Rabu, 20 November 2013

Prajurit TNI Beri Bantuan Pengobatan di Yayasan ST Yoseph Haiti



Selasa, 19 November 2013 22:56 WIB


TRIBUNNEWS.COM - Kontingen Garuda (Konga) XXXII-C/Minustah (Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haiti) disamping melaksanakan tugas yang berkaitan dengan bidang konstruksi, juga melakukan kegiatan sosial yang berbentuk CIMIC (Civil Military Cooperation) dan bekerjasama dengan instansi di luar dari Minustah, misalnya organisasi/yayasan lokal maupun internasional yang bertujuan sosial di lingkungan tempat pasukan berada/camp maupun disekitar tempat pekerjaan yang sedang dilakukan.

Dalam hal ini Tim Medis Konga XXXII-C/Minustah memberikan bantuan pengobatan kepada masyarakat Gonaives-Haiti yang dilaksanakan di Yayasan ST Yoseph, yang terletak di Praville Village sekitar 5 Km dari Camp Garuda di Gonaives-Haiti, Senin (18/11/2013), seperti tertulis dalam rilis yang diterima redaksi Tribunnews.com.

Tim Kesehatan yang dipimpin oleh Lettu Kes dr. Adi Danang Nugroho didampingi oleh Lettu Adm. Stiefano sebagai Perwira CIMIC serta Pelda Wasirat sebagai anggota Tim Medis, bekerja sama dengan 2 orang suster dari Yayasan ST. Yoseph yaitu Suster Renee dan Suster Pyari. Tim melakukan bantuan medis selama 4 jam dikarenakan banyaknya pasien yang datang dengan berbagai macam keluhan penyakit.

Pada kegiatan tersebut, Satgas hanya memberikan bantuan Tim Medis, sedangkan obat-obatan dari Yayasan. Kemudian memberikan bantuan kepada masyarakat setempat berupa kursus menjahit bagi ibu-ibu dan remaja putri, pelatihan bahasa Inggris dan Spanyol, pengobatan dan konsultasi gizi serta bantuan fisioterafi kepada anak-anak yang mengalami kelainan bawaan sejak lahir.

Diakhir kegiatan, Suster Renee sebagai ketua pelaksana kegiatan harian di Yayasan ST. Yoseph, atas nama yayasan serta masyarakat menyampaikan ucapan terima kasih banyak atas bantuan yang telah diberikan oleh para prajurit Garuda dari Satgas Kizi TNI Konga XXXII-C/Minustah.

Suster Renee juga mengatakan, masyarakat sangat terbantu sekali, apalagi Yayasan hanya memiliki 1 perawat lokal yang tidak setiap saat berada di Yayasan. “Apa yang telah dilakukan oleh Tim Medis dari Satgas Garuda dapat terus berlanjut, sehingga nama Prajurit PBB dari Indonesia tetap mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat sekitar Camp Garuda berada”, harapnya. (Editor: Widiyabuana Andarias)