Senin, 11 November 2013

13 Korban Tewas Jatuhnya Heli TNI AD Berhasil Dievakuasi ke Tarakan

Minggu, 10/11/2013 20:59 WIB, Samarinda - Tiga belas korban tewas heli MI-17 milik TNI AD yang jatuh di perbatasan Malinau dengan Sarawak, Malaysia, akhirnya berhasil dievakuasi. Keseluruhan korban kini berada di kota Tarakan, Kalimantan Utara.

"Kegiatan evakuasi korban selesai sekitar pukul 18.10 WITA tadi, seluruh korban meninggal berjumlah 13 orang sudah berada di Tarakan," kata Kapendam VI Mulawarman, Kol Inf Legowo WR Jadmiko, saat dihubungi detikcom, Minggu (10/11/2013) malam.

Legowo menerangkan, meski medan menuju maupun sekitar lokasi jatuhnya heli itu merupakan bukit dan hutan sangat lebat, tim SAR gabungan telah bekerja keras untuk segera mengevakuasi seluruh korban dari lokasi kejadian.

"Saya sempat ikut serta dalam proses evakuasi. Medannya berat karena di sekelilingnya hutan yang sangat lebat. Tapi tim SAR gabungan tidak kenal lelah akhirnya berhasil mengevakuasi (seluruh korban tewas)," ujar Legowo.

"Sekali lagi proses evakuasi sudah selesai dan selanjutnya diserahkan kepada dokter forensik oleh kepolisian yang ada di Tarakan, mengacu prosedur yang sudah ada," tambahnya.

Ditanya lebih jauh terkait kondisi jenazah, Legowo enggan memberikan gambaran. Demikian halnya dengan kondisi bangkai Heli MI-17 buatan Rusia itu di lokasi kejadian. Hanya saja, Legowo menyebut bahwa ekor heli nahas itu patah.

"Heli jatuh dan terbakar, bagaimana kondisinya?" kata Legowo menganalogikan.

Heli MI-17 mengangkut total 19 orang milik TNI AD, Sabtu (9/11/2013) pagi kemarin jatuh di perbatasan Malinau dengan Sarawak, Malaysia, dan menewaskan 5 prajurit TNI dan 8 warga sipil. Heli tersebut nahas saat akan mendarat di lapangan terbuka yang berada dekat dengan pos Pamtas Malaysia. Diduga, Heli kehilangan tenaga saat akan mendarat.

Heli itu membawa logistik untuk misi membangun pos Pamtas RI-Malaysia di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Keterlibatan warga sipil adalah untuk membantu membangun pos TNI yang menjadi garda terdepan pengamanan perbatasan.
Robert - detikNews