Jakarta, Majelis
Tinggi Partai Demokrat memutuskan menggelar kongres luar biasa (KLB) untuk
mengisi kekosongan kursi ketua umum sepeninggal Anas Urbaningrum. Sejumlah nama
yang digadang-gadang akan bersaing dalam KLB yang rencananya digelar akhir
Maret ini mulai mencuat.
Wasekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengatakan,
banyak nama yang layak dari internal maupun luar Demokrat untuk diusung menjadi
ketum. Namun, secara pribadi ia menjagokan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan
dan Kepala Staf Angkatan Darat Pramono Edhie Wibowo.
"Saya inginnya Gita Wirjawan, muda bersih dan
cukup concern atas masalah kebangsaan," ujar Ramadhan di Kompleks Parlemen
Senayan Jakarta, Senin (11/3). Sosok Gita, menurut Ramadhan, cukup diterima di
kalangan petinggi Cikeas.
Gita dianggap memiliki jejak rekam yang sangat
bagus dan dipandang mampu menjalankan roda organisasi dengan baik. Selain itu,
Partai Demokrat saat ini membutuhkan pemimpin yang .memiliki integritas,
bersih, dan tegas.
Ramadhan juga menyebut nama Pramono Edhie sebagai
sosok yang pantas dicalonkan. Ini lantaran kesederhanaan serta kemampuan
komunikasi dengan rakyat yang dimiliki Pramono. Meskipun begitu, Pramono masih
terikat jabatan sebagai KSAD hingga Mei 2013 nanti.
Ramadhan mengungkapkan, dari internal Demokrat,
nama Marzuki Alie masih menjadi pilihan teratas. Menurut dia, Marzuki terbilang
tegas dan bagus kinerjanya.
Posisi ketua DPR yang diemban Marzuki bisa menjadi
penghalang. Posisi tersebut, lanjut dia, tidak mungkin ditinggal begitu saja
oleh Marzuki karena tanggung jawab sebagai pimpinan DPR tidak bisa dilepas
begitu saja.
Selain Marzuki Alie, sosok mantan ketum Demokrat
Hadi Utomo, menurut Ramadhan, juga mulai dimunculkan. Meski begitu, ia merasa
masa untuk Hadi Utomo sudah lewat.
Ketua DPP Demokrat Achsanul Qosasi mengatakan, Gita
sebenarnya bukan orang yang jauh dari Demokrat. "Gita Wirjawan sebenarnya
kader Demokrat. Kalau nggak salah dia memang kader Demokrat,"' kata
Achsanul.
Digelarnya KLB Partai Demokrat terkait erat dengan
dua hal. Yang pertama adalah berhentinya Anas Urbaningrum sebagai ketua umum
setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Selanjutnya adalah kebutuhan
mendesak Demokrat untuk menyerahkan daftar caleg sementara (DCS) ke KPU
paling lambat 9 April bulan depan. Pendaftaran ini, menurut undang-undang,
mesti diteken oleh ketua umum dan sekretaris jenderal.
Wasekjen Partai Demokrat Saan Mustopa yang dikenal
dekat dengan Anas juga melihat sejumlah nama yang potensial mengisi posisi
ketum. Di antaranya. Ketua DPD Aceh Mirwan Amir, Marzuki Alie, Direktur
Eksekutif DPP Partai Demokrat Toto Riyanto, dan Sekjen Demokrat Edhie Baskoro.
Saan mengiyakan, tak tertutup kemungkinan ada calon
eksternal yang akan bersaing akhir Maret nanti. Di antaranya Pramono Edhie dan
Menteri Kordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Djoko Suyanto.
Saan ikut disebut-sebut sebagai salah satu tokoh
dari kubu Anas yang akan diusung. Meskipun awalnya mengatakan tak berminat,
Saan menegaskan tak bisa menolak bila pengurus daerah di DPC dan DPD mendorong
dirinya. "Saya menunggu dari DPC dan DPD, kalau suara-suara DPD dan DPC
kami pertimbangkan," kata Saan.
Menangggapi nama-nama calon ketua umum yang muncul
belakangan, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua mengatakan, pengisi
jabatan ketua umum harusnya mereka yang sudah mengerti Demokrat secara utuh.
Menurut Max, sebaiknya calon ketua umum adalah kader yang sudah terbina selama
sepuluh tahun atau seumur dengan usia Demokrat. "Jangan baru kenakan
jaket biru terus mau menjadi pemimpin," kata Max.
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY), dikatakan Max juga mendukung calon ketua umum dari internal.
Mengutip SBY, Max mengatakan, sangat ironis jika Partai Demokrat yang disebut
partai kader masih mencari pemimpin yang non kader.
Hal senada disampaikan politikus senior Demokrat
yang juga menjabat ketua Badan Legislatif DPR Ignatius Mulyono. Ignatius
menutup kemungkinan calon ketua umum Demokrat diambil dari eksternal partai.
Ada dua kandidat kuat yang akan bersaing. Di
antaranya adalah Marzuki Alie dan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
(Menkop U KM) Syarief Hasan. "Kedua orang ini paling pantas. Nggak mungkin
eksternal," kata Ignatius. (c60/m akbarwijaya/esthi maharani, ed: fftriyan
zamzami), Sumber Koran: Republika (13 Maret 2013/Rabu, Hal. 03)