- TNI AD bangun asrama perwira di Pejambon
- Bentrok Prajurit Bukan Hanya karena Korsa
- Beli Tanah di Area GPIB Imanuel, TNI AD Bangun Mess PerwiraPada 2014
- Negosiasi dengan TNI, Warga Buka Blokade
- Pasca Pemblokiran,TNI Amankan Jalan Lintas Curup-Lubuklinggau
- Ada Isu Ada Aksi Gabungan Pedagang Asongan, Stasiun JebresDijaga Ketat Polisi dan TNI
- Kodim Sukoharjo Terbaik se-Indonesia
- 7.000 Personel TNI Latihan Tempur
- Jelang Pemilu, TNI Jateng dan DIY Rapatkan Barisan
- Polisi Sosialisasi Operasi Zebra Kepada TNI
- Mesum di Hotel, Anggota Polisi dan TNI Diciduk Satpol PP
- Tentara Bersenjata Kawal Tersangka Korupsi ke Tahanan
- Pangdam Pattimura Janji Hukum Anggota Aniaya Warga
- Pos TNI di Maluku Tengah Dibakar Massa karena Serdadu AniayaWarga
- Unjuk Rasa KNPB di Papua, 11 Luka di Jayapura dan DibubarkanPaksa di Timika
- Panglima TNI Terima Penghargaan Militer Singapura
- Panglima Mutasi Jabatan 37 PATI
- Komisi III Apresiasi Langkah Kapolri
- Polwan Berjilbab, TNI Wanita Diharapkan Menyusul
Rabu, 27 November 2013
BERITA TANGGAL 27 NOVEMBER 2013/RABU
TNI AD bangun asrama perwira di Pejambon
Rabu,
27 November 2013 03:00
Merdeka.com
- Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Budiman membenarkan pembelian
tanah di Kelurahan Pejambon Jakarta Pusat sebagai lahan asrama perwira TNI
Angkatan Darat. Budiman mengatakan pembangunan diperkirakan pada awal 2014
nanti.
"Memang
betul ada pembelian tanah gereja. Nilainya saya nggak hapal," kata Budiman
di Gedung Lemhanas, Jakarta Pusat dalam acara syukuran anugerah pahlawan TB
Simatupang oleh GKI dan PGI, Selasa (26/11).
Pengosongan
lahan di Kelurahan Pejambon sebelumnya menuai protes dari penghuni yang tinggal
di situ. Namun, menurut Budiman, tanah yang akan dibangun asrama itu adalah
milik TNI AD dan sebagiannya milik Gereja GPIB Immanuel.
"Pembeliannya
resmi oleh Angkatan Darat, karena tanah itu sebagian milik gereja sebagian
milik perorangan ditinggali oleh asrama kita. Nanti itu akan dijadikan asrama
para perwira sehingga gereja memberikan untuk dibeli," papar Budiman.
Lahan
yang dibeli Angkatan Darat itu merupakan bagian dari cagar budaya. Budiman
mengaku bagian cagar budaya adalah gereja saja selebihnya ditempati rumah
penduduk.
"Bangunan
cagar budayanya adalah bangunan utama gereja. Sedangkan rumah penduduk yang
padat sekali dulunya asrama Batalion. Jadi sebetulnya kita duduki
berpuluh-puluh tahun, daripada tidak jelas, kita berikan penggantian kepada
pihak gereja," kata Budiman.
Budiman
mengatakan pengosongan rumah penduduk berjalan lancar tanpa kendala.
"Biasalah namanya orang, tetap kan itu anggota kita sendiri," ungkap
Budiman.
Pembelian
tanah oleh TNI AD itu mendapat reaksi penduduk yang bermukim di sana. Bahkan
mereka sempat menggelar unjuk rasa beberapa kali. Hal itu terjadi kerena
penduduk Pejambon belum ada kesepakatan dengan TNI AD terkait uang pengganti.
Bentrok Prajurit Bukan Hanya karena Korsa
Selasa,
26 November 2013 22:21 WIB
TRIBUNJOGJA.COM,
JAKARTA - Untuk meminimalisir peristiwa bentrokan antara anggota TNI dan
personel Polri, Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Budiman, mengatakan
akan menyempurnakan jiwa korsa prajurit TNI.
Budiman
mengatakan jiwa korsa prajurit tetap harus ditanamkan dan dimiliki setiap
prajurit dan terus ditingkatkan. Budiman pun mengajak publik memahami bentrok
TNI dan Polri bukan hanya persoalan korsa semata-mata.
