Rabu, 18 Desember 2013, BANDUNG(Suara Karya): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan bahwa pemerintah terus mendorong berkembangnya industri pertahanan dalam negeri untuk menuju kemandirian industri pertahanan di Tanah Air.
Salah satu pemangku industri pertahanan, PT Dirgantara Indonesia (DI) pun di dorong tidak boleh hanya mengandalkan pesanan pesawat terbang dari pemerintah.
"Kedepan kami ingin terus mendorong industri pertahanan dalam negeri. Industri pertahanan harus memiliki inisiatif untuk berkembang tanpa tergantung kepada instansi-instansi pemerintah. PT DI harus dapat lakukan itu, sehingga tidak selamanya tergantung dari pemerintah," kata Menhan, dalam acara serah terima pesawat di Kawasan Produksi II PT DI, Bandung, Selasa (17/12).
Ditegaskan Menhan, untuk mendukung perkembangan industri pertahanan nasional, sejak 2010 pemerintah sudah membentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP).
Berkat dorongan KKIP, dalam empat sampai lima tahun belakangan, industri pertahanan dinilai berkembang cukup baik. Bahkan, salah satu maskapai penerbangan internasional disebut-sebut sudah memesan sejumlah pesawat di PT DI untuk tujuan komersial.
Dengan demikian, Menhan meminta PT DI untuk terus memperluas pangsa pasar dengan tidak hanya berkutat pada pesanan pesawat dari dalam negeri. Selama ini, BUMN Strategis itu lebih banyak memenuhi kebutuhan Kemenhan untuk tiga angkatan dan Polri.
Menurut Purnomo, langkah itu perlu dilakukan guna kemandirian perseroan. Kemenhan sendiri tetap mengandalkan perusahaan dalam negeri dalam pembangunan industri pertahanan. Dia optimis PT DI dapat menjawab tantangan tersebut mengingat pasar terbuka lebar.
Dikesempatan ini, Dirut PT DI, Budi Santoso menyatakan kesiapan jajarannya menangkap peluang yang ada. Dia menyebut pihaknya tengah menunggu pinangan Filipina atas pesawat NC-212 pada akhir tahun ini.
Tiga negara ASEAN lainnya juga sudah memberikan lampu hijau. Malaysia, Brunei, dan Thailand sudah menyampaikan minat mereka memiliki CN-235 terutama untuk versi patroli maritim.
Ditambahkan, pihaknya pun menggarap sisi pesawat komersial. Sebagai pemikatnya, PT DI mengembangan pesawat sayap tetap berkapasitas 19 penumpang yakni N-219.
Pesawat baling-baling itu diproyeksikan terbang perdana 2015 dan setahun berikutnya diproduksi.
"Pesanan sudah datang dari Lion Air, bisa mencapai 100 unit dan dari Nusantara Buana Air sebanyak 30 unit. Kami pun sadar pasar terbesar tetap dari sipil, karena itu N-219 terus kami kembangkan," katanya.
Dirut PT DI, Budi Santoso mengakui, selain mendapatkan bantuan modal, PTDI juga mendapatkan pesanan pembuatan pesawat cukup banyak dari pemerintah. "Kami harap semakin banyak pesawat buatan dalam negeri yang terbang di angkasa Indonesia," kata Budi.
Menurut Budi, dengan diserahkannya seluruh pesawat kepada tiga institusi yakni TNI, Kepolisian dan Basarnas merupakan sesuatu hal yang membanggakan. Di satu sisi menunjukkan komitmen PT DI untuk dapat memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista), di sisi lain instansi pemerintah sudah mulai memakai produk PT DI.
Bersamaan dengan itu, PT DI melakukan serah terima 3 pesawat CN 295 dan 6 Helikopter Bell 412 EP dari PT. Dirgantara Indonesia (PTDI) kepada Kementerian Pertahanan RI. Pesawat CN 295 akan digunakan untuk penunjang misi militer, pengiriman logistik, serta misi kemanusiaan, menggantikan pesawat Fokker F-27 yang telah usang. Sedangkan untuk enam Helikopter Serbu Bell 412 EP akan dioperasikan jajaran TNI AD.
Pada kesempatan yang sama juga diserahkan satu unit Helikopter Bell 412 EP kepada Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan dua unit Helikopter AS365 N3-Dauphin kepada Badan SAR Nasional (Basarnas).
Turut hadir dalam acara tersebut Panglima TNI Moeldoko, Kapolri Jenderal Polisi Sutarman, Kabasarnas Letjen TNI (Mar) Alfan Baharrudin, Irjen TNI Letjen TNI Geerhan Lantara, Waksau Marsdya TNI Sunaryo, Aslog TNI Mayjen TNI Joko Sri Widodo, Dirjen Kuathan Laksda TNI Agus Purwoto, Dirjen Renhan Marsda TNI FX. Bambang S, Aslog TNI AU Marsda TNI Ida Bagus Anom, Danpuspenerbad Brigjen TNI Moch Afifuddin dan Wakapuspen TNI Brigjen TNI Suratmo (HAN), serta para pejabat di jajaran TNI dan Polri. (Rully)