
Namun 1 Mei di Papua rupanya bukan peringatan hari Buruh Internasional, tetapi
hari bergabungnya Papua ke Indonesia.
Apel siaga yang dipimpin Kepala
Kepolisian Resor Mimika AKBP Jermias Rontini diikuti personel dari Polres
Mimika, Brimob Detasemen B Polda Papua, Kodim 1710 Mimika, dan Kesatuan TNI
angkatan Darat, Laut dan Udara, serta petugas Pemadam Kebakaran Mimika dan
Basarnas Mimika. Seusai melaksanakan apel siaga, semua kesatuan TNI-Polri
dengan menggunakan truk ditambah 2 Panser dari Denkav 3 melakukan pawai melalui
jalan-jalan utama mengelilingi Kota Timika.
Kapolres Mimika AKBP Jermias
Rontini menjelaskan, untuk pengamanan jelang 1 Mei, sebanyak 300-an personel
Polri dibantu 100 personel gabungan TNI akan disiagakan mengantisipasi
kemungkinan kerawanan yang timbul. Lebih lanjut, menurut Rontini, personel ini
nantinya akan disebar di 7 titik rawan di Kota Timika dan sekitarnya, selain
melakukan razia dan patroli rutin.
Terkait banyaknya isu negatif
jelang 1 Mei, Rontini meminta warga Kota Timika untuk tidak terprovokasi dan
tetap melaksanakan aktivitas seperti biasa. "Mari masyarakat saya ajak
untuk berpikir dewasa, apa manfaat yang kita lakukan di luar satu Mei, ya
anggaplah sebagai hari biasa. Tapi jika menganggap sebagai hari bersejarah
ambil dari sisi positif. Saya minta masyarakat tidak terprovokasi isu-isu dan
tetap beraktivitas seperti biasa," jelasnya.
Tanggal 1 Mei yang diperingati
sebagai hari bergabungnya Papua ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Namun oleh sebagian orang di Papua justru menganggap sebagai hari Aneksasi
(pengambilan paksa wilayah) Papua oleh Pemerintah Republik Indonesia. Tak heran
setiap kali menjelang 1 Mei, dilakukan pengamanan khusus mengantisipasi
gangguan keamanan dan pengibaran bendera Bintang Kejora.