Selasa, 19
November 2013 | 21:05 WIB
Timlo.net — Pangdam
Siliwangi Mayjen TNI Dedi Kusnandi mengaku telah mengetahui anggotanya yang
menghajar polisi di Karawang. Menurutnya, pelaku penyerangan berjumlah 10-15
orang.
“Mereka semua
sudah mengakui perbuatannya. Hanya spontanitas dan solidaritas saja tidak ada
komando,” ujar Dedi usai menjenguk anggota polisi yang terluka di RS Cito
Karawang, Selasa (19/11).
Dedi menambahkan
untuk saat ini anggotanya masih sedang diperiksa. Dia berjanji anggota TNI yang
terlibat akan mendapat sanksi tegas.
“Sanksi tentu
ada. Nanti lihat dulu hasil pemeriksaan,” katanya.
Informasi yang
dihimpun merdeka.com, Selasa (19/11), kasus cekcok itu terjadi di halaman
parkir kantor DPRD Karawang. Persoalan itu kemudian diselesaikan dengan
musyawarah di ruang tunggu Bupati lantai 2 Kantor Pemda yang dihadiri oleh,
Wakapolres Karawang, Kabag Ops Polres Karawang, Danki Brimob Iptu Ramadona,
Danki 305 Kapten Bagus, Provos 305, Kapten Sirait Danramil Karawang Kota, Kasi
Propam Polres, KBO Intel Polres dan Edi serta Wely.
Pada pukul 12.15
WIB, musyawarah selesai dari kedua belah pihak setelah saling minta maaf.
Namun, pukul 12.30 WIB kurang lebih 1 kompi anggota 305 Telukjambe dengan
seragam dinas loreng dan helm warna hijau dan sebagian berbaju preman datang
dan masuk ke areal Kantor Pemda lewat pintu Timur sambil menenteng pisau
sangkur, golok dan pentungan kayu atau bambu. Mereka langsung menyerang dan
menganiaya anggota Dalmas yang sedang melakukan pengamanan aksi buruh sambil
teriak-teriak.
Akibat
penyerangan tersebut, beberapa anggota Dalmas mengalami luka. Setelah selesai
melakukan penyerangan kurang lebih 20 menit, gerombolan anggota Yonif 305 kabur
meninggalkan lokasi menuju Jalan Tuparev sampai di Bundaran Mega Mal.
Mereka lalu
merusak Pos Lantas dan mobil milik anggota polisi depan Mega Mal Karawang.
Selain itu, mereka juga melakukan perusakan Pos Gatur Hero dan 1 unit mobil
pikap. [did & sumber : merdeka.com]