Selasa, 19
November 2013, 12:35 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- TNI Angkatan Darat bersama Universitas Surya tengah melakukan riset,
salah satunya mengembangkan teknologi antisadap. Tujuannya agar dapat mencegah
penyadapan yang dilakukan oleh berbagai pihak.
"Dengan
teknologi antisadap ini, minimal TNI AD tak bisa lagi disadap oleh berbagai
pihak," kata Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman
usai membuka acara Seminar Litbanghan dengan tema 'Optimalisasi Insan Litbang
melalui Penguasaan Iptek guna Pemberdayaan Litbanghan dalam Mewujudkan
Alutsista Modern' di Jakarta, Selasa (19/11).
Ia mengklaim
alat tersebut nantinya dapat mencegah komunikasi para pejabat Indonesia disadap
oleh negara lain.
Budiman
mengatakan, pengembangan teknologi antisadap tersebut bukan dilatarbelakangi
kasus penyadapan oleh Amerika dan Australia yang belakangan ini berkembang.
Pengembangan teknologi antisadap itu, menurutnya, sudah dicanangkan jauh
sebelum isu penyadapan muncul.
"Kita sudah
melakukan riset ini dua bulan sebelumnya," ungkap Budiman.
Ketika ditanya
apakah penyadapan di Indonesia disebabkan teknologi antisadap lemah yang
dimiliki Indonesia, Budiman enggan berkomentar lantaran hal itu bukanlah
kewenangannya.
Selain alat
antisadap, kerja sama TNI AD dengan Universitas Surya juga akan mengembangkan
alat-alat lainnya yang terkait dalam hal pertahanan seperti satelit, bahan
peledak, teknologi nano, dan vaksinasi. Total anggaran untuk pengembangan
teknologi tersebut mencapai Rp35 miliar. (Redaktur : Ajeng Ritzki Pitakasari
& Sumber : Antara)