Penulis : Dian Maharani | Minggu, 10 Maret 2013 | 16:30 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wakil Presiden M Jusuf Kalla
alias JK menilai pertikaian Polisi dan TNI di Sumatera Selatan disebabkan oleh
beberapa hal. Dia berpendapat, TNI perlu memperbanyak kegiatan untuk
menghindari aksi yang berlebihan seperti pembakaran Polres Ogan Komering Ulu.
"Kalau terlalu lama tidak ada kegiatan, bisa
menimbulkan ekses-ekses yang berlebihan. Karena itu mungkin ada operasi
kesosialan, kemanusiaan, civic mission, sehingga ada interaksi sosial yang
lebih baik," kata Kalla di Kompleks Parlemen Senayan, Minggu (10/3/2013).
JK tak melihat insiden tersebut terkait dengan masalah kesejahteraan antara TNI
dan Polri.
Menurut JK, yang ada adalah masalah ketidakdisiplinan baik
TNI maupun Polri. Politisi senior Partai Golkar ini mengatakan, atasan perlu
memberi contoh baik pada bawahan. "Mungkin ada kurang disiplin, kurang
kepercayaan, ada indikasi atasan perlu contoh lebih baik ke bawah, supaya tetap
disiplin, agar bagus," katanya.
Sebelumnya, Markas Polres Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera
Selatan dibakar puluhan anggota TNI dari batalyon Armed 15 Martapura, Kamis
(7/3/2013) sekitar pukul 07.30. Massa juga merusak mobil polisi, dua Pos Polisi
dan Sub Sektor setempat. Sekitar 90 anggota TNI itu datang dengan sepeda motor
dan truk. Mereka juga datang membawa sungkur yang melukai empat anggota kepolisian
dan satu warga sipil.
Menurut kepolisian, mereka awalnya ingin mempertanyakan
kasus tewasnya anggota TNI Januari lalu yang ditembak petugas lalu lintas
Polres OKU. Namun, mereka diduga kecewa hingga akhirnya membakar gedung Polres
dan mobil kepolisian. Untuk diketahui, pada akhir Januari lalu anggota TNI
Pratu Heru tewas ditembak petugas lalu lintas Polres OKU Brigadir Polisi
Bintara Wijaya.
Wijaya saat itu mengaku ingin menghentikan Heru yang
dianggap melakukan pelanggaran lalu lintas. Namun, Heru tak menghiraukan dan
tetap melanjutkan perjalanan. Wijaya pun mengejar Heru hingga melepaskan
tembakan yang menewaskan anggota TNI itu. Wijaya saat ini telah menjalani
proses hukumnya dan telah mendekam di Polda Sumatera Selatan. Sejak saat itu
hubungan aparat TNI dan Polisi di Sumsel sempat memanas. Sumber: www.kompas.com