Selasa, 10
Desember 2013 | 10:42
Jakarta - Banyak
hal positif dari Indonesia yang menjadi modal kerja sama dengan Timor Leste.
Selain wilayah yang luas, alam yang kaya dan indah, serta penduduk yang banyak,
Indonesia juga memiliki kebudayaan tinggi dan etos kerja yang bagus.
"Kerja sama
kedua bangsa akan sangat membantu rakyat Timor Leste," kata mantan Uskup
Dili, Carlos Filipe Ximenes Belo dalam pertemuan nostalgia dengan para mantan
perwira TNI yang pernah bertugas di Timor Timur (Timtim) di Hotel Borobudur,
Jakarta, Senin (9/12).
Hadir pada
kesempatan itu, antara lain Letjen TNI (Pur) Kiki Syahnakri, mantan Panglima
Penguasa Darurat Militer Timtim pada September-November 1999 dan Pangdam IX
Udayana November 1999-November 2000, Mayjen TNI (Pur) Zacky Anwar Makarim,
mantan kepala BIA, pastor Markus Wanandi, dan mantan Dubes Keliling Lopez da
Cruz. Para purnawirawan TNI dan Uskup Belo tampak akrab saat beramah-tamah.
Dalam
sambutannya, Uskup Belo maupun para perwira sama-sama memohon maaf atas
kesalahan masa lalu. Timor Timur pernah menjadi bagian dari NKRI dengan menjadi
provinsi ke-27 pada tahun 1976-1999, sebelum memisahkan diri dan berganti nama
menjadi negara Timor Leste.
Para mantan
petinggi TNI menyatakan mereka tak bisa melupakan Timor Timur. Di antara
mereka, ada yang mendapatkan pasangan hidup saat bertugas di sana, serta
interaksi yang mendalam dengan warga selama 25 tahun tetap membekas hingga saat
ini.
Mereka juga
menyatakan semua yang dilakukan TNI di Timor Timur pada masa lalu semata-mata
hanya menjalankan tugas negara. Kalau ada aparat TNI yang bertindak kejam, itu
adalah oknum.
"Gara-gara
kata oknum itu, Uskup Belo sempat menyindir, oknum TNI kok banyak sekali,"
kata Kiki Syahnakri yang disambut tawa hadirin. Uskup Belo pun tampak tertawa
lebar.
Sedangkan Zacky
menyatakan posisi politik menentukan sikap bangsa. Waktu itu, katanya, TNI dan
warga yang prokemerdekaan Timor Timur berhadap-hadapan. "Sekarang semuanya
sudah lewat. Tinggal kenangan dan yang terpenting, kita bangun kehidupan
baru," ujar Zacky.
Belo yang saat
ini tinggal di Portugal mengaku Indonesia penting bagi Timor Leste. Bukan hanya
karena tetangga dekat dan sejarah masa lalu, banyak hal positif dari Indonesia
yang perlu dipelajari bangsa Timor Leste. Dia mengharapkan agar kedua bangsa
bisa meningkatkan kerja sama untuk kesejahteraan rakyat dan kebaikan dunia. (Penulis:
P-12/AB & Sumber:Suara Pembaruan)