Rabu, 20 November 2013

Cyber War Jadi Dimensi Perang Baru



Tue,19 November 2013 | 00:58


BANDUNG, TIMEX -- Perang cyber (cyber war)dewasa ini menjadi isu yang sangat strategis, serta menjadi perhatian serius semua bangsa di dunia. Hal ini terjadi karena dunia lagi dikuasai teknologi.

Cyber secara sederhana dapat diartikan sebagai jaringan komputer atau lebih dikenal dengan nama internet. Semua orang di dunia saat ini, bisa mengakses yang namanya internet. Adapun tujuan pemanfaatkan internet bisa bermacam-macam dan dilakukan negara, kelompok, ataupun perorangan.

Brigjen TNI (Purn) Dr Paulus Prananto MSc menyampaikan cyber war dahulunya dilakukan dengan mencuri data (hacking) atau meretas agar situs atau website tidak bisa diakses. Namun saat ini jelas Paulus, perang cyber dilakukan dengan cara serangan pada keyboard komputer sehingga tidak bisa memunculkan karakter, termasuk tidak bisa berfungsi padahal tidak ada alat yang rusak.

“Beberapa kasus yang terjadi saat ini misalnya jatuhnya helikopter MI-17 serta Sukhoi 100 buatan Rusia. Apakah kecelakaan kedua peralatan ini akibat dorongan angin ataukah alat kontrolnya yang tidak berfungsi. Jelas bahwa semua peralatan yang digunakan itu menggunakan sitim digital SCADA,” ujar Paulus saat kegiatan Apel Danrem-Dandim Secapa Angkatan Darat, Bandung, Sabtu 16 November.

Menurut dia, perang cyber saat ini harus bisa dihadapi secara konvensional. Saat ini, lanjut dia, beberapa negara maju sudah berusaha mengantisipasi adanya perang cyber, yang terus menjadi-jadi seperti Amerika Serikat, China dan Singapura, termasuk beberapa negara lainnya.

Oleh karena itu, sudah saatnya TNI menjadi sadar bahwa perang cyber sudah menjadi dimensi perang baru, dan bukan lagi perang darat, laut, dan udara seperti dahulu kala. “TNI saat ini suka atau tidak, siap atau tidak harus menghadapi adanya perang cyber,” tutur Paulus.

Sementara Kepala Sub Dinas Pembinaan Fungsi (Kasubdisbinfung) Dinas Informasi dan Pengolahan Data, Kolonel Czi Budiman SP mengaku, peran informasi teknologi (IT) harus dilakukan dengan memanfaatkan media monitoring, analisis konsep dalam merumuskan cara yang paling tepat, guna penyelenggaraan bimbingan teritorial (Binter).

“Semua tugas monitoring saat dikerjakan, harus memanfaatkan IT. Hal ini jelas mencerminkan adanya pemanfaatan IT yang tepat guna. Jelas sudah, semua kegiatan yang dilakukan ini selalu memanfaatkan aplikasi dan pada endingnya mendukung data yang akurat serta valid,” ujar Budiman. (fmc/die)