Senin, 11 November 2013

Helikopter Jatuh karena Angin Kencang

Senin, 11 November 2013 01:25 WIB, TRIBUNNEWS.COM, TARAKAN - Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Dicky Usman, mengungkapkan, bahwa penyebab jatuhnya helikopter MI 17 hingga masuk ke dalam jurang karena adanya angin kencang.

Dicky menceritakan, pada saat helikopter ingin mendarat yang jaraknya 10 meter dari heliped, tiba-tiba saja helikopter terdorong akibat adanya angin kencang dari depan. Dengan adanya angin kencang ini helikopter meluncur ke belakang dan baling-baling belakang helikopter terhempas kena pohon dan pesawat langsung berputar-putar.

"Ketika helikopter berputar-putar inilah, pintu helikopter langsung dibuka dan enam orang yang berada di dekat pintu helikopter langsung keluar, dan 13 orang masih ada di dalam, sampai akhirnya helikopter terperosok ke jurang yang kedalamnya mencapai 30 meter dari bibir jurang.

Saat masuk ke jurang inilah pesawat meledak dan terbakar," ungkapnya.

Menurut Dicky, cuaca di daerah perbatasan di Indonesia- Malaysia ini sangat tidak menentu, sehingga cuaca selalu berubah-ubah. "Itulah daerah perbatasan cuacanya dapat selalu berubah-ubah, sehingga kita sulit memprediksikannya, berbeda dengan wilayah lainnya," ujarnya.

Dicky mengatakan, untuk saat ini pihaknya fokus dalam mengevakuasi 13 jenazah korban helikopter. Dari 13 jenazah ini 5 orang jenazah TNI AD akan diberangkatkan ke Jawa, sedangkan 8 jenazah lainnya yang merupakan warga sipil, 6 orang diberangkatkan ke Desa Apau Ping dan 2 jenazah lainnya di Tarakan.

"Semua biaya pengiriman jenazah ke daerah asal masing-masing korban ditanggung oleh TNI AD, termasuk santunan kepada keluarga korban akan kami berikan. Namun saat ini kita utamakan mengevekuasi jenazah," ucapnya.

Dalam jumpa pers Dicky juga menceritakan kronologis jatuhnya helikopter MI 17. Pukul 09.05 Helikopter take off dari Bandara Juwata Tarakan membawa logistik berupa bahan material untuk pembangunan pos di Long Bulan. Di dalam pesawat terdapat 6 kru TNI AD, dan 1 pilot, dan dua warga sipil yang merupakan konsultan pembangunan

Pukul 10.10 Helikopter singgah di Desa Apau Ping untuk mengangkut 10 pekerja yang nantinya bekerja untuk membangun pos di Long Bulan.

Pukul 10.30 Helikopter menuju helipad yang tidak jauh dari Desa Apau Ping, ketika akan landing atau mendarat di helipad tiba-tiba saja helikopter terdorong akibat ada angin kencang dari depan, dan helikopter langsung meluncur ke belakang dan terhempas akhirnya masuk jurang kedalamannya mencapai 30 meter dan kemudia meledak dan terbakar.

Dicky mengaku, kronologis kejadian ini, ia dapatkan dari keterangan dari Praka Siburuan yang merupakan anggota TNI AD, salah satu korban yang selamat yang kini mendapatkan perawatan di Rumah Sakit TNI AL (Rumkital) dengan luka bakar sebesar 7 persen.

"Bahkan saya juga sudah kroscek dengan tim Basarnas di lapangan dan juga saksi yang melihat yaitu petugas kehutanan dan dua Babinsa yang pada saat terjadinya kecelakaan ini berada di lokasi, kronologisnya sama seperti yang diungkapkan Prak Siburuan. Kronologisnya ini akan terungkap dengan adanya video rekaman. Sebab pada saat kejadian ada yang sempat merekam. Jadi kita tunggu saja hasil rekamannya," ujarnya.(jnh)