Kamis, 25/04/2013 11:33 WIB
Jakarta - Selain sosialisasi,
Mabes TNI AD juga berdialog dengan penghuni rumah dinas Komplek Direktorat Zeni
AD, Matraman, Jakarta, tentang pengosongan yang akan dilakukan. Diyakini
eksekusi pengosongan berlangsung aman.
"Sosialisasi tiga kali, yaitu
28 Maret, 4 dan 10 April. Sosialisasi tersebut khususnya kepada 33 orang yang
ada di situ," ujar Kadispen AD, Brigjen Rukman usai melakukan pertemuan
dengan delegasi petinggi PDIP, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis
(25/4/2013).
Menurut Rukman dalam sosialisasi
tersebut telah memberikan penjelasan terhadap 33 penghuni komplek tersebut
tentang pengosongan yang akan dilakukan. Dia membenarkan bahwa masih saja ada
penolakan, namun akan ada dialog lanjutan untuk mencarikan jalan keluarnya.
"Permasalahannya sedang
dipelajarim yang jelas akan diambil langkah persuasif, bagaimana jalan
terbaiknya. Saya jamin semua berjalan dengan baik dan aspirasi diperhatikan
dengan baik," sambungnya.
Sebanyak 33 kepala keluarga yang
mendiami rumah dinas di Komplek Direktorat Zeni Angkatan Darat, Jalan Slamet
Riyadi, Matraman, Jakarta Timur menolak pengosongan rumah. Mereka menuntut
diberikan izin tinggal untuk selamanya.
Donald menjelaskan, rencana
pengosongan dimaksudkan untuk pembangunan tower prajurit aktif. Pihak TNI telah
melayangkan surat peringatan I kemarin (23/4). Dalam surat peringatan, pihak
Direktorat Zeni AD meminta warga mengosongkan rumah dengan tenggat waktu 14 Mei
2013. Lebih lanjut Donald mengatakan ke 33 kepala keluarga tersebut jika menolak
pengosongan maka akan dilakukan pengusiran secara paksa. "Padahal sesuai
jadwal harusnya 29 Mei 2013," tutur Donald.
Para purna yang bertempat tinggal
di kompleks tersebut mengingankan agar tetap menghuni rumah yang kini mereka
diami. Mereka berpegangan pada pernyataan Kepala Staf TNI Angkatan Darat KSAD
Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo yang mengatakan anggota purna TNI sebelum
tahun 2010 tetap diizinkan menempati rumah dinas hingga meninggal dunia. Selain
itu di dalam kompleks tersebut masih terdapat 5 perwira aktif dengan pangkat
Brigjen dan Mayor. "Tuntutan kami agar kami diizinkan untuk tetap tinggal
dirumah dinas sesuai dengan perkataan pak Pramono Edhie," tegas Donald. Sumber : www.detik.com