Jakarta, Potensi
yang dimiliki oleh indsutgri strategis berbasis pertahanan di Indonesia
diyakini sangat besar. Sayangnya potensi yang besar itu masih belum
difungsikan dan berjalan secara optimal. Kenyataan inilah yang menjadi alasan
Koordinator Staf Pribadi (Koorspri) Panglima TNI, Kolonel Laut Ivan Yulivan,
SE, MM, membuat desertasi program Doktor di Universitas Padjadjaran (Unpad)
Bandung.
Ivan berhasil mempertahankan desertasinya tersebut
dan meraih gelar Doktor Manajemen Bisnis (DMB), Bidang Kajian Manajemen
Stratejik di salah satu universitas ternama di Indonesia itu dengan nilai cum
laude dengan waktu studi yang relatif singkat, yakni sekitar 2,5 tahun. Ia
mampu mempertahankan desertasi "Pengaruh Daya Tarik.Pasar dari Keunikan
Sumber Daya terhadap Strategi Bersaing dan Kreasi Nilai serta Implikasinya pada
Kinerja Bisnis" (Studi di lingkungan Unit Bisnis Industri Strategis
Berbasis Pertahanan di Indonesia) pada sidang terbuka, Rabu (13/3) lalu.
Menurut Ivan, potensi ini jauh sangat besar apabila
kebutuhan alutsista TNI, Polri dan unit organisasi lain di Indonesia
menggunakan produk dalam negeri secara mandiri dan teruji dalam mempertahankan
kedaulatan dan keamanan di dalam negeri maupun dalam penugasan-penugasan
lainnya.
"Perlu upaya yang konsisten, kreativitas yang
tinggi serta sinergisitas dari seluruh elemen agar industri yang menampung
banyak pekerja ini mampu memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional serta citra atau brand produk yang baik di dunia internasional,"
kata Kolonel Ivan seperti dilansir dalam siaran pers Kadispenum Puspen TNI,
Kolonel Cpl Minulyo Suprapto yang diterima Jurnal Nasional di Jakarta, Kamis
(14/3).
Ivan yang pernah menjabat Komandan Lanal Bandung,
mengatakan, bahwa data hasil penelitian selama lima tahun terakhir, laba
industri pertahanan masih di bawah 10 persen dari target laba yang
diproyeksikan.
"Tapi dengan adanya Peraturan Menteri
Pertahanan RI Nomor 24 Tahun 2010 tentang Roadmap atau Masterplan Industri
Pertahanan, maka dapat memberi peluang dan agresivitas bagi
perusahaan-perusahaan terkait," kata Ivan.
Ivan adalah Angkatan 1990 di AAL dan pernah
mengikuti beberapa pendidikan dan kursus, antara lain Pembekalan NATO, Leadership
di Jepang, Defence Management Australia, Media Operation Royal Military Standurst
serta beberapa penugasan di kapal perang Armada Timur, Mako Korps Marinir,
Mako Armada Barat, Mabes TNI AL dan Mabes TNI. (Friederich Batari), Sumber
Koran: Jurnal Nasional (15 Maret 2013, Hal. 03)