JAKARTA,Rabu, 6 November 2013 22:17 WIB, Ralian Jawalsen Manurung, Jaringnews.com - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla didapuk memberikan kata sambutan peluncuran buku berjudul TNI dan Perdamaian di Aceh, yang ditulis Laksada TNI (Purn) Soleman B. Pontoh, ST, MH, di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (6/11) malam.
JK, nama singkat Jusuf Kalla mengemukakan, kiat untuk berdamai dengan Pemerintah Aceh, jangan diketahui oleh DPR.
"Kalau berunding, tidak usah kasih tahu DPR. Karena kalau DPR tahu susah, dengan 550 orang kepala akan sulit untuk bisa menyelesaikan Aceh," ujar JK.
Meski demikian, tanpa mengikut sertakan para legislator, bukan berarti tidak ada kendala. Bahkan, jelas mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat itu dirinya harus harus memaparkan ke DPR RI atas perundingan Aceh tersebut.
"DPR mengatakan, pemerintah melanggar konstitusi. Akhirnya, saya memberikan pemaparan arti perundingan. Tidak ada perundingan di dunia ini berhasil, kalau banyak bicara," ujarnya.
Hadir dalam acara peluncuran buku diantaranya mantan Panglima TNI Laksaman TNI (Purn) Agus Suharono, Letnan Jenderal (Purn) Bambang Darmono, Mantan Menteri BUMN Sofyan Djalil, yang juga putra Aceh, anggota DPD RI Farhan Hamid, dan mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, mantan tim perdamaian Aceh asal Filandia, Johan Kritarson.
Lebih lanjut JK mengatakan, buku yang ditulis Laksda TNI (Purn) Soleman B. Ponto, ST, MH adalah buku sejarah analitik.
"Bisa dicatat di sini, beberapa rapat ada di buku ini," ungkap JK.
Mantan Wapres era Presiden SBY Kabinet Indonesia Bersatu jilid I ini mengatakan, setelah di Aceh, dia diminta untuk makukan perundingan di Philipina, dan Thailand.
"Mereka tidak damai karena tidak ada kesepakatan, itulah sebabnya tidak ada damai," ujarnya. (Ral / Mys)