Rabu, 20 Maret 2013

Calon Internal Tak Jamin Soliditas



Jakarta, Salah satu syarat menjadi calon ketua umum Partai Demokrat adalah kader, anggota, atau minimal memi­liki kartu tanda anggota (KTA). Namun, syarat pengganti Anas Urbaningrum, yang berhenti sebagai ketua umum karena menjadi tersangka, yang mengharuskan dari internal tidak menjamin lahirnya soliditas di Partai Demokrat.

Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR Ruhut Sitompul mengatakan, memilih ketua umum dari kalangan anggota atau kader tidak akan menye­lesaikan problem perpecahan. Oleh karena itu, ia mengusul­kan calon ketua umum sebaik­nya bukan dari kalangan inter­nal Partai Demokrat.

"Kalau dari dalam yang ter­jadi kubu A, B, dan C. Kalau orang luar bisa jadi perekat ke­napa tidak?" kata Ruhut di Ja­karta, Senin (18/3). Ia mengusul­kan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Pramono Edhi Wibowo yang tidak lama lagi akan pensiun dipilih sebagai ketua umum Partai Demokrat.

Forum tidak perlu mengaju­kan Pramono sebagai calon ke­tua umum dalam kongres nanti. Menurutnya, seluruh pengurus daerah dan cabang harus ter­lebih dahulu dipastikan menyetujui Pramono sebagai ketua umum secara aklamasi. Setelah itu, Partai Demokrat meminta kesediaan Pramono mengganti­kan Anas.

Secara terpisah, Ketua DPP Partai Demokrat I Gde Pasek Suardika mengatakan, calon ketua umum dari anggota atau kader tidak akan menghasilkan konsolidasi partai menjelang Pemilu 2014. Ia mengatakan, hasil kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010 melahirkan sejumlah faksi yang hingga kini belum dapat bersatu.

Oleh karena itu, Gde meng­usulkan pengurus daerah dan cabang dalam kongres luar biasa nanti sebaiknya meminta ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memimpin langsung par­tai "Sebaiknya SBY menjadi ketua umum Partai Demokrat," katanya.

Gde . mengatakan, Partai Demokrat perlu kembali me­nerapkan AD/ART tahun 2005 untuk mengembalikan kepe­mimpinan terpusat. Menurut­nya, kepemimpinan terpusat yang dipegang langsung oleh figur Yudhoyono bisa menjadi perekat bagi para kader untuk menghadapi Pemilu 2014.

"Itu akan lebih baik karena AD/ART tahun 2010 hasil kong­res Bandung masih terjadi faksi-faksi," ujarnya.

Oleh karena itu, dirinya meragukan konsolidasi Partai Demokrat akan tercapai jika kongres luar biasa tetap memi­lih anggota atau kader sebagai pengganti Anas dalam kongres luar biasa nanti. (Ruhut Ambarita), Sumber Koran: Sinar Harapan (19 Maret 2013/Selasa, Hal. 02)