Rabu, 13/03/2013 15:09 WIB
Jakarta - Keluarga Fatir, bayi
berusia satu tahun yang tewas terkena terkena peluru nyasar di Makassar,
Sulawesi Selatan, mendatangi Komnas Perlindungan Anak. Mereka meminta
pendampingan karena ada dugaan peluru itu berasal dari markas TNI.
Orang tua Fatir, Nur Hikmah (24)
dan Fikar Munandar (23), mendatangi Komnas PA, Jl TB Simatupang, Jaksel,
sekitar pukul 10.00 WIB, Rabu (13/3/2013). Mereka ditemui langsung oleh ketua
Komnas PA Arist Merdeka Sirait. "Saya ke Komnas Anak untuk meminta
pendampingan sekaligus bantuan agar kasus anak saya cepat selesai karena ini
kasusnya besar," kata Nur Hikmah.
Nur Hikmah meminta agar kasus ini
ditangani oleh Polda Sulsel, bukan oleh Polsek Mamajang seperti yang saat ini
berjalan. Wanita muda ini meyakini pelakunya bukan sembarangan karena proyektil
peluru itu bukan berasal dari senjata rakitan, tapi pistol pabrikan.
"Itu peluru 30 mm, cuman
itu. Mudah-mudahan dari polisi Makassar cepat tangkap pelakunya, supaya nggak
ada lagi Fatir selanjutnya," jelasnya.
Sang ayah, Fikar Munandar,
mengungkapkan ada markas TNI di samping rumah yang berjarak sekitar 10 meter.
Indikasi ini yang menjadi kecurigaan awal pihak keluarga. "Besar
markasnya. Habis kejadian waktu itu ada tentara datang cek ke rumah saya, tapi
saya nggak berani simpulkan apa-apa. Saya serahkan semua ke polisi,"
ungkapnya.
Arist Merdeka Sirait pun menduga
peluru itu berasal dari TNI. Namun dia berharap pada kepolisian untuk bekerja.
"Saya mengirim surat ke Polda Makassar supaya cepat diambil alih agar
kasusnya segera selesai dan pelakunya tertangkap," imbuh Arist.
Fatir terkena peluru nyasar pada
1 Februari lalu. Bayi yang berulangtahun pada 24 Januari ini terkena peluru
nyasar yang menembus seng dan plafon saat sedang bermain-main di kamar
orangtuanya di Jalan Baji Gau No 3F, Makassar, pada pukul 20.00 Wita.
Pada Senin (18/2/2013), tim
dokter spesialis bedah saraf RS Wahidin berhasil mengangkat proyektor yang
bersarang di kepala putra ketiga pasangan Fikar Munandar (23) dan Nurhikmah
(24) ini.
Sebelum dan sesudah dioperasi,
kondisi Fatir memang sudah kritis. Sebelum dirawat di RS Wahidin, Fatir sempat
dilarikan ke RS Haji dan RS Bhayangkara yang lokasinya berdekatan dengan rumah
orang tuanya. Hingga berita ini diturunkan pihak TNI belum memberikan
keterangan. Sumber : www.detiknews.com