- Kopassus Terbuka Investigasi
- Kontingen Garuda Promosi Kebudayaan Indonesia di Lebanon
- Foto:Dua Tank Amfibi sedang Latihan Mendarat menjelang Latgab TNI di Pantai Banongan, Asem bagus, Situbondo, Jatim
- Polisi : Penembakan Dilakukan Di Depan Napi Cebongan
- Empat Perwira TNI/Polri Dianugerahi Medali Timor Leste
- Solidaritas Anggota Kopassus TNI AD Memang Tinggi
- Kompolnas Pertanyakan Polri Terkait Tragedi Lapas Sleman
- Polda DIY: Penyerang LP Sleman Pakai Jeans & Sepatu Kets
- Perintah Penyerang LP Sleman ke Napi: 'Ya, Sekarang Tepuk Tangan Semua'
- Komnas HAM Batal ke Markas Kopassus karena Tak Dapat Izin
- Pengibaran Bendera GAM Marak Usai Penetapan Qanun Bendera & Lambang Aceh
- POM TNI AD Gerebek Gudang Penimbunan BBM di Pekanbaru
- DPRA: Qanun Bendera dan Lambang Aceh Kerangka Pelaksanaan MoU Helsinki
- Penyerangan LP Sleman, 'Hidup Kopassus'
- Dishub DKI Jakarta Dinilai Adu Domba TNI-Polisi Soal Razia
- TNI Disegani Militer Internasional
- SBY Minta TNI-Polri Kompak Usut Kasus LP Sleman
- TNI Benarkan Pesan Amunisi ke Pindad
- Tutup Program Karya Bhakti TNI, Walikota Solo Tantang Anak-anakNyanyikan Indonesia Raya
- TNI Dan Polisi Gelar Rekonstruksi Pembunuhan Pengusaha Surabaya
- Polres-Kodim, Gelar Silaturahmi
Kamis, 28 Maret 2013
BERITA TANGGAL 28 MARET 2013
Kopassus Terbuka Investigasi
Yogyakarta, Rencana
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia meminta keterangan kepada Grup 2 Komando
Pasukan Khusus, Kandang Menjangan, Surakarta, Jawa Tengah, batal karena belum
mengantongi izin dari Markas Besar TNI. Namun,. Kopassus terbuka terhadap
investigasi dari aparat penegak hukum, termasuk Komnas HAM.
Ketua Komnas HAM
Siti Noor Laila mengatakan, menurut rencana, Rabu (27/3),
Komnas HAM akan berangkat ke Surakarta untuk meminta
keterangan terkait kasus penyerbuan LP Cebongan, Sleman, kepada jajaran Grup 2
Kopassus, Kandang Menjangan. Namun sehari sebelumnya, melalui telepon, Komandan Grup
2 Kopassus Kandang Menjangan Letnan Kolonel (Inf) Maruli Simanjuntak
mengatakan belum ada izin dari Mabes TNI.
"Mereka
(Kopassus) memiliki birokrasi sendiri dan mereka mengatakan belum ada izin dari
Mabes TNI. Kami tidak akan meminta izin, tetapi kami akan datang ke Mabes TNI
dan meminta Mabes mengundang Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan," ujar
Siti, Rabu di
Yogyakarta.
Asisten Intelijen Kopassus Letkol (Ini) Richard
Tampubolon saal dikonfirmasi mengatakan, Kopassus terbuka terhadap investigasi
dari aparat penegak hukum. termasuk Komnas HAM. Ia mengatakan, sesuai aturan, ada prosedur yang harus
dilakukan Komnas HAM. "Jadi seperti biasa, izinnya disampaikan ke Mabes
TNI, lalu Mabes TNI AD, kami tinggal mengikuti," ujar Richard. Ia
mengatakan, secara internal saat ini Kopassus tengah melakukan investigasi.
Komnas
HAM sebenarnya telah mengirim surat kepada Komandan Grup
2 Kopassus dengan tembusan kepada Komandan Jenderal Kopassus, Kepala Staf
Angkatan Darat, dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Namun, pihak Grup 2 Kopassus belum bersedia dimintai keterangan karena
menunggu izin tertulis dari Mabes TNI. Untuk itu, pekan ini Komnas HAM segera
melayangkan surat ke Mabes TNI untuk mengundang Komandan Grup 2 Kopassus ke
Mabes TNI.
Menurut Siti, semua pihak yang terkait dengan
kasus penyerangan LP Cebongan akan dimintai keterangan, termasuk Grup 2
Kopassus. "Kami ingin mendengar langsung dan meminta konfirmasi tentang
berbagai hal, salah satunya kebenaran apakah Sertu Santoso benar-benar
anggota kesatuan Kopassus atau tidak," ujarnya.