"Saya
rasa kita harus melihatnya bukan dari kacamata itu. Kita harus melihat lebih arif
lagi bahwa memang ada sedikit kita kalau mendidik seorang militer tentunya
harus punya jiwa korsa yang kuat. Tapi jiwa korsa ini harus kita bimbing untuk
pada tempat yang benar. Sesuai ketentuan. Kalau mereka sekarang tidak sesuai
ketentuan, kita benahi lagi, kita senpurnakan," terang Budiman di Lembaga
Ketahanan Nasional (Lemhannas), Jakarta, Selasa (26/11/2013).
Terkait
bentrok TNI dengan Brimob di Karawang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu, Budiman
kembali menjelaskan peristiwa tersebut disebabkan salah paham. Budiman pun
mengaku menyesalkan tindakan anak buahnya tersebut.
Jenderal
dari Korps Zeni tersebut berjanji akan menindak anggotanya yang bersalah jika
terbukti melanggar hukum militer atau pidana.
"Kepada
mereka yang bermasalah kita kenakan sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Apabila dia melanggar hukum militer, dia kena hukum militer. Kalau hukum
pidana, dia kena hukum pidana," tutur mantan Sekretaris Jenderal
Kementerian Pertahanan itu.
Beli Tanah di Area GPIB Imanuel, TNI AD Bangun Mess Perwira Pada 2014
Selasa,
26 November 2013 23:21 WIB
TRIBUNNEWS.COM,
JAKARTA - Kepala Staf TNI Angkatan
Darat, Jenderal Budiman, membenarkan pihaknya telah membeli tanah di area milik
Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel, Pejambon, Jakarta
Pusat.
Rencananya,
tanah tersebut akan digunakan untuk membangun mess untuk perwira TNI AD dan
pembangunannya akan dimulai tahun 2014.
"Memang
betul ada untuk kepentingan pembelian (tanah) gereja. (Pembelian) Resmi (TNI)
Angkatan Darat karena tanah itu sebagian milik gereja sebagian milik perorangan
ditinggali oleh asrama kita dan nanti itu akan dijadikan asrama para perwira
sehingga gereja memberikan," ujar Budiman kepada wartawan di Lemabaga
Ketahanan Nasional (Lemhannas), Jakarta, Selasa (26/11/2013).
Budiman
mengatakan tanah tersebut dulunya adalah asrama batalion TNI AD. Mengenai lahan
yang dibeli merupakan bagian dari cagar budaya, Budiman mengaku hanya gereja
tersebut yang merupakan benda cagar budaya.
"Yang
cagar budaya adalah bangunan utama gereja tersebut. Itu rumah penduduk yang
padat sekali yang dulu asrama batalion. Jadi sebetulnya kita duduki
berpuluh-puluh tahun, daripada dalam situasi yang tidak jelas, kita berikan
penggantian kepada gereja," terang Budiman.
Terkait
pengosongan rumah warga, Budiman mengaku semua berjalan normal dan tidak
menemui kendala.
Diberitakan,
pembelian tanah oleh TNI AD tersebut mendapat reaksi keras dari warga yang
bermukim di sana. Bahkan warga menggelar unjuk rasa beberapa kali.
Warga
Pejambon tidak terima penggusuran tersebut karena belum ada kata sepakat antara
warga dan Batalyon Perhubungan Angkatan
Darat (Yonhubad) mengenai uang kerohiman.
Negosiasi dengan TNI, Warga Buka Blokade
Selasa,
26 November 2013 | 17:04 WIB
BENGKULU,
KOMPAS.com - Blokade jalan yang dilakukan ratusan warga Desa Taba Padang,
Simpang Beliti, Kepala Curup, Cahaya Negeri Tanjung Aur, Belitar, dan Pelalo di
Kecamatan Binduriang, Kabupaten Rejang Lebong, akhirnya dibuka oleh tentara.
"Blokade
jalan telah dibuka sekitar pukul 14.00 WIB tadi setelah adanya negosiasi warga
dengan TNI, dan pemerintah. Aksi warga dimulia pukul 06.00 WIB," kata
salah seorang tokoh masyarakat setempat Fauzi, Selasa (26/11/2013).
Dalam
negosiasi tersebut diambil kesepakatan, di antaranya warga bersedia membuka
blokade. Selanjutnya, perwakilan warga dan pemerintah akan bertemu di Kota
Bengkulu dengan difasilitasi oleh Danrem 041/Gamas Kolonel Inf Ahmad Sudarsono.
