Jakarta, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, mengatakan, ada lima perwira
bintang tiga berpangkat letnan jenderal berpeluang untuk menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) untuk menggantikan KSAD Jenderal TNI
Pramono Edhie Wibowo yang memasuki masa pensiun pada Mei 2013.
"Ada lima (bintang tiga).
Semuanya berpeluang," kata Panglima TNI usai menghadiri apel bersama
Wanita TNI dan Polwan wilayah Garnisun I di Monumen Nasional (Monas), Jakarta,
kemarin.
Lima perwira bintang tiga di
jajaran TNI AD antara lain, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Letjen
TNI Budiman, Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat Letjen TNI Moeldoko,
Panglima Komando Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI M Munir,
Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Letjen Waris, serta Komandan Komando
Pendidikan dan Latihan Letjen Gatot Nurmantyo.
Panglima TNI mengaku, dirinya
tidak memiliki kewenangan untuk memilih KSAD yang baru, namun kewenangannya ada
di tangan presiden."Nanti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memutuskan untuk memilih KSAD yang baru,"
tuturnya.
Sementara itu, Anggota Komisi I
DPR RI, Susaningtyas Kertopati berpendapat ada tiga perwira bintang tiga yang
paling berpeluang menjadi KSAD, yakni Letjen TNI Moeldoko, Letjen TNI Gatot
Nurmantyo dan Letjen TNI M Munir.
"Moeldoko diketahui sebagai
Jenderal akademisi. Ini seimbang dengan KSAL yang Doktor cumlaude dan KSAU yang
juga orang pendidikan. Sedangkan Munir dan Gatot, keduanya lulusan terbaik
dan memiliki pengalaman yang mumpuni. Tapi semua kan tergantung presiden,"
katanya.
Susaningtyas berharap Kasad
mendatang harus piawai menjadikan prajurit memiliki kearifan lokal dan
kemahiran komunikasi antar budaya.
"Karena sekarang bukan
zamannya perang otot. Perang urat syaraf menuntut seseorang memiliki kemampuan
pikir yang tajam," kata politisi Partai Hanura ini.
Namun, dirinya berharap KSAD
mendatang harus piawai menjadikan prajurit memiliki kearifan lokal dan
kemahiran komunikasi antar budaya.
"Karena sekarang bukan zamannya perang otot. Perang urat syaraf menuntut seseorang memiliki kemampuan
pikir yang tajam," kata Nuning sapaan Susaningtyas.
KSAD juga dituntut mampu
melakukan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan meningkatkan
kesejahteraan prajurit. Selain itu hubungan antar institusi juga harus
dibenahi.
"Kemampuan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF) bukan hanya
alutsista saja yang dikembangkan, tapi juga kesejahteraan dan kemampuan serta
pendidikan SDM," tuturnya.
Sementara disinggung mengenai
kinerja Pramono, Nuning memandang bahwa Pramono tidak serta merta menyombongkan
diri sebagai keluarga istana. Walau keluarga istana beliau cukup memiliki
pendirian yang tegas dan tidak mentang-mentang sebagai keluarga istana,
ucapnya.
Meski dinilai cukup baik, namun wanita yang mendalami ilmu intelijen ini
memandang masih ada kekurangan pada era kepemimpinan Pramono, khususnya
menyikapi beberapa peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini, seperti masih
banyak terjadi friksi dengan institusi lain, khususnya Polri. (Ant), Sumber Koran: Suara Karya (23 April 2013/Selasa,
Hal. 04)