Senin, 22 April 2013

PERTAHANAN NEGARA_Kembangkan Analisis Prediktif-Antisipatif

Jakarta,   Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono meminta seluruh matra TNI meningkatkan kemampuan prediktif dan antisipatif dalam meng­hadapi arus informasi dan globalisasi. Segala sumber daya, juga harus dimanfaat­kan untuk memaksimalkan kemampuan militer asebagai pertahanan negara.

"Dalam menghadapi situ­asi ke sekarang ini dan an­caman ke depan, maka TNI harus dapat dapat mening­katkan pemikiran prediktif, langkah antisipatif," demiki­an amanat Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhar­tono yang dibacakan Asisten Logistik Kepala Staf TNI Ang­katan Udara (Aslog KSAU), Marsda TNI Ida Bagus Anom di Mabes TNI AU, Jakarta, akhir pekan lalu.

Ia mengatakan mengembangkan pemikirian prediktif dan antisipatif bisa diformu­lasikan secara konstruktif. Langkah ini, sekaligus me­ngembangkan kesiapsiagaan kesatuan serta menjaga citra TNI.

"Kepada seluruh unsur pimpinan di jajaran TNI agar benar-benar mampu memberdayakan segala potensi dan membaca perkembangan si­tuasi dari masing-masing ke­satuan berikut dengan segala permasalahan yang dihadapi, sehingga TNI dapat mening­katkan pemikiran prediktif, langkah antisipatif, dan upa­ya konstruktif dalam menja­ga citra TNI, serta meningkat­kan kesiapsiagaan kesatuan," tegas Panglima TNI.

Pada konteks pemba­ngunan, Agus mengatakan, TNI telah memasuki periode triwulan kedua tahun ang­garan 2013. Setiap unit kerja TNI telah dapat melaksana­kan evaluasi awal triwulan pertama. Melalui evaluasi ter­sebut, lanjut Agus, TNI dapat menganalisa guna mengopti­malkan setiap potensi dan kekuatan yang dimiliki.

Sementara, tugas TNI sendiri akan menyesuaikan dinamika ancaman terhadap negara. Untuk itu, kata Agus, personil TNI dituntut mengerahkan segala kapa­sitas, kapabilitas, dan inte­lektualitas.

Pembinaan Mental
Apalagi tuntutan itu di­kaitkan dengan beberapa ke­jadian yang melibatkan personel TNI secara langsung, belum lama ini. Seperti pe­nyerangan personel TNI di Papua, kasus penyerangan Polres OKU, serta penye­rangan LP di Cebongan. "Hal itu perlu menjadi evaluasi tersendiri untuk dicermati," kata Panglima TNI.

Sementara itu. KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Pu­tu Dunia mengatakan pem­binaan mental terhadap pra­jurit TNI tetap diintensifkan. Mental merupakan landasan moral sehingga menjadi pondasi prajurit untuk melaku­kan tindakan.

"Prajurit TNI dalam setiap tindakannya senantiasa di­landasi moral, semangat dan kesadaran yang tinggi serta diarahkan untuk membentuk insan prajurit yang bertumpu pada jati dirinya dan dibina secara selaras dan seimbang antara mental, fisik dan intelektual," kata Dunia.

Di sisi lain, lanjut KSAU, pembinaan mental prajurit menjadi tantangan tersendiri dan sangat berat. Pasalnya, pembina mental ini berko­relasi pada mengubah pola pikir, sikap dan pola tindak terhadap kebiasaan prajurit. (Feber S), Sumber Koran: Suara Karya (22 April 2013/Senin, Hal. 04)