Penulis : Dian Maharani | Kamis, 7 Maret 2013 | 22:07 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang warga sipil bernama Ajrul ikut
menjadi korban kericuhan antara puluhan anggota TNI dan Polres Ogan Komering
Ulu (OKU), Baturaja, Sumatera Selatan, Kamis (7/3/2013). Ajrul yang diketahui
berprofesi sebagai petugas kebersihan, mengalami luka di bagian pelipis. "Ada satu orang (sipil yang jadi korban) diduga
cleaning service," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir
Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (7/3/2013)
malam.
Total korban dalam pembakaran Polres OKU berjumlah lima
orang, dengan empat di antaranya adalah polisi, termasuk Kapolsek Martapura
Komisaris Polisi Ridwan. Tiga polisi lain yang juga menjadi korban adalah Aiptu
Merbawi, Briptu Berlin Mandala, dan Bripka Andi. Kondisi para korban bervariasi. Aiptu Merbawi mengalami luka
tusuk pada paha kirinya dan patah pada hidung. Briptu Berlin Mandala terluka
tusuk di dada kiri dan tangan kanan robek. Bripka Andi, mengalami luka di mata
dan luka tusuk di tangan kanan. Kompol Ridwan juga mengalami luka tusuk dan luka
di bagian kepala. Mereka diduga ditusuk oknum TNI seusai terjadi pembakaran
Polres OKU. Keempat polisi tersebut saat ini menjalani perawatan di Palembang.
Sebelumnya, Markas Polres OKU dibakar puluhan anggota TNI
dari Batalyon Armed 15, Kamis (7/3/2013) sekitar pukul 07.30 WIB. Para oknum
TNI ini juga merusak mobil polisi, dua Pos Polisi, dan Sub Sektor setempat.
Sekitar 90 anggota TNI itu datang dengan sepeda motor dan truk. Ketika datang, puluhan tentara tersebut membawa sungkur yang
kemudian diduga melukai empat polisi itu. Berdasarkan keterangan polisi, semula
tentara-tentara ini ingin menanyakan kasus tewasnya anggota TNI pada Januari
lalu. Tentara tersebut tewas ditembak petugas lalu lintas Polres OKU. Diduga
kecewa dengan penjelasan yang didapat, puluhan tentara itu akhirnya membakar
gedung Polres dan kendaraan yang ada di sekitar markas.
Pada akhir Januari lalu anggota TNI Pratu Heru tewas
ditembak petugas lalu lintas Polres OKU Brigadir Polisi Bintara
Wijaya.Berdasarkan keterangan Wijaya, saat itu dia menghentikan Heru yang
melakukan pelanggaran lalu lintas. Namun, Heru tak menghiraukan dan tetap
melanjutkan perjalanan. Wijaya pun mengejar Heru hingga melepaskan tembakan yang
menewaskan anggota TNI itu. Wijaya kini telah ditahan di Polda Sumatera
Selatan. Tapi, sejak saat itu hubungan TNI dan Polisi di Sumsel memanas. Sumber: www.kompas.com