Mon,30 December 2013 | 13:50, MAKASSAR, FAJAR -- Panglima TNI, Jenderal Moeldoko mengenang kembali saat-saat penting mengawali kariernya sebagai prajurit angkatan darat. Kenangan itu diceritakannya saat mengikuti reuni akbar ke-2 Yonif 700/Raider, Minggu 29 Desember.
Di hadapan ratusan prajurit dan keluarga besar Yonif 700/Raider, Moeldoko menceritakan kisah penting dari perjalanan kariernya itu. Di Batalyon ini, Moeldoko bertugas sebagai komandan kompi batalyon (Dankiban) di Yonif 700/Raider. Saat itu, Moeldoko masih berpangkat kapten.
Moeldoko waktu itu memiliki 257 prajurit. Prajurit ini dilatihnya dengan penuh semangat. Waktu itu, batalyon ini adalah batalyon kecil yang dipandang sebelah mata. Sebagian prajurit andal dilatih di Markas Brigif Linud Kostrad di Kariango.
"Saya awalnya hidup bersama
257 prajurit. Batalyon ini bahkan hampir dibubarkan dan dilebur bersama dengan satuan lain di Kodam VII," jelas dia.
Beberapa waktu kemudian, Yonif 700/Raider kedatangan 98 orang tamtama baru. Latihan terus dilakukan. Moeldoko mengaku harus melakukan pendekatan yang lebih dalam kepada para prajuritnya itu. Sesekali, dia menyeruput kopi di rumah prajuritnya secara bergantian.
"Saya sering kali merepotkan ibu-ibu prajurit saya. Saya minum kopi dan main kartu dengan para prajurit saya," jelas dia.
Dari kedekatan itu, para prajurit ini memiliki sikap rasa persaudaraan yang kuat. Bahkan, Moeldoko bisa mengenali suara prajuritnya meski tidak melihat wajahnya. Jenderal bintang empat di pundak ini bahkan bisa menghapal semua NRP para prajuritnya.
Kekompakan prajurit ini terus terjalin dengan baik. Hingga dalam setiap operasi militer, para prajurit ini terus membawa nama baik Yonif 700/Raider. Moeldoko mengaku masih mengenang kisah itu.
Dia bahkan masih mengingat wajah mereka itu jika bertemu. "Wajah kalian semua masih terbayang-bayang di ingatan saya. Saya masih kenal kalian sampai sekarang," jelas Moeldoko.
Moeldoko mengaku mendapat pelajaran berarti dari kepemimpinannya sebagai komandan kompi saat itu. Dia mengakui, kekuatan seorang pemimpin itu berada di pundak para prajuritnya. Dia juga mengajak kepada para komandan muda untuk mengikuti jejak ini. "Teruslah berlatih. Jalin kedekatan dengan prajuritmu," pesan Moeldoko.
Hal yang sama diungkapkan Letjen purn Tamlika Ali. Saat itu, Tamlika Ali menjabat sebagai komandan regu provost di Yonif 700/Raider. Dia mengakui, saat itu, Moeldoko adalah komandan kompi yang sangat dekat dengan prajuritnya.
"Saya sebagai komandan provos waktu itu merasa tertolong atas bantuan Moeldoko. Prajuritnya tidak ada yang keluar pagar saat malam liburan.Waktu itu, pagar Yonif hanya kawat berduri saja," jelas dia.
Setelah menjabat sebagai komandan kompi, Moeldoko menjabat sebagai komandan Korem 141 di Bone. Sejak saat itu, kariernya terus menanjak. Dia sempat menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), hingga sebagai Panglima TNI. (eka/sil)