Sebelumnya,
Panglima Kodam IV/Diponegoro
Mayor Jenderal Hardiono Saroso membantah korban pembunuhan di Hugo's Cafe,
Sertu Santoso, adalah anggota Grup 2 Kopassus. Santoso mantan anggota Grup 2
yang telah pindah ke Detasemen Intel Kodam IV/Diponegoro. Karena itu, Komnas
HAM akan mengklarifikasi hal tersebut.
Kemarin,
Komnas HAM juga berkoordinasi dengan Kapolda DI Yogyakarta Brigadir Jenderal
(Pol) Sabar Rahardjo untuk memberikan jaminan keamanan kepada mahasiswa Nusa
Tenggara Timur di Yogyakarta. Komnas HAM juga menyerahkan satu proyektil yang
ditemukan lagi di LP Cebongan saat sel A5 di Blok Anggrek (tempat penembakan)
dibersihkan. Jadi, total ada 32 proyektil dan selongsong peluru.
Menurut
Sabar, Polda DI Yogyakarta telah meminta keterangan 46 saksi. Mereka adalah
sipir, tahanan satu sel bersama empat korban penembakan, dan masyarakat
sekitar. "Pokoknya secepatnya, enggak usah lama-lama, enggak usah
ditutup-tutupi. Begitu jelas, maka langsung diungkap," kata Sabar.
Sabar
membenarkan, berdasarkan kesaksian para saksi, 31 tahanan disuruh bertepuk
tangan oleh gerombolan penembak pasca penembakan. Di bawah todongan senjata, para
tahanan terpaksa bertepuk tangan.
Kepala
Keamanan LP Margo Utomo yang turut ditodong senjata oleh para pelaku juga
membenarkan. Saat pelaku menembaki empat tahanan, 31 tahanan lain terdiam dan
tak bisa berbuat apa-apa.
Karena
itu, untuk mengungkap pelakunya, polisi perlu membuat sketsa wajah salah satu pelaku
dan menyebarkannya ke publik. Menurut Ketua Presidium Indonesia
Police Watch Neta S Pane, sketsa wajah itu bisa dibuat berdasarkan
keterangan saksi, khususnya petugas LP yang melihat wajah pelaku yang menunjukkan
"surat dari polda" saat akan masuk ke pintu LP.
Kepala
Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar mengatakan,
polisi tentu akan memanfaatkan semua keterangan para saksi dan temuan fakta di
tempat kejadian untuk bahan penyelidikan lanjutan. Kualitas keterangan saksi
dapat saja menjadi bahan bagi aparat kepolisian untuk membuat sketsa wajah
dari salah satu pelaku.
Koalisi
tokoh dan masyarakat sipil pun mengkhawatirkan rakyat yang merasa terancam. Padahal,
Indonesia adalah negara hukum. "Penyerangan dan pembunuhan di LP Sleman tanda
kehidupan negara hukum terancam," kata Poengky Indarti dari Imparsial
yang membacakan pernyataan tersebut, Rabu.
Direktur
Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Azyumardi Azra menilai, kasus itu sangat serius karena merupakan serangan
terencana terhadap institusi negara.
Sosiolog
UI Tamrin Amal Tomagola mengatakan, rakyat kecewa karena pasca peristiwa, reaksi
pejabat sipil dan militer belum apa-apa sudah membantah. Tuntutan saat ini
adalah Presiden agar membentuk tim investigasi yang independen.
Ketua
Umum DPP Partai Hanura Wiranto meminta para pemimpin yang anak buahnya bersenjata
untuk introspeksi. "Butuh kejujuran pemimpin untuk melakukan penyelidikan
internal untuk kemudian disampaikan kepada aparat yang berwenang," kata
Wiranto. (ABK/FER/EDN/IAM/ODY/EGI/LOK), Sumber Koran: Kompas (28 Maret 2013/Kamis, Hal. 01)
Kontingen Garuda Promosi Kebudayaan Indonesia di Lebanon
Jika di dalam
negeri Tentara Nasional Indonesia (TNI) sedang jadi sorotan publik berkaitan
dengan beberapa kasus yang terjadi di dalam negeri, tentara TNI yang sedang bertugas di
Lebanon justru mendapat sambutan yang menyenangkan dari masyarakat setempat.
Para
tentara yang tergabung dalam Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda
XXIII-G/UN1FIL atau Indonesian Battalyon (Indobatt) itu menghibur masyarakat,
dengan tarian dan musik kebudayaan Indonesia, seperti Tari Pendet, Reog, dan
Angklung. Mereka memukau ratusan penonton yang hadir pada acara Country Presentation di Lebanon Selatan,
Senin (25/3) malam.
