Tribunnews.com - Kamis, 7 Maret 2013 13:56 WIB
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG REDEB – Konflik bersenjata antara
Kesultanan Sulu dan tentara Malaysia masih berlangsung hingga saat ini. Kondisi
ini tentu harus diwaspadai, terutama bagi masyarakat di Kabupaten Berau.
Mengingat wilayah paling utara Kaltim ini berbatasan
langsung dengan Sabah, Malaysia dan berdekatan dengan Filipina. Terutama di
pulau-pulau terluarnya, seperti Pulau Maratua misalnya. Pulau ini kerap
‘disinggahi’ oleh para nelayan asal Filipina yang terbawa gelombang dan masuk
ke wilayah Kabupaten Berau.
Informasi yang diperoleh Tribun Kaltim (Tribunnews Network)
dari narasumber yang kompeten dan dapat dipercaya, menyebutkan adanya aktivitas
gerilyawan yang memasuki wilayah Indonesia melalui Pulau Maratua. "Ada informasi, ada gerilyawan yang masuk ke Pulau
Maratua," kata sumber yang tidak ingin disebutkan namanya. Namun,
informasi tersebut dibantah secara tegas oleh Komandan Kodim 0902/TRD, Tanjung
Redeb, Letkol Inf Henri Sembiring.
"Sampai saat ini, saya belum menerima informasi ada
gerilyawan atau tentara Kesultanan Sulu yang masuk wilayah Indonesia,"
kata Henri kepada Tribun Kaltim, Kamis (7/3/2013). "Memang di Sabah, dari informasi yang berkembang di
media cetak dan elektronik, situasinya sedang memanas. Ada perseteruan antara
kepolisian Diraja Malaysia dengan tentara Kesultanan Sulu," imbuhnya.
Henri mengaku terus mengikuti perkembangan konflik tersebut
melalui media. "Kita juga sudah melihat di televisi, Warga Negara
Indonesia (WNI) yang di Sabah, sudah eksodus ke wilayah Indonesia melalui
Nunukan dan Sebatik," tuturnya.
Meski belum ada laporan pihak-pihak yang bertikai memasuki
batas wilayah Indonesia, khususnya di wilayah Kabupaten Berau, Dandim
mengatakan konflik ini perlu diwaspadai. "Ini perlu disikapi, saya selaku Komandan Kodim, dan di
wilayah Kodim ini ada pulau terluar dan berbatasan langsung, tidak menutup
kemungkinan ada eksodus yang mendarat ke sana (Pulau Maratua). Ini perlu kita
antisipasi," kata Henri.
Senada disampaikan Kepala Penerangan Kodam, Kodam (Kapendam)
VI Mulawarman Kolonel Infanteri Legowo. "Kunjungan Pangdam hanya kunjungan
kerja saja, tidak ada kaitannya dengan itu (konflik)," ujarnya dari balik
telepon.
Diungkapkan Legowo, TNI meningkatkan kewaspadaan dan
penjagaan di perbatasan Indonesia-Malaysia, khususnya di wilayah Nunukan,
termasuk Pulau Sebatik yang juga berbatasan langsung dengan negara bagian
Sabah, Malaysia Timur.
"Kami menyiagakan 650 pasukan yang ditempatkan di 29
pos perbatasan dan menempatkan intelijen di sana," katanya lagi. Menurut
Legowo, satu batalion infantri dari Kostrad tersebut disebar di perbatasan
sepanjang 800 km dari Nunukan hingga Kutai Barat. Sumber: www.tribunnews.com