Fauzi
menambahkan, meskipun warga bersedia membuka blokade, sampai saat ini belum ada
perdamaian antara korban atau warga dengan pemerintah setempat. Jika pemerintah
tidak mampu mengusut kematian AS dan Wani, lanjut Fauzi, warga akan terus
mencari keadilan.
Ia
katakan kondisi di lokasi kejadian berangsur membaik, namun puluhan aparat TNI
masih melakukan patroli dan bersiaga di beberapa titik-titik rawan desa
tersebut. "Semua aparat di sini yang mengamankan dari TNI. Tidak ada
polisi di lokasi, kami berharap warga dapat tenang dan tidak usah melakukan
tindakan lagi karena saat ini masalah telah ditangani oleh TNI," tambah
Fauzi.
Pasca Pemblokiran,TNI Amankan Jalan Lintas Curup-Lubuklinggau
Selasa
, 26 November 2013 - 22:49:18 WIB
"Untuk
sementara waktu pengamanannya dilakukan oleh TNI sambil menunggu situasi
masyarakat tenang. Sejauh ini kondisi keamanan dalam masyarakat Kecamatan
Binduriang sudah berangsur normal kendati ada beberapa kasus pencurian dengan kekerasan
(curas) berupa perampokan kendaraan bermotor yang dilakukan penjahat yang
mengambil kesempatan saat adanya pemblokiran jalan," kata Komandan Kodim
0406 Rejanglebong, Letkol Kav Sugi Mulyanto, yang ditemui di lokasi kejadian,
Selasa (26/11).
Dia
mengatakan, aparat TNI yang diturunkan di Kecamatan Bindurian terdiri atas
personel Kodim 0409 Rejanglebong ditambah anggota TNI dari Batalyon Infantri
(Yonif) 144 Curup dengan jumlah mencapai 1 SSK (satuan setingkat kompi). Mereka
berjaga-jaga di lokasi kejadian seperti jembatan Simpang Beliti, Pos Pol Taba
Padang, Kecamatan Binduriang, yang dibakar warga.
Kemudian,
kantor Polsek Sindang Kelingi dan Polsek Padang Ulaktanding serta sejumlah
titik rawan kejahatan di Desa Simpang Beliti, Kepala Curup maupun di Desa
Cahaya Negeri. Selain itu, aparat TNI juga masih melakukan patroli di sepanjang
jalan penghubung ke dua provinsi dengan menggunakan kendaraan dinas dan
kendaraan pribadi.
Menurut
Sugi, pihaknya telah berupaya memediasi kelompok warga Desa Simpang Beliti yang
memblokir jalan lantaran tewasnya dua warga setempat di dalam tahanan Polresta
Bengkulu.
Dia
mengimbau kalangan masyarakat setempat untuk tidak mudah terpancing isu-isu
yang dihembuskan pihak-pihak tertentu dan melakukan perbuatan melawan hukum
karena dapat merugikan orang banyak.
Sementara
itu, Kapolres Rejanglebong, AKBP Edi Suroso, mengatakan, aksi pemblokiran oleh
ratusan warga Kecamatan Binduriang, membuat jalan penghubung Provinsi Bengkulu
ke Sumatera Selatan dan sebaliknya sempat lumpuh total lebih dari lima jam.
Pemblokiran ini dilakukan di enam titik dengan membakar ban bekas dan mengelas
besi jembatan dua jalur di Desa Simpang Beliti.
Selain
itu, massa juga membakar pos polisi Tabapadang, Kecamatan Binduriang. Lalu,
merusak satu unit mobil pribadi milik warga yang melintas saat terjadi aksi
pemblokiran jalan.
Kantor
berita Antara melaporkan, aksi pemblokiran jalan tersebut yang berlangsung
sejak pagi sekitar pukul 08.00 WIB baru bisa dibuka petugas sekitar pukul 13.30
WIB. Namun, kendaraan yang melintas masih sedikit. Pengendara merasa khawatir
kondisi di lokasi kejadian menjadi rawan tindak kejahatan karena dimanfaatkan
penjahat untuk merampok dan memeras. Terlebih tidak ada aparat keamanan. [ant]
Ada Isu Ada Aksi Gabungan Pedagang Asongan Stasiun Jebres Dijaga Ketat Polisi dan TNI
Selasa,
26 November 2013 | 09:28 WIB
Solo
– Selasa (26/11) pagi, Stasiun Jebres
dijaga ketat aparat kepolisian dan TNI. Penjagaan tersebut menyusul kabar
rencana gabungan dari pedagang asongan Stasiun KA Sragen,Klaten, Paron,Wali dan
Gundi yang akan mengadakan aksi berjualan bersama di Stasiun Jebres.
