Oleh : Emanuel Eman
Riberu
18-Nov-2013, 05:53:59
WIB
KabarIndonesia-Merauke,
Apararat
Keamanan TNI-Polri di Kabupaten
Merauke-Papua mulai memperketat penjagaan di wilayah perbatasan RI-PNG. Hal ini
terkait dengan adanya indikasi perdagangan senjata api di daerah itu.
Wakapolres
Merauke Komisaris Polisi, Yudhi Pinem, mengungkapkan indikasi perdagangan
senjata api dalam rapat Koordinasi Lintas Instansi Wilayah Perbatasan RI-PNG di
Polres Merauke, baru-baru ini.
"Berdasarkan informasi yang dihimpun intelejen Polres Merauke,
bahwa di kawasan perbatasan Pemerintah RI-PNG, ada indikasi perdagangan dan
peredaran senjata api secara illegal. Diduga senjata api tersebut berasal dari
negara PNG," kata Komisaris Polisi Yudhi Pinem.
Dia
menyampaikan, informasi perdagangan dan peredaran senjata api secara illegal
itu masih dalam penyelidikan kepolisian dan sampai saat ini belum ada yang
terungkap. "Selama ini pelintas batas memakai cara tradisional. Pelintas
batas belum menggunakan dokumen secara resmi, seperti paspor. Mereka belum
semua melalui jarus resmi atau pintu yang ditentukan untuk pelintas batas
seperti di Distrik Sota. Itu yang harus kita perketat," ujarnya.
Menurut
dia, karena pelintas batas melalui jalur tidak resmi atau melalui jalan-jalan
tikus, sehingga tidak tertutup kemungkinan perdagangan dan peredaran senjata
api secara illegal terjadi. Tentunya peredaran senjata api tersebut mengancam
stabilitas Negara. Pihak Kepolisian
Resor Merauke berencana akan melakukan operasi gabungan bersama instansi-instansi
teknis perbatasan, seperti Kantor Imigrasi, Badan Pengelola Perbatasan,
Karantina Hewan dan Satgas TNI di wilayah perbatasan.
"Kami
berencana melakukan operasi gabungan terutama di beberapa titik seperti wilayah
Kondo, wilayah Sota dan wilayah Bupul 13. Tetapi kita masih membangun
komunikasi dan mengumpulkan informasi dari instansi-instansi terkait karena
operasi ini juga menyangkut pengawasan masuk-keluar orang dan barang di kawasan
perbatasan itu.