Senin, 11 November 2013

Heli TNI AD Jatuh, 13 Tewas, Empat Kru dari Semarang

Minggu, 10 Nopember 2013, NUNUKAN - Pesawat helikopter Mi-17 milik TNI AD jatuh di perbatasan Malinau, Kalimantan Utara, dengan Sarawak, Malaysia. Informasi Polres setempat, dari 19 penumpang (termasuk kru), 13 orang tewas dan enam orang luka-luka.

Adapun korban meninggal dari kru he­likopter Mi-17 adalah Lettu CPN Agung B (kapten pilot), Lettu CPN Rochmat (kopilot), Kapten CPN W Romdan (flight en­ginering), dan Serka A Pra­yitno (me­kanik). Mereka tinggal di Semarang

Menurut informasi, Mabes TNI menyiapkan pesawat C-130 Hercules dari Jakarta untuk membawa jenazah korban dari Tarakan ke Semarang. Helikopter Mi-17 yang jatuh tersebut kondisinya hancur terbakar. Mi-17 TNI AD merupakan heli­kopter angkut militer serbaguna buatan Rusia yang bermarkas di Skadron 31 Serbu Lanumad Ahmad Yani Semarang.

”Laporan terkini (sekitar pukul 16.00 WITA) dari Polres Malinau, dari 19 orang yang ada di helikopter, enam orang selamat dan 13 orang meninggal dunia,” kata Kabid Humas Polda Kaltim, Kombes Pol Fajar Setiawan, Sabtu (9/11). Fajar me­nerangkan, dari keenam korban selamat, empat orang adalah warga sipil dan sisanya anggota TNI kru heli MI-17.

”Kini tengah dalam proses evakuasi terhadap seluruh korban,” ujar Fajar.

Fajar menjelaskan kronologi jatuhnya heli yang mengangkut logistik pembangunan pos perbatasan Malinau-Sarawak. Diterangkan Fajar, heli berangkat dari Tarakan awalnya berpenumpang sembilan orang yang terdiri dari enam orang kru dan tiga warga sipil.

”Dari Desa Aupoping, Malinau, mengangkut 10 orang warga desa setempat yang akan membantu pembangunan pos peng­amanan perbatasan (patmas). Seba­nyak 19 orang be­rang­kat dari desa itu sekitar pukul 10.20 WITA,” sebut Fajar.

Heli berangkat menuju pos pamtas Malaysia, beberapa saat kemudian tiba di pos tersebut. Namun pendaratan heli tidak mulus karena kehilangan power.

Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Kabupaten Nu­nukan, Octavianto di Nunukan, membenarkan telah terjadi kecelakaan pesawat heli milik TNI AD di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia itu.

Ia menerima informasi kejadian tersebut sekitar pukul 12.00 WITA dan saat itu evakuasi sedang dilakukan. ”Ada korban tapi jumlahnya belum kami ketahui. Saat ini sedang dilakukan evakuasi,” jelasnya.

Ia menambahkan, heli tersebu sedang mengangkut logistik bagi prajurit pengamanan perbatasan Indonesia-Malinau dari Kota Tarakan, Kalimantan Utara.

Dia menyatakan seluruh korban heli akan dievakuasi ke Kota Tarakan pada Sabtu malam. Tim gabungan Basarnas dan TNI serta warga setempat sedang melakukan evakuasi terhadap 19 orang penumpang yang menjadi korban jatuhnya heli milik TNI tersebut.

Ia menegaskan, korban meninggal dunia maupun selamat, Sabtu malam akan dieva­kuasi ke Kota Tarakan sebagai daerah terdekat dengan lokasi jatuhnya helikopter tersebut.
”Kami tidak bisa menyebutkan jumlah yang meninggal dunia. Tapi yang pastinya cuma sebagian yang ditemukan selamat oleh tim gabungan,” ujar dia.

Octavianto mengungkapkan, sejumlah korban akan langsung diangkut dengan menggunakan pesawat milik TNI AL yang berpangkalan di Kota Tarakan yang juga digunakan mengangkut tim evakuasi menuju lokasi kejadian di Kampung Latang, Kecamatan Bahau Ulu, Kabupaten Malinau.

Versi TNI

Kapuspen TNI Laksamana Muda, Iskandar Sitompul meng­­ungkapkan dugaan awal penyebab jatuhnya heli di daerah perbatasan tersebut. Me­nurutnya, secara tiba-tiba heli­kopter kehilangan power (tenaga) hingga akhirnya jatuh dan menyebabkan 13 orang tewas serta enam mengalami luka bakar.

Helikopter, menurut Ka­pus­pen,  membawa 21 penumpang, yakni 13 orang warga sipil dan 8 anggota TNI. ”Seluruh korban sudah ditemukan, yang selamat sudah dibawa ke rumah sakit terdekat,” katanya.

Pihaknya akan segera melakukan investigasi terkait penyebab insiden nahas tersebut. Terutama soal mendadak hilangnya tenaga (power) helikopter yang baru dibeli 2-3 tahun lalu. ”Kita akan segera kirim tim untuk investigasi masalah itu. Apakah ada ma­salah teknis atau yang lainnya,” ujar dia.

Helikopter itu berangkat dari Tarakan, sekitar pukul 09.09 WITA, menuju perbatasan Malaysia dengan mengangkut 1.800 Kg logistik untuk keperluan pembangunan pos di Long Bulan atau daerah Tunjungan, Malinau melalui pos Apauping.

Seharusnya helikopter MI-17 tiba di pos pengamanan perbatasan pada 10.06 WITA, tetapi hingga pukul 10.10 WITA, pesawat belum mendarat.

Ia mengatakan, jatuhnya pesawat yang mengangkut 13 orang sipil dan delapan orang kru itu menyebabkan sembilan orang mengalami luka bakar dan dibawa ke rumah sakit terdekat.(H55,dtc,ant,viva-80)