Aksi
tersebut sebagai bentuk protes atas larangan berjualan di dalam kereta yang
selama ini diterapkan manajemen PT KAI.
Sejak
pukul 07.45 WIB, polisi dan TNI sudah banyak berdatangan di Stasiun Jebres.
Semakin siang jumlah aparat kepolisian terus bertambah. Di luar stasiun,
sejumlah truk polisi juga disiagakan.
Kabar
yang beredar di kalangan wartawan, aksi asongan direncanakan dimulai pukul
08.00 WIB. Namun, hingga pukul 09.00 WIB, para pedagang asongan tersebut belum
juga terlihat. Meski demikian, hingga berita ini diturunkan, polisi masih
standby dan berjaga di Stasiun Jebres.
Kodim Sukoharjo Terbaik se-Indonesia
Selasa,
26 November 2013 | 16:03 WIB
Sukoharjo
– Panglima Kodam IV/ Diponegoro Mayor Jenderal TNI Sunindyo menyampaikan terima
kasihnya kepada media massa yang telah bekerjasama dengan baik bersama unsur
TNI. Ucapan itu disampaikan Pangdam usai melakukan kunjungan kerja di Kantor
Bupati Sukoharjo, Selasa (26/11).
Menurut
Mayjen Sunindyo, keberhasilan dan kesuksesan program-program TNI termasuk pada
lomba Kodim TNI Angkatan Darat tingkat nasional yang memposisikan Kodim 0726/
Sukoharjo menjadi Juara I, merupakan dampak dari sinergitas yang baik antara
jajaran Kodim Sukoharjo dengan media massa dan unsur pimpinan daerah.
“Kita
menang menjadi terbaik nasional karena adanya sinergitas yang bagus dengan
unsur muspida, di antaranya Pemkab, Polres, Kejaksaan, Pengadilan, dengan
Kodim. Juga atas dukungan rekan media. Atas nama Panglima Kodam IV/ Diponegoro
saya mengucapkan terima kasih,” ungkap Mayjen TNI Sunindyo.
Saat
berkunjung ke Kantor Bupati Sukoharjo, Pangdam menyerahkan penghargaan kepada
Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya. Penghargaan itu diberikan atas jasa dan
dukungan Pemkab Sukoharjo yang dinilai sangat maksimal.
“Saya
berharap tingkat koordinasi yang sudah sangat baik antara jajaran pimpinan
daerah di Sukoharjo dapat meningkat ke depan. Koordinasi kerjasama yang baik
ini membawa Kodim Sukoharjo menjadi Kodim terbaik se-Indonesia. Selain itu
sebenarnya transformasi dari Binter TNI itu juga membantu pemerintah daerah,”
ujar Sunindyo sembari meminta menjaga kondusivitas wilayah Sukoharjo, terutama
menjelang Pemilu 2014.
7.000 Personel TNI Latihan Tempur
Selasa,
26 November 2013 - 16:30 WIB
SEMARANG-
Sebanyak 7.000 tentara Kodam IV/Diponegoro
terlibat dalam latihan tempur selama 14 hari. Latihan ini disebut
Latihan Taktis BTP Ancab Tingkat Brigade yang
dilaksanakan di tiga wilayah
kabupaten meliputi Kaloran Kandangan,
Kabupaten Temanggung, kemudian Bantir Sumowono, Kabupaten Semarang dan
desa Limbangan, Kabupaten Kendal.
Latihan
ditutup pada Senin kemarin (25/11). Pada latihan Senin dini hari Brigade
Pertempuran 4/Dewa Ratna berhasil
menghancurkan kelompok Gerakan Jawa Tengah Merdeka (GJM) yang ingin memerdekaan
diri. Para tentara itu berasal dari
batalyon organik brigade Dewa Ratna 405,406, 408 dan 400 mengadakan
latihan tempur terpadu (lintas kecabangan)
"Gerakan
Jawa Tengah Merdeka (GJM) di sini merupakan
gerakan yang didanai oleh pihak asing yang bertujuan untuk menghancurkan
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan cara mengadu domba dan membuat
konflik antar masyarakat," ujar Direktur Latihan (Dirlat) Kodiklat TNI AD
Brigjen TNI Tatang Adiwiono.
Latihan
tahap akhir tersebut ditinjau oleh Tim dari Pusat Kecabangandan Fungsi
(Puscabfung) masing-masing kecabangan.
