Seroja atau lotus (Nelumbo nucifera Gaertn) adalah spesies tumbuhan air yang berasal
dari India. Di Indonesia, tanaman ini sering kali disebut teratai (Nymphaea), padahal sebenarnya berbeda.
Seroja memiliki tangkai bunga tegak dan bunganya tidak mengapung di permukaan
air, sementara teratai, justru sebaliknya.
Seroja tangkainya berbentuk tabung yang kosong di
tengahnya untuk jalan lewat udara.Daunnya terdapat di permukaan air, keluar
dari tangkai yang berasal dari rimpang yang berada di dalam lumpur pada dasar
kolam, sungai, atau rawa. Tinggi tanaman sekitar satu meter hingga satu
setengah meter.
Bunga dengan diameter sampai 20 cm,
berwarna putih bersih, kuning atau merah jambu, keluar dari tangkai yang kuat
menjulang di atas permukaan air.Bunga Seroja mekar pada Juli hingga Agustus.
Bunga Seroja indah dipandang sehingga banyak
digunakan sebagai penghias kolam di taman-taman Keindahan Seroja justru membuat
sedih hati seorang perempuan muda, Fifi Aprianti, saat itu pada 1985, berusia
23 tahun.
Seroja, mengingatkan Fifi pada suaminya, Kapten
(Zeni) Anumerta Mansyur Mamidjor Panggabean, yang gugur dalam operasi Seroja
pada Selasa, 19 November 1985, sekitar pukul 08.00 waktu setempat.
Saat itu sang suami, lulusan Akademi Militer 1981,
NRP 29301, sebagai Komandan Kompi B, Batalyon Zeni Konstruksi (Yonzikon) 11
Ditziad, bertugas di Baucau. Kala memimpin pasukan dalam perjalanan ke Gunung
Hinuk, naik truk yang berisi 12 anggota TNI.Terdiri dari enam personel-1
Yonzikon 11 dan enam personel Yonif 744, yang semuanya warga asli Timor Timur.
"Suami saya gugur bersama hampir seluruh
penumpang truk.Dari 12 orang, hanya dua yang selamat," ujar Fifi.Sebagai
pengantin muda, pasangan itu baru memiliki dua anak bayi.
Seorang pegawai negeri sipil Ditziad, Juliah
mengaku sebagai anak dari prajurit TNI yang gugur dalam peristiwa pengadangan
truk pada November 1985 tersebut.Ia menceritakan bahwa ayahnya, Sersan Dua
Anumerta Anwar Djuma, adalah anak buah dari Kapten (Zeni) Anumerta Mansyur
Panggabean.
Ia mendapatkan cerita sedih ini dari bintara
Yonzikon 1 Sersan Mayor Sunardi, kini almarhum. Saat itu.Sersan Satu Sunardi
berada dalam truk yang ditembak Fretilin.Hanya Sunardi dan seorang personel
Yonif 744 yang hidup.Keduanya semula diperkirakan sudah gugur karena saat
ditemukan, senjata serta pakaian militer yang melekat dalam tubuhnya diambil
Fretilin dan hanya menyisakan celana dalam.
"Ternyata setelah beberapa jam di rumah sakit,
keduanya dinyatakan masih hidup dan hanya pingsan, walaupun tubuh bersimbah
darah," ujar Juliah.
Jadi, yang gugur dalam peristiwa itu dari Yonzikon
11 adalah Kapten Anumerta Mansyur Panggabean, Serda Anumerta Anwar Djuma, Serda
Anumerta Irad Sanjaya, Praka Anumerta Jayadi, Praka Anumerta Zebua, serta lima
personel Yonif 744.
Relokasi
kera
Panggabean bersama anak buahnya yang gugur
dimakamkan di TMP Baucau.Bersama mertuanya, Fifi baru sekali mengunjungimakam
suaminya, pada 1987.Ia pernah mengajukan permohonan agar kerangka jenazah
suaminya dipindahkan ke TMP Kalibata Jakarta, tetapi hingga kini belum pemeh
mendapatkan jawaban.
