Senin, 11 Maret 2013

"Ada Ketimpangan Seorang Komandan Kodim dan Kapolres"

Fiddy Anggriawan - Okezone
Jum'at, 08 Maret 2013 13:19 wib

JAKARTA - Konflik TNI dan Polri, yang terjadi di Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, diduga adanya kecemburuan dari TNI terhadap Polri. Wakil Ketua DPR Pramono Anung menganggap kecumburuan TNI kepada Polri bisa menjadi pemicu konflik tersebut. Walaupun, Indonesia merupakan negara demokrasi, yang mengutamakan civil society. "Saya melihat sebenarnya, dalam konteks besar, TNI sebenarnya sudah menata diri dengan baik. Tidak masuk pada wilayah proses demokrasi. Tapi, mungkin prose kecemburuan itu ada," tegas Pramono kepada wartawan di DPR RI, Jakarta, Jumat (8/3/2013).

Pramono melihat, gesekan yang kerap terjadi di lapangan, dimulai dari hal-hal kecil. "Kita melihat kalau ke daerah memang ada ketimpangan seorang komandan kodim dan kapolres. Padahal, dalam wilayah yang sama. Dulu komandan kodim begitu dominan. Sekarang, ketimpangan itu terasa di bawah," paparnya.

Politikus PDI Perjuangan ini mengusulkan adanya perbaikan dan penghargaan kepada TNI agar tidak menimbulakan ketimpangan yang terlalu besar. "Negara ini besar, pertahan harus kuat dan harus ada. Petahanan negara jadi tangung jawab TNI dan itu tak boleh dilemahkan. Menurut saya TNI belum terlalu kuat. Untuk itu harus diberikan porsi yang lebih luas untuk mendorong TNI menjadi lebih kuat," simpulnya.

Sebagai solusi terbaik, Pramono menyatakan perlunya pemisahan antara TNI dan Polri. Kemudian, aparat Polri juga harus introspeksi, karena banyak yang diprtontonkan oleh elit menyebabkan kecemburuan itu.

Dia menegaskan, kecemburuan yang dumaksud bukan soal penyediaan anggaran bagi TNI dan Polri. "Dari segi anggaran TNI juga besar. Soal bukan pada anggaran, tapi perilaku tindak tanduk dan hal-hal bagaimana proses penyelesaiin permasalah di masyarakat. Kadangkala ketidakadilan itu menjadi pemicu," simpulnya. Sumber: www.okezonenews.com