Direktur Latihan Kodiklat TNI AD Brigjen TNI Tatang Adiwiono, Pabanlat
Sopsad Kolonel Inf Bambang Busono, Mayor Inf Deni dari Pusenif serta para
Komandan/Kabalak jajaran Kodam IV/Diponegoro melihat langsung latihan tersebut.
Usai
pelaksanaan tahap akhir latihan, dilanjutkan upacara penutupan latihan,
bertempat di Lapangan Jenderal Besar Sudirman Ambarawa
yang dipimpin Inspektur Upacara Kasdam
Brigjen TNI Ibnu Darmawan.
Pangdam
IV/Diponegoro Mayjen Sunindyo menjelaskan bahwa latihan yang telah dilaksanakan
ini merupakan bagian dari sistem pembinaan latihan di Kodam IV/Diponegoro
secara bertahap, bertingkat dan berlanjut. Dan, iniharus disimulasikan ke
daerah operasi sebenarnya serta disusun dengan cermat, di setting strategi dan
setting taktisnya sesuai scenario latihan.
Ia
melanjutkan Latihan Taktis merupakan wahana dalam meningkatkan profesionalisme
prajurit dan sebagai sarana pengujian bagi satuan BTP Ancab Tingkat Brigade
dalam melaksanakan operasi yang bersifat taktis. Ini semua merupakan hasil
latihan perpaduan dari seluruh latihan yang selama ini telah dilaksanakan.
Jelang Pemilu, TNI Jateng dan DIY Rapatkan Barisan
Selasa,
26 November 2013 | 16:57 WIB
Sukoharjo
– Kodam IV/ Diponegoro siap membantu proses pengamanan Pemilu 2014 mendatang.
Bantuan tersebut siap diberikan Kodam mulai dari pengamanan untuk tahapan
paling awal hingga pengamanan proses pelaksanaan Pemilu.
Kepala
Penerangan Kodam IV Diponegoro Kolonel Arh Ramses L Tobing saat ditemui di sela
mengawal kunjungan kerja Pangdam IV/ Diponegoro Mayjen Sunindyo, di Sukoharjo,
Selasa (26/11)mengatakan, pada dasarnya Kodam siap mendukung berapapun
permintaan bantuan pasukan yang di minta Kapolri.
“Kalau
untuk fokus konsentrasi pengamanan pemilu itu ranah Polri. Namun kami siap
memberikan bantuan. Kita akan mendukung berapapun pasukan yang diminta Polri
untuk membantu proses pengamanan Pemilu,” ujar Tobing.
Tobing
menambahkan, saat ini jajaran TNI di seluruh Jawa Tengah dan DIY sudah diperintahkan
untuk merapatkan barisan menjelang Pemilu 2014.
“Seluruh
anggota TNI di Jawa Tengah dan DIY sudah siap dikerahkan, untuk mengawal
keamanan sesuai permintaan POLRI,” imbuhnya.
Polisi Sosialisasi Operasi Zebra Kepada TNI
Selasa,
26 November 2013 20:55 WIB
TRIBUNJOGJA.COM,
PURWOREJO - Sebagai upaya menjalin keakraban dan kerjasama yang lebih kuat,
jajaran Polres Purworejo melalui Satlantas mengadakan sosialisasi Operasi Zebra
di Batalyon Infanteri 412/R Kostrad. Sosialisasi ini juga dilakukan agar para
anggota TNI bisa memahami pelaksanaan operasi Zebra yang akan menindak setiap
pengguna jalan tanpa kecuali.
Sosialisasi
dilakukan pada Selasa (26/11/2013) sore di markas Batalyon 412. Kasatlantas
Polres Purworejo AKP Sri Hasta Birawawati memimpin sosialisasi yang diikuti
oleh ratusan anggota Batalyon dan Persit ini.
AKP
Sri Hasta Birawati yang akrap disapa Tata ini mengatakan, operasi Zebra akan
dilaksanakan pada 28 November sampai 11 Desember 2013. Pihaknya melakukan
sosialisasi kepada anggota TNI agar terjalin kesepahaman ketika melaksanakan
tugas.
"Terlebih
lagi, belum lama ini rekan kami dari TNI ini baru saja pulang melaksanakan tugas.
Karena itu, sosialisasi diadakan agar ada saling memahami dalam pelaksanaan
tugas terkait operasi Zebra," katanya.
