Jumat, 08 November 2013

Ruang Bawah Tanah Monas Untuk Pertahanan TNI

Jumat, 8 November 2013 05:19:47 WIB, JAKARTA (Pos Kota) – Ruang bawah tanah di kawasan Monas akan dimanfaatkan Pemprov DKI untuk dibangun berbagai fasilitas. Selain akses menuju Stasiun Gambir, nantinya ruang ini akan difungsikan sebagai sistem pertahanan milik TNI.

Rencananya pembangunan infrastruktur tersebut dimulai tahun depan dengan anggaran dari APBD DKI 2014. Gubernur Jokowi mengatakan keberadaan ruang bawah tanah ini akan memiliki dua fungsi yakni fungsi pertahanan dan evakuasai. “Saat ini masih dimatangkan lagi dengan tata ruang bawah tanah,” kata Jokowi, di Balaikota, Kamis (7/11).

Untuk membangun ruang bawah tanah ini, kata Jokowi, hanya menggunakan peraturan gubernur (pergub) yang kini sedang disiapkan. “Pegangan kita pergub. Kalau semua harus nunggu perda kapan dibangunnya,” ujarnya.

Jokowi juga sedang menyusun Perda Ruang Bawah Tanah untuk diajukan ke DPRD.  Nantinya perda tersebut juga untuk mengatur pembangunan ruang bawah tanah di lokasi lainnya. “Tapi khusus untuk ruang bawah tanah di kawasan Monas, cukup menggunakan pergub,” ucapnya.

KANTONG PARKIR
Ruang bawah tanah yang akan dibangun  terkoneksi dengan Stasiun Gambir serta Balaikota DKI Jakarta. Selain itu juga akan dilengkapi dengan parkir tiga lantai untuk menambah kantong parkir.

Anggota Tim Perencana dari PT Jakarta Konsultindo, Arya Abieta, mengatakan ruang bawah tanah ini tidak akan mengurangi jumlah Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kawasan Monas. Karena semua bangunan ada di dalam tanah. “Perencanaannya sesuai dengan rencana tapak dan pedoman pembangunan fisik,” jelasnya.

Nantinya di ruang itu akan menggunakan travelator atau alat untuk mempercepat orang berjalan. Lorong-lorong yang ada terhubung dengan beberapa lokasi lainnya disekitar Monas. “Di plaza selatan ada jalur yang menghubungkan ke Balaikota. Dilengkapi juga dengan parkir tiga  lantai dibawahnya,” ujar Arya.

Selain itu di kawasan Monas juga dilengkapi dengan amphiteater (area multifungsi) dengan daya tampung 900 orang yang bisa dimanfaatkan sebagai ruang interaksi warga. “Kita buat agar tetap dengan latar belakang Monas, karena ini adalah ikon Jakarta,” tandasnya.