Selasa, 30 April 2013 | 05:18 WIB
MUSI RAWAS, KOMPAS.com — Pasukan
TNI, belum diketahui kesatuannya, terpantau mulai diturunkan ke lokasi bentrok
di Kecamatan Rupit, Musi Rawas, Sumatera Selatan, Selasa (30/4/2013) dini hari.
Bentrok berawal dari unjuk rasa menuntut pemekaran Musi Rawas Utara,
menyebabkan sedikitnya empat warga tewas dan belasan lainnya terluka karena
kena tembak.
Bentrok dan korban berjatuhan
setelah polisi melakukan pembubaran paksa terhadap unjuk rasa yang dilakukan
dengan pemblokiran jalan lintas Sumatera (jalinsum), Senin (29/4/2013) malam.
Saat ini korban terus mengalir ke Rumah Sakit Sobirin, Lubuk Linggau, yang
butuh sekitar satu setengah jam perjalanan dari lokasi bentrok. Selain empat
warga tewas, korban luka rata-rata karena kena tembak di kaki dan tangan. Rumah
sakit pun dipadati keluarga korban.
Unjuk rasa pemekaran
Insiden ini merupakan kelanjutan
dari aksi unjuk rasa yang digelar sejak Senin (29/4/2013) siang. Dua kelompok
mendatangi DPRD Musi Rawas sekitar pukul 13.00 WIB, dan satu kelompok lain
memblokir jalinsum, tepatnya di Kilometer 72 di Kecamatan Rupit.
Massa ini menuntut pemekaran Musi
Rawas Utara segera direalisasikan. Aksi pemblokiran jalinsum dilakukan dengan
mendirikan tenda di tengah jalan. Mereka pun memblokir jalan dengan
melintangkan balok kayu serta membakar ban. Antrean panjang kendaraan pun tak
terhindarkan.
Berdasarkan informasi yang dapat
dihimpun sampai saat ini, pembubaran paksa aksi oleh polisi mulai dilakukan
pada pukul 21.30 WIB. Menyusul bentrok yang merembet sampai ke pembakaran
Mapolsek Rupit, dua kompi Batalyon A dan B Brimob Polda Sumatera Selatan telah
diberangkatkan ke lokasi sekitar pukul 23.00 WIB. Pasukan TNI yang belum
diketahui kesatuannya juga sudah terlihat diberangkatkan ke lokasi.
Akibat insiden tersebut,
setidaknya empat warga tewas. Mereka adalah Fadilah (40) dengan luka tembak di
rusuk, Son (35) dengan luka tembak di rusuk, Suharto (20) mengalami luka tembak
di kepala, dan Rinto (18) juga kena tembak. Hingga Selasa (30/4/2013) dini
hari, belasan korban luka tembak juga terus mengalir ke Rumah Sakit Sobirin di
Lubuk Linggau.