Minggu, 10 November 2013 07:43 WITA, POS-KUPANG.COM, MALINAU, PK -- Kecelakaan terbang melibatkan alat tempur TNI kembali terjadi. Kemarin, helikopter Jenis MI-17 milik TNI AD jatuh di sekitar Desa Apoping, Kecamatan Bahau Ulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Sebanyak 13 penumpang tewas dari seluruhnya 19 orang yang berada dalam helikopter.
Di antara penumpang terdapat warga sipil yang sebagian besar merupakan pekerja konstruksi bangunan yang menumpang dalam heli. "Korban tewas terdiri dari 5 anggota TNI AD dan 8 warga sipil. Sedangkan penumpang yang selamat 6 orang, terdiri dari 2 TNI dan 4 sipil," kata Komandan Kodim (Dandim) 0910 Malinau, Kalimantan Utara, Letkol (Inf) Yamin Danao, saat dihubungi Sabtu (9/11/2013) petang.
Informasi yang dihimpun Tribunnews.com, helikopter itu jatuh sekitar pukul 10.30 Wita, saat membawa bahan-bahan material untuk pembangunan Pos Pengamanan Perbatasan (Pamtas) di sekitar Desa Apoping, Kecamatan Bahau Ulu. Rombongan prajurit TNI dan pekerja konstruksi itu memang berniat membangun pos perbatasan di Long Bulan atau daerah Tunjungan, Malinau, yang berdekatan dengan wilayah Malaysia.
Untuk itu rombongan TNI berbekal 1.800 kilogram logistik lalu menjemput tenaga pekerja konstruksi di tengah perjalanan. Informasi helikopter jatuh pertama kali disampaikan oleh Romansyah, anggota Polhut Taman Nasional Kayan Mentarang Malinau, yang menerima kabar dari anggota Polhut yang di lokasi kejadian yakni Edo dan Hendra melalui nomor satelit. Kebetulan anggota Polhut tersebut sedang melakukan patroli di Kecamatan Pujungan yang disebut cukup dekat dengan lokasi kejadian.
Jatuhnya helikopter TNI Angkatan Darat yang membawa bahan bangunan untuk membangun pos perbatasan di Malinau, Kalimantan Utara, diduga akibat masalah pada mesin pesawat. Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksamana Muda Iskandar Sitompul, mengatakan, informasi sementara yang dihimpun dari Malinau, helikopter tersebut kehilangan tenaga saat akan mendarat di helipad.
"Pesawat TNI Adi MI-17 itu kehilangan power lalu jatuh dan terbakar," kata Iskandar di Jakarta, kemarin.
Iskandar mengaku belum mengetahui persis masalah mesin apa yang dialami helikopter yang mengangkut 19 penumpang tersebut. "Masih ditelusuri penyebabnya karena kita enggak tahu ya, masalah mesin itu kan banyak," tuturnya.
Kapendam VI Mulawarman, Kolonel Legowo, juga menjelaskan helikopter MI-17 itu tiba-tiba jatuh ketika hendak mendarat di helipad. Menurut Kol Legowo, heli tersebut berangkat dari Bandara Juwata, Tarakan, sekitar pukul 09.00 menuju Malinau. Di tengah perjalanan, heli mengalami hilang kontak dengan Bandara Juwata.
Sebelum jatuh, helikopter MI-17 yang terbang dari Bandara Juwata itu sempat mampir ke suatu tempat. Helikopter mampir menjemput rombongan tenaga kerja yang akan diperbantukan untuk pembuatan pos perbatasan di Long Bulan.
"Heli naas itu sempat mampir ke salah satu tempat lalu mengangkut sekitar 10 orang warga sipil. Mereka akan dipekerjakan membantu pembuatan pos," kata Pangdam VI Mulawarman, Mayjen TNI Dicky Wainal Usman, kepada Tribunnews.com.
Sebelum mengetahui ada korban tewas, Dicky mendapat kabar delapan prajurit tengah terjebak di puing reruntuhan heli. "Hari ini kita terkena musibah. Informasi yang kami dapatkan, delapan prajurit kita menjadi korban dan terjebak di puing- puing reruntuhan helikopter. Tidak menutup kemungkinan ada korban sipil," katanya dengan suara sedikit parau.