Minggu, 15 Desember
2013 15:38 WIB
Editor: Yuanto
LENSAINDONESIA.COM: Panglima Kodam
Jaya/Jayakarta, Mayor Jenderal TNI E. Hudawi Lubis yang diwakili Irdam Jaya,
Kolonel Inf. Syukran Hambali memimpin upacara Peringatan Hari Juang Kartika
atau yang lebih dikenal dengan Hari Ulang Tahun TNI AD ke-68 Tahun 2013 dan
diperingati oleh seluruh Prajurit dan Pegawai Negeri Sipil TNI AD di Lapangan
Upacara Jayakarta Makodam Jaya Jl.
Mayjen Sutoyo,Cililitan,Jakarta Timur, Minggu (15/12/13).
Kepala
Staff Angkatan Darat, Jenderal TNI Budiman melalui Irdam Jaya/Jayakarta
menyampaikan ucapan selamat ulang tahun kepada segenap Prajurit, PNS dan
keluarga besar TNI AD yang telah tulus memberikan pengabdian serta dedikasi
dengan penuh semangat dan rasa tanggung jawab.
“Perjalanan panjang pengabdian TNI Angkatan
Darat hingga mencapai kondisi sekarang ini, tentu tidak terlepas dari kerja
keras dan pengabdian yang telah dirintis oleh pendahulu kita, dengan meletakkan
dasar-dasar pembinaan dan pembangunan TNI AD. Sudah sepatutnya kita
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih seraya memanjatkan doa, agar para
pendahulu kita senantiasa mendapat lindungan Tuhan, disertai tekad untuk
melanjutkan cita-cita luhur perjuangannya,” ujarnya.
Menurutnya,
Hari Juang Kartika merupakan peringatan peristiwa bersejarah para pendahulu TNI
AD bersama rakyat, melawan musuh yang ingin menjajah kembali bumi pertiwi, di
kota Ambarawa pada tanggal 15 Desember 1945. Perjuangan Tentara Keamanan Rakyat
(TKR) yang dipimpin Jenderal Sudirman pada pertengahan Desember 1945 membuat
tentara sekutu terjepit dan akhirnya mundur dari Ambarawa menuju Semarang.
Walaupun
dihadang dengan seluruh kekuatan persenjataan modern serta kemampuan taktik dan
strategi sekutu, para pejuang RI tak pernah gentar sedikit pun. Mereka
melancarkan serangan dengan gigih seraya melakukan pengepungan ketat di semua
penjuru kota Ambarawa. Dengan gerakan pengepungan rangkap ini sekutu
benar-benar terkurung.
“Jenderal
Sudirman sebagai pemimpin pasukan menegaskan perlunya mengusir tentara sekutu
dari Ambarawa secepat mungkin. Sebab sekutu akan menjadikan Ambarawa sebagai
basis kekuatan untuk merebut Jawa Tengah. Dengan semboyan “Rawe-rawe rantas
malang-malang putung, patah tumbuh hilang berganti, pasukan TKR memiliki tekad
bulat membebaskan Ambarawa atau dengan pilihan lain gugur di pangkuan ibu
pertiwi,” terangnya.
Irdam
Jaya menjelaskan, letusan tembakan sebagai isyarat dimulainya serangan umum
pembebasan Ambarawa terdengar tepat pukul 4.30 WIB pada tanggal 12 Desember
1945. Pejuang yang telah bersiap-siap di seluruh penjuru Ambarawa mulai merayap
mendekati sasaran yang telah ditentukan, dengan siasat penyerangan mendadak
secara serentak di segala sektor. Seketika, dari segala penjuru Ambarawa penuh
suara riuh desingan peluru, dentuman meriam, dan ledakan granat. serangan
dadakan tersebut diikuti serangan balasan musuh yang kalang kabut.
“Sekitarpukul
16.00 WIB, Jalan Raya Ambarawa-Semarang berhasil dikuasai TKR dan pengepungan
musuh dalam kota Ambarawa berjalan dengan sempurna. Terjadilah pertempuran
jarak dekat. Musuh mulai mundur pada tanggal 14 Desember 1945. Pasukan sekutu
mundur dari Ambarawa sambil melancarkan aksi bumi hangus pada tanggal 15
Desember 1945, pukul 17.30 WIB. Pertempuran berakhir dengan kemenangan gemilang
dari TKR. Benteng pertahanan sekutu yang tangguh berhasil direbut pasukan TKR.
Kemenangan pertempuran Ambarawa pada tanggal 15 Desember 1945 dan keberhasilan
Panglima Besar Jenderal Sudirman ini kemudian diabadikan dalam bentuk monumen
Palagan Ambarawa,” jelasnya.
Selain
itu Irdam Jaya menambahkan, dalam Hari Juang Kartika yang bertemakan “Dilandasi
semangat Hari Juang Kartika, TNI AD bertekad Profesional, berdisiplin tinggi,
militan, modern dan dicintai rakyat, siap menjaga keutuhan NKRI” ini, diharapkan
tercermin komitmen dan tekad untuk membangun postur TNI AD yang Profesional,
modern dan militan.