Kamis, 25 April 2013 | 15:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Komandan
Batalion Zeni Konstruksi 13, Letnan Kolonel Hari Darmica, meminta maaf atas
bentrokan yang terjadi di kantor Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di
Lenteng Agung. “Saya minta maaf kepada kader PDIP atas kelakuan anak buah saya
yang mengganggu ketenangan,” kata Hari kepada Tempo di kantornya, Rabu, 24
April 2013.
Namun, Hari menegaskan bentrokan
yang terjadi Sabtu lalu itu bukanlah penyerangan ke kantor partai. “Itu hanya
kesalahpahaman anggota,” kata Hari. Dia juga menegaskan akan menindak tegas
pelaku-pelakunya.
Pada Sabtu malam, 20 April 2013
lalu, sekitar pukul 19.35 WIB, seorang anggota Zikon 13, Prajurit Dua Puguh,
yang akan mengisi bensin di stasiun pengisian bahan bakar umum Lenteng Agung,
ditabrak pengendara sepeda motor dari belakang. “Puguh jatuh, marah-marah, lalu
cekcok,” kata Hari.
Karena keributan itu, warga di
sekitar SPBU pun berdatangan. Beberapa membela penabrak Puguh, beberapa membela
Puguh. Di antara warga, ada satu orang yang ngotot. “Dia bilang sama Puguh,
'Kalau kamu enggak terima, ingat muka saya',” kata Hari, menirukan pengakuan
Puguh.
Merasa ditantang, Puguh pun
mengatakan dia seorang aparat. Namun, warga tadi, yang belakangan diketahui
sebagai pegawai klinik kantor PDIP bernama Supriyatna, berkata, “Tidak ada
aparat-aparatan di sini. Saya security di sini.”
Percekcokan pun berlanjut. Di
tengah keributan itu, Puguh menelepon temannya, Prajurit Satu Erwin. “Bang,
saya mau dikeroyok,” kata Puguh kepada Erwin. Puguh pun memberi tahu dia sedang
berada di SPBU Lenteng Agung.
Pada saat Erwin menghubungi
teman-temannya, Puguh dan penabrak sebenarnya sudah berdamai. Penabrak bersedia
mengganti kerusakan sepeda motor Puguh. Saat keduanya menuju bengkel, Erwin
bersama delapan orang tentara tiba di SPBU Lenteng Agung. Sesampainya di sana,
Erwin menghubungi Puguh dan meminta dia menunjukkan orang yang telah menantang
Puguh. Puguh pun menunjuk Supriyatna, yang langsung berlari ke kantor PDIP.
Teman-teman Puguh pun mengejar Supriyatna ke sana. Bentrokan pun tak
terelakkan.