Selasa, 12 November 2013

KECELAKAAN HELIKOPTER Identifikasi Jasad 13 Korban Perlu Waktu Dua Minggu

NUNUKAN:   Jasad 13 korban dalam musibah jatuhnya helikopter MI-1 7 di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, Sabtu (9/11), saat ini masih diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Kaltim di RSUD Kota Tarakan.

Kepala Penerangan Kodam VI/Mulawarman Kolonel Inf Legowo di Tarakan, Senin, menjelaskan bahwa seluruh jasad korban telah berada di RSUD Kota Tarakan dan masih dalam proses identifikasi.

Menurut Legowo, kondisi seluruh jasad korban dalam keadaan terbakar sehingga membutuhkan waktu untuk mengenali identitasnya.

Sejak tiba di RSUD Kota Tarakan, Minggu (10/11) sore, proses identifikasi masih berlangsung sampai se-karang.
Terkait dengan rencana pemulangan seluruh korban kepada pihak keluarganya, Kapendam mengaku belum dapat memastikan waktunya karena belum adanya 'kepastian hasil akhir identifikasi jenazah. "Kami belum tahu kapan pemulangannya, karena proses identifikasi sementara berlangsung," kata dia.

Sementara itu Komandan Pusat Penerbangan TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal M.Afifuddin mengatakan proses identifikasi terhadap para korban tewas dalam kecelakaan Heli MI-17 di Kalimantan Utara butuh waktu sekitar dua pekan.

"Seluruh korban sudah dievakuasi, namun masih harus menunggu identifikasi sebelum dipulangkan," kata M.Afifuddin di Semarang, Senin.

Ia memohon maaf kepada para keluarga korban dan masyarakat atas lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pro¬ses identifikasi tersebut.

Menurut dia, pemeriksaan forensik membutuhkan waktu yang relatif lama. Ia menjelaskan seluruh jenazah belum berhasil teridentifikasi, oleh karena itu membutuhkan sampel darah pihak keluarga untuk dicocokkan DNA-nya.

Terkait itu keluarga anggota Skuadron 31/Serbu Penerbad Semarang yang meninggal dunia dalam kecelakaan Heli MI-17 di Kalimantan Utara diambil sampel darahnya untuk proses identifikasi DNA ketiga jenazah prajurit tersebut.

"Hari ini (Senin kemarin--Red) keluarga anggota yang tewas diambil sampel darah¬nya untuk dicocokkan DNA nya," kata Kepala Penerang¬an Kodam IV/ Diponegoro Kolonel Ramses L Tobing di Semarang, Senin.

Kapasitas
Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Budiman menyatakan Heli MI-17 yang jatuh di Kalimantan Utara tidak dalam kondisi kelebihan daya angkut.

"Heli mengangkut 19 penumpang, termasuk awak pesawat," kata Budiman di Semarang, Senin.

Selain itu, kata dia, heli buatan Rusia tersebut juga mengangkut sekitar 450 kilogram bahan bangunan dan bahan bakar sekitar 300 kilogram.

Ia mengatakan daya ang¬kut heli tersebut sekitar tiga ton. "Kalau 19 penumpang dikali 76 kilogram ditambah 450 kilogram tidak lebih dari 1.850 kilogram," katanya.

Dia mengatakan heli tersebut membawa bahan bakar cadangan sekitar 300 kilogram, berat keseluruhan¬nya masih sekitar 2,1 ton.

Heli MI-17 milik TNI AD yang mengangkut total 19 orang tersebut jatuh di perbatasan Malinau dengan Sarawak, Malaysia pada Sabtu (9/11). Sebanyak 13 orang meninggal, 5 di antaranya anggota TNI.

Tiga belas korban meninggal yaitu Kapten Cpn Wahyu Ramdan (FE), Kapten Czi Sardi (Denzibag Tarakan), Lettu Cpn Agung Budiarjo (pilot), Lettu Cpn Rohmad (co-pilot) dan Serka Aan Prayitno (mekanik). Lalu warga sipil Desi, Wahyu, Belong Lenggang, Lingling, Asun,   Sam,   Ging,   dan RodeSt. (Ant/Dwi Putro AA), Sumber Koran: Suara Karya (12 November 2013/Selasa, Hal. 13)