SELASA, 12 NOVEMBER 2013 | 07:29 WIB, TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan pemerintah akan menambah belasan helikopter baru untuk memperkuat pertahanan Indonesia. Setidaknya akan ada 18 helikopter baru yang akan dioperasikan penerbang TNI Angkatan Darat.
"Ada helikopter Fennec dari Prancis dan Apache dari Amerika Serikat," kata Moeldoko kepada wartawan di Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta, Senin, 11 November 2013.
Untuk helikopter serbu ringan Fennec, pemerintah telah memesan 12 unit. Sementara untuk helikopter tempur Apache, pemerintah telah menawar enam unit bekas dari Amerika Serikat. Meski bekas, keenam helikopter Apache itu bakal mengalami perbaikan total.
Selain itu, Moeldoko mengaku ingin menambah helikopter angkut berat. Tujuannya untuk mempermudah pengiriman personel TNI dalam jumlah banyak ke berbagai wilayah, termasuk daerah perbatasan.
Salah satu helikopter angkut kelas berat yang diinginkan Moeldoko adalah Boeing CH-47 Chinook. Helikopter buatan Amerika Serikat ini terbilang unik sebab memiliki dua mesin baling-baling di depan dan belakang tubuhnya.
Daya angkat helikopter ini sangat mumpuni. Dari dalam kabin, helikopter ini mampu mengangkut 33-55 personel tentara. Selain itu, helikopter ini mampu mengangkat benda dengan berat hingga belasan ton. Dengan kemampuan ini, helikopter Chinook juga mampu dioperasikan dalam tugas non-perang, seperti bantuan bencana alam.
Namun sayangnya, Moeldoko mengaku belum menyampaikan keinginannya membeli helikoper Chinook kepada Kementerian Pertahanan dan DPR. "Targetnya mudah-mudahan 2015 sudah bisa dianggarkan karena harganya tak terlalu mahal," kata dia.
TNI berduka pada Sabtu, 9 November 2013, helikopter Komando Daerah Militer VI Mulawarman jenis MI-17 jatuh di Malinau, Kalimantan Utara. Pesawat TNI ini diduga membawa 19 penumpang yang terdiri atas personel Kodam dan warga sipil.(Baca : MI-17 Jatuh, TNI Siapkan Tim Investigasi Khusus)
Sebanyak 13 penumpang diduga tewas dan enam lainnya luka-luka. Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Budiman telah membentuk dan mengirimkan tim investigasi untuk mengusut musibah ini. (INDRA WIJAYA)