Kamis, 14 November 2013

Panglima TNI Sebut Heli MI-17 Jatuh karena Angin

Rabu, 13 November 2013 | 07:10 WIB, TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Moeldoko membantah penyebab jatuhnya helikopter MI-17 di Malinau, Kalimantan Utara, disebabkan kesalahan pilot (human error). Menurut Moeldoko,  berdasar investigasi sementara, kejadiaan tersebut dipicu oleh cuaca.

"Karena terempas angin yang kencang," kata dia saat ditemui wartawan di Gedung Kesenian Jakarta, Senin, 11 November 2013.

Menurut dia, helikopter buatan Rusia tersebut saat itu hendak mendarat dan hanya berjarak beberapa meter dari tanah. Tiba-tiba, angin kencang berembus menerpa helikopter hingga membuatnya limbung. Ekor helikopter pun menabrak pohon di sekitar lokasi pendaratan.

"Helikopter semakin tak terkendali dan jatuh," kata dia. Karena dalam helikopter terdapat bahan bakar, walhasil api pun berkobar. Ditambah helikopter tersebut mengangkut bahan bangunan yang mudah terbakar.

Saat disinggung soal kemungkinan mesin helikopter MI-17 rusak, dia dengan tegas membantahnya. Sebagai bukti, sebelum mendarat di lokasi kecelakaan, helikopter itu sudah mendarat dan terbang kembali di lokasi lain.

"Regulasi juga tak ada yang dilanggar, kelebihan muatan juga tidak. SOP kami ketat, langgar sedikit tak boleh terbang," Moeldoko menjelaskan.

Sabtu, 9 November 2013, helikopter Komando Daerah Militer VI Mulawarman jenis MI-17 jatuh di Malinau, Kalimantan Utara. Pesawat TNI ini diperkirakan membawa 19 penumpang yang terdiri atas personel Kodam dan warga sipil. Sebanyak 13 penumpang diduga tewas dan enam lainnya luka-luka

INDRA WIJAYA