Minggu, 15 Desember
2013 13:59 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI
- Pejuang
adat Jambi, Tigor GH Sinaga, meminta PT Asiatic Persada, polisi, TNI, dan
Satpol PP, menghentikan teror terhadap warga Suku Anak Dalam (SAD).
Terutama,
warga SAD yang berdiam di Desa Bungku,Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari,
Jambi. Warga Suku Kubu di daerah tersebut, pada 7 Desember 2013, diserbu oleh
personel gabungan. Akibatnya, puluhan
warga luka-luka dan kediaman mereka diratakan dengan tanah.
"Kami
berharap perusahaan maupun polisi, TNI, dan pemerintah setempat menghentikan
penyerbuan dan teror terhadap warga SAD. Karena menurut laporan yang kami
terima, warga masih diteror dan diancam mau dibunuh kalau berani kembali ke
daerah mereka," kata Tigor melalui pers rilisnya yang diterima Redaksi
Tribunnews.com, Minggu (15/12/2013).
Menurut
Tigor, aksi-aksi teror, menggunakan preman dan aparat bersenjata sebagai alat
untuk menggusur rakyat seperti yang dilakukan PT Asiatic Persada harus segera
dihentikan dan ditindak.
"Sanksi
berat harus dijatuhkan pada mereka, dan mereka juga harus bayar ganti rugi
kepada warga yang jadi korban. Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan ini juga
mestinya sudah dicabut," demikian tegas Tigor.
Selain
itu, politikus Partai Nasional Demokrat ini juga menuturkan, keberpihakan
pemerintah setempat terhadap warga SAD juga patut dipertanyakan.
"Mereka
(warga SAD) selama ini selalu menjadi korban politisasi pembangunan daerah.
Padahal, seharusnya untuk mereka jugalah hasil-hasil pembangunan daerah
ini," tandasnya.
Sebelumnya
diberitakan, puluhan warga SAD di Desa Bungku, menderita luka-luka akibat
diserbu ribuan personel gabungan Brigade Mobil, Satpol PP, tentara, dan petugas
keamanan PT Asiatic Persada.
Penyerbuan
yang terjadi sejak tanggal 7 Desember tersebut, dilakukan sedikitnya 1.500
personel gabungan.