Senin, 18 Maret 2013

Kalangan TNI Ada Yang Jadi Loyalis Anas



Tribunnews.com - Sabtu, 16 Maret 2013 11:58 WIB

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Presidium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Akbar Tandjung menceritakan, dari sisi sejarah, HMI memiliki hubungan sangat dekat dengan TNI.

Terutama pada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada 1965 dan 1966. "Saat itu, HMI begitu dekat TNI, apalagi pada saat itu dengan Pak Yani, Pak Nasution," ujar Akbar saat berbincang dengan Tribun, Jumat (15/3/2013) kemarin.

Namun, saat ini hubungan tersebut sudah tidak ada lagi karena TNI dan HMI memiliki fungsi dan tugas yang berbeda.  Apalagi, saat ini TNI sudah tidak bisa lagi masuk ke dalam persoalan sosial dan politik pascareformasi. "Dengan demikian, HMI tidak lagi mempunyai hubungan penting yang dibangun dengan TNI, karena memang sudah mempunyai fungsi masing-masing," ujar Akbar.

Meski begitu, publik pun mengetahui bahwa anggota TNI banyak yang terjun ke partai politik setelah dia pensiun atau purnawirawan. Bahkan, sebagian dari purnawirawan TNI itu menduduki jabatan strategis di pemerintahan. "Tapi, itu tergantung pilihan masing-masing. Ada yang di Golkar, Demokrat, Gerindra. Jadi, itu tergantung pilihan masing-masing," terangnya.

Akbar tak melihat konflik yang terjadi di internal Partai Demokrat, termasuk apa yang menimpa Anas, mempunyai kaitan dengan persaingan antara kubu TNI dan HMI di internal partai besutan SBY itu. "Saya sih tidak melihat sampai sejauh itu," kata Akbar.

Menurut Akbar, sekalipun ada faksi atau pengkubuan di dalam internal PD adalah sebagai sesuatu hal yang wajar. "Semua kita tahu dalam pemilihan ketua umum Partai Demokrat ada tiga tokoh yang menonjol, ada saudara Anas Urbaningrum, saudara Marzuki Alie, dan Andi Mallarangeng. Yang sekarang, ada saudara Marzuki Alie," ujarnya.

Menurutnya, adanya perbedaan dukungan dari kader yang berlatar belakang HMI dan TNI terhadap tiga calon ketua umum PD pada saat kongres PD 2005 lalu membuat seolah-olah saat ini ada faksi-faksi di dalam PD. Namun, bukan berarti ada konflik antara HMI dan TNI.

Akbar mengungkapkan, bahwa sebenarnya sejumlah loyalis Anas di PD justru berasal dari TNI. "Orang yang dekat dengan Anas ada yang berasal dari latar belakang TNI. Ada juga (kader PD dari TNI) yang melihat sisi kepemimpinannya di PD, ada yang tidak mendukung Anas, dan kebetulan mereka itu adalah anggota TNI. Tapi, bukan berarti TNI seolah-olah berkonflik dengan HMI," tegasnya.

"Jadi, kalau ada perbedaan dalam internal partai itu, jangan dianggap itu sebagai perbedaan HMI dan TNI. Sama sekali itu terlepas. Saya menolak penilaian itu karena tidak relevan," Akbar Tanjung. Penulis: Abdul Qodir  |  Editor: Rachmat Hidayat