Jakarta, Panglima TNI
Laksamana TNI Agus Suhartono meminta seluruh matra TNI meningkatkan kemampuan
prediktif dan antisipatif dalam menghadapi arus informasi dan globalisasi.
Segala sumber daya, juga harus dimanfaatkan untuk memaksimalkan kemampuan
militer asebagai pertahanan negara.
"Dalam
menghadapi situasi ke sekarang ini dan ancaman ke depan, maka TNI harus dapat
dapat meningkatkan pemikiran prediktif, langkah antisipatif," demikian
amanat Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono yang dibacakan Asisten
Logistik Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Aslog KSAU), Marsda TNI Ida Bagus Anom di Mabes TNI AU, Jakarta, akhir
pekan lalu.
Ia mengatakan mengembangkan
pemikirian prediktif dan antisipatif bisa diformulasikan secara konstruktif.
Langkah ini, sekaligus mengembangkan kesiapsiagaan kesatuan serta menjaga
citra TNI.
"Kepada seluruh
unsur pimpinan di jajaran TNI agar benar-benar mampu memberdayakan segala potensi dan membaca perkembangan situasi
dari masing-masing kesatuan berikut dengan segala permasalahan yang dihadapi,
sehingga TNI dapat meningkatkan pemikiran prediktif, langkah antisipatif, dan
upaya konstruktif dalam menjaga citra TNI, serta meningkatkan kesiapsiagaan
kesatuan," tegas Panglima TNI.
Pada konteks pembangunan,
Agus mengatakan, TNI telah memasuki periode triwulan kedua tahun anggaran
2013. Setiap unit kerja TNI telah dapat melaksanakan evaluasi awal triwulan
pertama. Melalui evaluasi tersebut, lanjut Agus, TNI dapat menganalisa guna
mengoptimalkan setiap potensi dan kekuatan yang dimiliki.
Sementara, tugas TNI
sendiri akan menyesuaikan dinamika ancaman terhadap negara. Untuk itu, kata
Agus, personil TNI dituntut mengerahkan segala kapasitas, kapabilitas, dan
intelektualitas.
Pembinaan Mental
Apalagi tuntutan itu
dikaitkan dengan beberapa kejadian yang melibatkan personel TNI secara
langsung, belum lama ini. Seperti penyerangan personel TNI di Papua, kasus
penyerangan Polres OKU, serta penyerangan LP di Cebongan. "Hal itu perlu
menjadi evaluasi tersendiri untuk
dicermati," kata Panglima TNI.
Sementara itu. KSAU
Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia mengatakan pembinaan mental terhadap prajurit
TNI tetap diintensifkan. Mental merupakan landasan moral sehingga menjadi pondasi
prajurit untuk melakukan tindakan.
"Prajurit TNI
dalam setiap tindakannya senantiasa dilandasi moral, semangat dan kesadaran
yang tinggi serta diarahkan untuk membentuk insan prajurit yang bertumpu pada
jati dirinya dan dibina secara selaras dan seimbang antara mental, fisik dan
intelektual," kata Dunia.
Di
sisi lain, lanjut KSAU, pembinaan mental prajurit menjadi tantangan tersendiri
dan sangat berat. Pasalnya, pembina mental ini berkorelasi pada mengubah pola
pikir, sikap dan pola tindak terhadap kebiasaan prajurit. (Feber S),
Sumber Koran: Suara Karya (22 April
2013/Senin, Hal. 04)