Minggu, 03 Maret
2013 | 09:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -
Pengamat politik Gun Gun Heriyanto mengatakan, Ketua Majelis Tinggi Partai
Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono akan sangat teliti memilih figur ketua umum
pengganti Anas Urbaningrum. Menurut dia, SBY sudah mengisyaratkan beberapa
kriteria yang lekat dengan figur militer. "Saya kira salah satu kriteria
figur ketua umum itu, SBY pasti akan mencari seorang figur yang berpengalaman
dalam manajemen konflik, melihat kondisi Partai Demokrat sekarang ini yang
sedang krisis," kata Gun Heriyanto, Sabtu, 2 Maret 2013.
Di samping kriteria
itu, kata dia, SBY juga akan memperhatikan bahwa figur tersebut tidak lekat
dengan Kongres Demokrat 2010 lalu atau bukan kandidat pesaing Anas. Tujuannya
agar menghindari klaim pembenaran atas pernyataan Anas bahwa dia adalah ketua
umum yang tidak diharapkan lahir. "SBY tentu tidak ingin pernyataan Anas
tersebut semakin terkonfirmasi," kata dia.
Kriteria
berikutnya, Gun Heriyanto berujar, SBY akan memilih figur yang tidak pekat
dengan faksionalisme di internal Demokrat. Sebab, SBY pasti sadar bahwa
internal Demokrat terbelah setelah Anas menanggalkan baju Demokratnya.
"Dengan pertimbangan demikian, SBY akan memilih figur di luar Partai
Demokrat."
Anas mundur dari
jabatan ketua umum setelah KPK menetapkannya sebagai tersangka kasus korupsi
terkait dengan proyek Hambalang dan proyek lain. Setelah Anas mundur, Majelis
Tinggi sebagai lembaga tertinggi Demokrat belum menunjuk pelaksana tugas
pengganti Anas.
Anggota Majelis Tinggi
Partai Demokrat, Johny Allen Marbun, mengatakan, SBY menegaskan bahwa pengganti
Anas bukanlah Edie Baskoro Yoduhoyono ataupun istrinya, Ani Yudhoyono.
Anggota Majelis
Tinggi lainnya, Amir Syamsudin, mengatakan, calon ketua umum partai tersebut
haruslah menggunakan seratus persen waktunya untuk mengurus partai, sehingga
dipastikan bukan orang yang rangkap jabatan.
Menurut Gun
Heriyanto, dari berbagai kriteria yang disampaikan anggota Majelis Tinggi
tersebut, kuat mengarah kepada figur militer. Dia menduga figur tersebut adalah
Pramono Edhie Wibowo. Kepala Satuan Angkatan Darat ini akan pensiun pada Mei
nanti. "Jika itu benar, masa pelaksana tugas akan diperpanjang," kata
Gun Heriyanto.
Dia mengatakan,
karena Pramono Edhie bukan kader Demokrat, SBY akan menciptakan pra-kondisi
sebagai ajang sosialisasi untuk menghindari penolakan di internal. Seperti
mengumpulkan pengurus DPD Demokrat di Cikeas, Sabtu malam. "Jadi
bermufakat dulu, baru digelar musyawarah."
Ihwal pengisian
daftar calon legislator untuk kepentingan pemilihan umum, dia mengatakan, tetap
dapat diteken oleh Majelis Tinggi sebab tidak bertentangan dengan AD/ART
Demokrat. Jadi kongres luar biasa tidak perlu berpatokan kepada pengajuan
daftar caleg yang berakhir pada 9 April. Tetapi KLB digelar setelah Pramono
Edhie pensiun.