Kamis, 19 Desember 2013

DPU Kab. Sumedang Akan Mengkaji Pembuatan Jembatan Bailey

Rabu, 18/12/2013 - 20:06, SUMEDANG, (PRLM).-Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kab. Sumedang akan mengkaji kemungkinan membuat jembatan bailey (jembatan darurat) yang biasa dipakai dan dimiliki TNI Zipur (Zeni Tempur).

Pembuatan jembatan bailey tersebut, dinilai sangat efektif dan efisien jika dipakai penanggulangan darurat mengganti sementara jembatan yang roboh akibat bencana alam. Penggunaannya hanya bersifat sementara sampai jembatan roboh itu dibangun kembali dengan jembatan permanen.

“Kalau sudah dibangun jembatan permanen, jembatan bailey bisa dibongkar lagi. Jika ada jembatan roboh di lokasi lainnya, bisa dipasang lagi. Jembatan bailey bentuknya knock down atau bisa dibongkar pasang sehingga efektif dipakai dalam kondisi darurat bencana,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kab. Sumedang, Dr. Ir. Sujatmoko di Gedung Negara Pemkab Sumedang, Rabu (18/12/2013).

Menurut dia, penggunaan jembatan bailey memang sangat cocok dipakai untuk mengganti sementara jembatan yang roboh akibat bencana alam longsor atau banjir.

Selain bentuknya bongkar pasang, juga kontruksinya sangat kokoh terbuat dari rangka baja dan besi. Dengan memasang jembatan bailey, akses transportasi dan aktivitas masyarakat tidak akan terganggu.

“Sebelumnya kami sempat meminjam dan memakai jembatan bailey dari TNI untuk dipasang di salah satu lokasi jembatan yang roboh. Hasilnya, memang sangat bagus dan cocok dipakai penanganan sementara jembatan yang roboh. Cuma sayangnya, kita nggak punya. Mengingat penggunaannya sangat efektif dan efisien, sehingga kami berharap DPRD bisa menganggarkan dalam APBD,” kata Sujatmoko.

Ditanya berapa jembatan yang roboh akibat bencana alam, ia mengatakan, dari laporan yang diterimanya ada tiga unit, yakni jembatan kandang di Desa Mekarjaya, Kec. Sumedang Utara, di Kec. Jatigede serta jembatan Cacaban di Kec. Conggeang.

Namun, hingga kini dalam proses perbaikan. Khusus jembatan kandang yang roboh Sabtu (14/12/2013) lalu, sudah dibuatkan jembatan darurat dari anyaman bambu.

Dikerjakan dengan gotong- royong dan hasil swadaya warga setempat. Selain roboh akibat terseret luapan banjir sungai, juga umur bangunannya terlampau tua yang dibangun tahun 1968.

“Kalau punya bailey, bisa dipasang dulu untuk penanganan darurat supaya akses transportasi dan aktivitas masyarakat tetap berjalan. Karena tidak punya, sementara dibuat dulu jembatan anyaman bambu hasil swadaya warga. Untuk perbaikannya, akan dianggarkan dari dana penanggulangan bencana alam di Badan Kesbang Linmas dan Penanggulangan Bencana (Kesbang Linmas dan PB). Kami hanya memberikan rekomendasi teknis saja,” ujar Sujatmoko.

Menanggapi hal itu, Wakil Bupati Sumedang yang juga Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Sumedang, H. Ade Irawan mengatakan, Pemkab Sumedang akan membangun permanen jembatan kandang di Desa Mekarjaya, Kec. Sumedang Utara senilai Rp 750 juta dari APBD 2014. Jembatan yang menghubungkan Dusun Sukasari dengan Dusun Panyirapan itu, panjang 18,5 meter dan lebar 6 meter.

“Tahun depan, kami akan membangun lagi jembatan permanen yang bagus dan kokoh. Saya sendiri, sempat meninjau langsung pembuatan jembatan sementara dari anyaman bambu secara gotong-royong dan swadaya masyarakat setempat, Senin kemarin,” katanya. (A-67/A-89)