Kamis, 21 Maret 2013

TNI jaga perbatasan cegah meluasnya konflik Sabah



Rabu, 20 Maret 2013 14:32 WIB | 1420 Views

Jakarta (ANTARA News) - Prajurit TNI memperketat penjagaan di wilayah perbatasan dengan Malaysia untuk mencegah agar konflik di Sabah tidak meluas ke Indonesia.  "Konflik yang terjadi di wilayah Sabah berada sekitar 150 km dari perbatasan Indonesia. Namun, penjagaan di perbatasan tetap dilakukan untuk mengantisipasi kebocoran," kata Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro usai pembukaan Dialog Pertahanan Internasional Jakarta (Jakarta International Defense Dialogue/JIDD) 2013 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu.

Purnomo menyebutkan, koordinasi telah dilakukan dengan Mabes TNI untuk mencegah terjadinya kebocoran konflik ke Indonesia. Yang pasti jangan ada sampai kebocoran. Kuncinya daerah perbatasan. Kita sudah perkuat dengan aparat kita supaya tidak terjadi rembesan-rembesan, ujarnya.

Menhan pun berharap agar Malaysia dan Filipina mampu menyelesaikan konflik yang terjadi di Sabah dengan cara diplomatik. Terkait konflik tersebut, Menhan menyebutkan Menteri Luar Negeri Filipina akan bertemu dengan Menlu Marty Natalegawa pada Jumat pekan ini. Dirinya juga memastikan akan menemui Menhan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi yang turut hadir dalam forum JIDD guna membahas perkembangan konflik Sabah.

Menhan menambahkan, melalui forum JIDD ini diharapkan persoalan-persoalan perbatasan dengan negara tetangga bisa diatasi dengan diplomasi. "Diplomasi merupakan cara yang baik untuk mengantisipasi ketegangan yang terjadi dengan negara tetangga akibat persoalan perbatasan," kata Purnomo.

Ia mengatakan, persoalan perbatasan antara Indonesia dengan negara tetangga, seperti Malaysia, Timor Leste dan Papua Nugini tidak sampai pada taraf "hard power", yang dapat menimbulkan konflik meningkat. "Persoalan perbatasan selalu dapat diatasi dengan baik," ucap Menhan. Seperti diketahui konflik bersenjata terjadi sejak Kesultanan Sulu mengklaim wilayah Sabah yang masuk dalam bagian negara Malaysia merupakan tanah mereka. Namun, PBB maupun Presiden Filipina, Benigno Aquino telah mengatakan perundingan sebagai cara terbaik menyelesaikan klaim kesultanan Filipina atas wilayah Malaysia di Sabah.