Jumat, 15 Maret 2013

Besar, Potensi Industri Strategis Pertahanan



Jakarta,     Potensi yang dimiliki oleh indsutgri strategis berbasis per­tahanan di Indonesia diyakini sangat besar. Sayangnya poten­si yang besar itu masih belum difungsikan dan berjalan se­cara optimal. Kenyataan inilah yang menjadi alasan Koordina­tor Staf Pribadi (Koorspri) Pang­lima TNI, Kolonel Laut Ivan Yulivan, SE, MM, membuat desertasi program Doktor di Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung.

Ivan berhasil memperta­hankan desertasinya tersebut dan meraih gelar Doktor Mana­jemen Bisnis (DMB), Bidang Kajian Manajemen Stratejik di salah satu universitas ternama di Indonesia itu dengan nilai cum laude dengan waktu studi yang relatif singkat, yakni se­kitar 2,5 tahun. Ia mampu mempertahankan desertasi "Pengaruh Daya Tarik.Pasar dari Keunikan Sumber Daya terhadap Strategi Bersaing dan Kreasi Nilai serta Implikasinya pada Kinerja Bisnis" (Studi di lingkungan Unit Bisnis Industri Strategis Berbasis Pertahanan di Indonesia) pada sidang ter­buka, Rabu (13/3) lalu.

Menurut Ivan, potensi ini jauh sangat besar apabila kebu­tuhan alutsista TNI, Polri dan unit organisasi lain di Indonesia menggunakan produk dalam negeri secara mandiri dan teru­ji dalam mempertahankan kedaulatan dan keamanan di dalam negeri maupun dalam penugasan-penugasan lainnya.

"Perlu upaya yang konsis­ten, kreativitas yang tinggi serta sinergisitas dari seluruh elemen agar industri yang menampung banyak pekerja ini mampu memberikan kon­tribusi positif terhadap per­tumbuhan ekonomi nasional serta citra atau brand produk yang baik di dunia internasio­nal," kata Kolonel Ivan seperti dilansir dalam siaran pers Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Cpl Minulyo Suprapto yang diterima Jurnal Nasional di Jakarta, Kamis (14/3).

Ivan yang pernah menjabat Komandan Lanal Bandung, mengatakan, bahwa data hasil penelitian selama lima tahun terakhir, laba industri perta­hanan masih di bawah 10 persen dari target laba yang diproyeksikan.

"Tapi dengan adanya Per­aturan Menteri Pertahanan RI Nomor 24 Tahun 2010 tentang Roadmap atau Masterplan Industri Pertahanan, maka dapat memberi peluang dan agresivitas bagi perusahaan-perusahaan terkait," kata Ivan.

Ivan adalah Angkatan 1990 di AAL dan pernah mengikuti beberapa pendidikan dan kur­sus, antara lain Pembekalan NATO, Leadership di Jepang, Defence Management Austra­lia, Media Operation Royal Military Standurst serta bebe­rapa penugasan di kapal perang Armada Timur, Mako Korps Marinir, Mako Armada Barat, Mabes TNI AL dan Mabes TNI. (Friederich Batari), Sumber Koran: Jurnal Nasional (15 Maret 2013, Hal. 03)