Pergelaran
seni dan kebudayaan dari masing-masing Kontingen yang berada di bawah Sektor
Timur, sudah menjadi acara rutin yang digelar oleh UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) setiap tahun.
Pada
acara Country Presentation, menurut
siaran pers yang dikirim Pusat Penerangan TNI, acara pentas kebudayaan
Indonesia ini dihadiri masyarakat sipil setempat serta para pejabat tinggi
militer Sektor Timur, antara lain Komandan Sektor Timur Brigjen Teodoros Alonso
dan Wakil Komandan Sektor Timur Kolonel Inf Rizerius, mereka membaur berdiri
bersama penonton lain hingga acara selesai.
Satgas
Indobatt menyajikan Tari Pendet asal Bali yang dibawakan oleh Sertu Dessi
sebagai pengiring kedatangan Komandan Sektor Timur Brigjen Teodoros Alonso
beserta para pejabat teras lainnya menuju tempat duduk. Acara dibuka oleh Wakil
Komandan Sektor Timur Kolonel Inf Rizerius yang mewakili dari Indonesia.
Dilanjutkan
dengan pemaparan tentang Indonesia dan kekayaan budayanya yang disampaikan oleh
Lettu Inf Dian Desstyawan, yang sehari-hari menjabat sebagai Perwira LO (Liaison Officer) di Sektor Timur. Dalam
paparannya antara lain dijelaskan tentang letak geografis Indonesia, dasar
negara, dan lagu kebangsaan, serta kekayaan budaya Indonesia, baik itu kesenian
tari, batik Indonesia, songket, alat musik tradisional, serta kekayaan alam dan
pariwisata.
Tidak
lupa pula dijelaskan secara singkat tentang sejarah terbentuknya TNI hingga
saat ini, pengenalan produksi alutsista yang di produksi oleh putra-putri
Indonesia sekaligus juga dimanfaatkan sebagai ajang promosi oleh Kontingen
Garuda.
Pada
puncak acara, secara berturut-turut prajurit TNI yang tergabung dalam Satsas
Indobatt menghibur para pengunjung yang hadir dengan
menampilkan sajian Tari Wira Pertiwi yang dimainkan oleh Serka Basriani,
dilanjutkan dengan Tari Reog dan diakhiri oleh Permainan alat music Angklung. (*/AV), Sumber Koran: Berita Kota (28 Maret
2013/Kamis, Hal. 12)
Polisi: Penembakan Dilakukan Di Depan Napi Cebongan
Rabu, 27 Maret 2013 18:04 WIB | 1741 Views
Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian menyatakan penembakan
empat tersangka kasus pembunuhan anggota TNI AD dari Kesatuan Komando Pasukan
Khusus (Kopassus) Kandang Menjangan dilakukan di depan narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan Klas IIB Cebongan, Sleman. "Saat ini kondisi tahanan dan
petugas Lapas masih dalam keadaan shock," kata Kepala Bidang Hubungan
Masyarakat Polda Yogyakarta, Ajun Komisaris Besar Anny Pudjiastuti.
Usai Rapat Kerja Teknis Humas di Jakarta, Rabu, dia
menyatakan saat ini Kepolisian Daerah Yogyakarta masih memeriksa 45 saksi
kejadian yang terdiri atas 13 petugas Lembaga Pemasyarakatan dan narapidana.
Ia menjelaskan, menurut keterangan para saksi para pelaku
yang berjumlah 17 orang bertanya kepada 35 narapidana tentang tahanan bernama
Deki yang jadi tersangka kasus pembunuhan anggota Kopassus Kandang Menjangan. "Menurut
keterangan saksi, mereka disuruh kumpul oleh penyerang tersebut dan menanyakan
dimana Deki. Selanjutnya, ada yang menjawab bahwa Deki tidak ada, kemudian
diantara pelaku mengatakan kalau tidak beritahu semua akan ditembak," kata
Anny.
Pada Sabtu (23/3), sekelompok orang bersenjata menyerang
Lembaga Pemasyarakatan Cebongan. Empat tersangka kasus pembunuhan anggota TNI
AD dari Kesatuan Kopassus Kandang Menjangan tewas dalam kejadian itu. Keempat
tersangka yang tewas dalam insiden itu terdiri atas Angel Sahetapi alias Deki
(31), Adrianus Candra Galaga alias Dedi (33), Gameliel Yermiayanto Rohi alias
Adi (29) dan Yohanes Yuan (38). Editor: Maryati COPYRIGHT © 2013.Sumber:www.antaranews.com
Langganan:
Postingan (Atom)