Jakarta, Salah satu syarat menjadi calon
ketua umum Partai Demokrat adalah kader, anggota, atau minimal memiliki kartu
tanda anggota (KTA). Namun, syarat pengganti Anas Urbaningrum, yang berhenti
sebagai ketua umum karena menjadi tersangka, yang mengharuskan dari internal
tidak menjamin lahirnya soliditas di Partai Demokrat.
Anggota Fraksi
Partai Demokrat DPR Ruhut Sitompul mengatakan, memilih ketua umum dari kalangan
anggota atau kader tidak akan menyelesaikan problem perpecahan. Oleh karena
itu, ia mengusulkan calon ketua umum sebaiknya bukan dari kalangan internal
Partai Demokrat.
"Kalau
dari dalam yang terjadi kubu A, B, dan C. Kalau orang luar bisa jadi perekat
kenapa tidak?" kata Ruhut di Jakarta, Senin (18/3). Ia mengusulkan
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Pramono Edhi Wibowo yang tidak lama lagi
akan pensiun dipilih sebagai ketua umum Partai Demokrat.
Forum tidak
perlu mengajukan Pramono sebagai calon ketua umum dalam kongres nanti.
Menurutnya, seluruh pengurus daerah dan cabang harus terlebih dahulu
dipastikan menyetujui Pramono sebagai ketua umum secara aklamasi. Setelah itu,
Partai Demokrat meminta kesediaan Pramono menggantikan Anas.
Secara terpisah,
Ketua DPP Partai Demokrat I Gde Pasek Suardika mengatakan, calon ketua umum
dari anggota atau kader tidak akan menghasilkan konsolidasi partai menjelang
Pemilu 2014. Ia mengatakan, hasil kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010
melahirkan sejumlah faksi yang hingga kini belum dapat bersatu.
Oleh karena itu,
Gde mengusulkan pengurus daerah dan cabang dalam kongres luar biasa nanti
sebaiknya meminta ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) memimpin langsung partai "Sebaiknya SBY menjadi ketua umum Partai
Demokrat," katanya.
Gde .
mengatakan, Partai Demokrat perlu kembali menerapkan AD/ART tahun 2005 untuk
mengembalikan kepemimpinan terpusat. Menurutnya, kepemimpinan terpusat yang
dipegang langsung oleh figur Yudhoyono bisa menjadi perekat bagi para kader
untuk menghadapi Pemilu 2014.
"Itu akan
lebih baik karena AD/ART tahun 2010 hasil kongres Bandung masih terjadi faksi-faksi,"
ujarnya.
Oleh karena itu,
dirinya meragukan konsolidasi Partai Demokrat akan tercapai jika kongres luar
biasa tetap memilih anggota atau kader sebagai pengganti Anas dalam kongres
luar biasa nanti. (Ruhut Ambarita), Sumber Koran: Sinar Harapan (19 Maret
2013/Selasa, Hal. 02)