17 Desember 2013 | 11:02 wib, SEMARANG, suaramerdeka.com - Karena keterbatasan perseonel, jika polisi kewalahan menangani lalu-lintas kendaraan di jalan raya yang semakin semrawut, sebetulnya Pemkot Semarang bisa membantunya dengan menurunkan anggota Satpol PP juga TNI yang merupakan aparat negara.
Wacana ini dimunculkan oleh pakar transportasi publik Ir Djoko Setijowarno MT, terkait dengan semakin beratnya tugas polisi lalu-lintas (polantas) menghadapi kondisi lalu-lintas dewasa ini.
"Meskipun ini sedikit melanggar aturan, tapi kalau kondisinya darurat seperti sekarang ini, mengapa langkah itu tidka dicoba?," kata pengajar Unika Soegijaprnata Semarang itu, Selasa (16/12) di kantornya.
Kini di Semarang, hampir semua titik kemacetan terjadi, menyusul beberapa titik laten yang selama ini ada seperti di kawawan Tugu, Krapyak, Jatingaleh (eksit tol), Kaligawe (rel KA), Ganefo (perbatasan Semarang-Demak), Banyumanik, Puda payung dan Ungaran (eksit tol).
Di Jakarta pun menurut Djoko, sejumlah perlintasan KA misalnya sekarang dijaga oleh Satpol PP, dan TNI untuk pengamanan, karena polantas kewalahan menangani kemacetan yang ada. "Gubernur DKI bahkan minta bantuan TNI untuk bersih-bersih sepanjang sungai," kata Djoko Setijowarno. (Bambang Isti/CN19/SMNetwork)