Jumat, 01/03/2013 -
14:30
CIMAHI, (PRLM).-
Meski situasi keamanan sempat memanas pascatewasnya 8 personel TNI AD, jajaran
TNI AD tidak melakukan penambahan personel yang ditugaskan di Papua. Kegiatan
yang sempat meredup digalakkan kembali untuk menjaga konsolidasi bersama
masyarakat setempat.
Demikian diungkapkan
Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo di sela-sela
pencanangan Gerakan Penanggulanan Buta Katarak di Indonesia dan launching iklan
layanan masyarakat penanggulanan buta katarak di aula dr Kornel Singawinata RS
Dustira Jln. Dustira Kota Cimahi, Jumat (1/3/13). "Tidak ada tambahan
personel. Kita tidak boleh emosi, sebab membalas kalau tidak akurat akan
melukai masyarakat karena gerakan separatis berada di tengah-tengah
masyarakat," ujarnya.
Menurut Edhi,
kondisi keamanan Papua kini mulai pulih. "Bukan berarti koordinasi kemarin
tidak bagus, namun kami menata ulang pertahanan di lapangan. Pada dasarnya,
kedudukan separatis sudah diketahui namun kami tidak bisa asal serangan
balik," tuturnya.
Ditegaskan Edhi,
tudingan sejumlah pihak bahwa TNI AD takut membalas aksi separatis di Papua
tidak beralasan. "Kami bukan takut dan diam saja, tapi jangan sampai yang
dilakukan berdampak ke masyarakat karena mereka bererak dengan masyarakat.
Kehadiran kita disana menjaga masyarakat agar tidak terlukai," ucapnya.
Sebagai tindaklanjut lain, kata Edhi, pihaknya mengaktifkan kembali patroli dan
siaga ditingkatkan. "Jangan terlena, pertahanan NKRI harus
ditegakkan," katanya.
Sebelumnya,
terdapat sejumlah anggota separatis di Papua yang turun gunung dan bergabung
dengan masyarakat. Mereka sempat menjalani pembinaan dari pemerintah daerah
setempat. "Separatis yang sudah turun dan ingin bergabung dengan
masyarakat, pada dasarnya mejadi tanggungjawab Pemda TNI, dan Polri, serta
masyarakat. Mereka tetap harus dibina secara menyeluruh, jangan dikucilkan tapi
dirangkul," ujarnya. Sumber : www.pikiran-rakyat.com