"Saya mengajukan permohonan saat Timor Timur
masih bagian dari Indonesia, tetapi tidak ada jawaban. Nah, sekarang sudah
menjadi Timor Leste apa bisa saya meminta kerangka suami saya dibawa ke
Jakarta,” ujar Fifi dengan nada tanya.
Nasib tidak menguntungkan pun diterima Fifi
bersama dua anaknya. Ia yang tinggal di Asrama Yonzikon 11, Kelurahan Srengseng
Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, mengaku beberapa kali diminta
meninggalkan rumah dinas batalyon.
Namun, ia menolak karena tidak memiliki tempat
tinggal lain. Ia pun harus bekerja untuk menghidupi dua anaknya karena uang
pensiun sebagai janda anggota TNI tak mencukupi kebutuhan rumah tangganya.
Fifi mengaku pernah mengajukan diri untuk
mendapatkan rumah khusus veteran penyandang cacat dan janda pejuang Timor Timur
di Perumahan Wisma Seroja, Pondok Ungu, Bekasi Utara. Namun, setelah melihat
rumah yang dimaksud, ternyata sudah ditempati pihak lain.
Kini, ia pun tidak tahu lagi bagaimana kondisi
makam suaminya di TMP Baucau. Ia juga tidak tahu suaminya dimakamkan di TMP
Baucau Tiulale atau TMP Baucau Kailara. "Saya tahunya di TMP Baucau dan
ingin tahu bagaimana kondisinya saat ini, apakah negara masih mengurus tentara
yang gugur di Timor Timur," ujar Fifi bertanya.
Kini, teman seangkatan suaminya, angkatan 1981,
telah menjadi pimpinan TNI dan Polri, seperti Panglima TNI Jenderal Moeldoko,
KSAL Laksamana Marsetio, KSAU Marsekal
IB Putu Dunia, sertaKapolri Jenderal Sutarman.
Sementara, Juliah masih berharap kerangka jenazah
ayahnya bisa dipindahkan ke TMP Kalibata, Jakarta."Jika bisa dipindahkan
ke TMP Kalibata, alhamdulillah.Sebab, saya belum pernah mengunjungi makam ayah
saya di Timor Leste.Kami menunggu keputusan negara saja;" ujar Juliah,
pasrah.
Mengenai keinginan ahli waris untuk meminta
kerangka jenazah dipindahkan ke Indonesia, menurut Duta Besar RI di Timor
Leste Primanto Hendrasmoro, Pemerintah Timor Leste mendukung penuh Pemerintah
RI untuk mengurus seluruh TMP yang ada di Timor Leste.
Namun, karena terkait dengan sejarah kedua negara selama
sekitar 25 tahun dan monumen kepahlawanan bagi bangsa Indonesia, Pemerintah
Timor Leste tidak mengizinkan kerangka jenazah dibawa ke Indonesia.
"Pemerintah Timor Leste akan memberikan izin bagi keluarga yang akan
berziarah ke TMP di Dili dan distrik lainnya," ungkap Primanto.
Ia mengungkapkan, dengan telah dibentuknya Komisi
Kebenaran dan Persahabatan (KKP) oleh Pemerintah Indonesia dan Timor-Leste
pada 2005, kedua belah pihak berusaha meningkatkan rekonsiliasi dan
persahabatan. Dengan begitu, jangan sampai sebuah masalah justru akan menimbulkan
peristiwa yang menyinggung kedua negara pada masa mendatang.
Yang paling penting saat itu, kata Dubes, justru
pekerjaan yang sedang dilakukan Kementerian Sosial untuk mengurus TMP bersama
Kedutaan RI di Timor Leste. Antara lain, ditemukannya sebagian besar kondisi
TMP yang memprihatinkan sebab banyak nisan yang hilang serta namanya yang sudah
tidak ada lagi. (Slamet Ginting), Sumber
Koran: Republika (19 November 2013/Selasa, Hal. 24)