Di
tempat yang sama, Pasi 3/Pers, Kapten Inf Rizki Sudarmanto mengatakan, pihaknya
menyambut baik dan merespon sosialisasi dari Polres tersebut. Setelah
sosialisasi ini pihaknya akan berupaya untuk menertibkan kelengkapan berkendara
anggota.
"Sebenarnya
sudah lama kami terus berupaya menertibkan anggota. Misalnya saja ketika keluar
Markas, setiap anggota dicek kelengkapannya di pintu keluar," katanya.
Dalam
operasi Zebra tersebut, lanjut Kapt Rizki, setiap anggota yang terkena harus
mengikuti prosedur. "Apabila melanggar, harus mengikuti prosedur yang ada
misalnya kena tilang," katanya.
Mesum di Hotel, Anggota Polisi dan TNI Diciduk Satpol PP
Selasa,
26 November 2013 | 13:42 WIB
SUMENEP,
KOMPAS.com — Razia di sejumlah lokasi yang biasa dilakukan untuk perbuatan
asusila digelar Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sumenep, Jawa Timur,
Selasa (26/11/2013). Salah satu hasilnya adalah mereka menangkap 2 anggota
Polres Sumenep dan 1 anggota Kodim 0827 Sumenep, yang diduga kuat tengah
berbuat mesum di sebuah hotel bersama dua perempuan.
Dua
anggota Polri itu masing-masing ED dan ER. Keduanya berada satu kamar dengan
dua perempuan inisial NV dan MLI. Selain keempat orang tersebut, Satpol PP juga
menciduk satu anggota TNI dengan pasangannya yang diketahui bukan istrinya.
Saat
penangkapan, aparat Satpol PP hampir terkecoh. Sebab, hanya satu perempuan yang
diamankan. Namun, ketika dicek di kamar mandi, ternyata MLI bersembunyi dengan
hanya mengenakan pakaian dalam dan handuk.
Enam
orang yang tertangkap razia itu tidak semuanya digiring ke kantor Satpol PP.
Sebab, razia itu digelar Satpol PP gabungan dengan TNI dan Polri. Oknum Polisi
dan TNI yang terjaring dalam razia tersebut langsung diserahkan pada
kesatuannya masing-masing. Sementara dua wanita penghibur diamankan Satpol PP
untuk didata.
Kepala
Seksi Operasional Pol PP Sumenep Moh Soleh mengatakan, operasi tersebut dalam
rangka mengantisipasi maraknya aksi mesum di Kabupaten Sumenep. Banyak laporan
warga bahwa perbuatan mesum di beberapa tempat penginapan di Sumenep semakin
marak.
"Selain
mengantisipasi perbuatan mesum, razia ini juga mencari warga yang tidak
memiliki identitas kependudukan lengkap," kata Moh Saleh.
Tentara Bersenjata Kawal Tersangka Korupsi ke Tahanan
Selasa,
26 November 2013 | 22:21 WIB
KEFAMENANU,
KOMPAS.com - Sejumlah anggota TNI dan polisi yang bersenjata mengawal 12 orang
tersangka kasus korupsi dana bantuan sosial yang secara resmi telah ditahan
oleh pihak Kejaksaan Negeri Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU),
Nusa Tenggara Timur.
Pengawalan
yang dilakukan aparat Selasa (26/11/2013) malam, menyusul banyaknya warga yang
secara tiba-tiba membeludak memadati kantor Kejaksaan setempat, sehingga untuk
mengantisipasi peristiwa yang tidak diinginkan, pihak Kejaksaan berkoordinasi
dengan Kodim 1618TTU dan Polres TTU.
Berdasarkan
pantauan Kompas.com, terlihat warga yang kebanyakan datang adalah keluarga,
teman maupun kenalan 12 orang tersangka itu. Mulai sore menjelang malam, warga
yang diperkirakan berjumlah 200 orang mulai mendatangi kantor Kejaksaan. Bahkan
para pejalan kaki dan sebagian pengendara kendaraan bermotor yang melintas di
depan kantor pun masuk ke kompleks Kejaksaan untuk sekadar melihat langsung
proses penahanan para tersangka tersebut. Selain itu, puluhan anggota dan
pimpinan DPRD TTU juga terlihat hadir sejak siang.
"Kita
hadir di sini untuk memberi penguatan bagi dua orang teman kita yang jadi
tersangka,” ujar anggota DPRD dari Fraksi PKB, Siprianus Manehat.
Untuk
diketahui, dari 14 orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka, masih tersisa
dua orang yang belum ditahan yakni Robertus V Nailiu (Ketua DPRD TTU) dan
Nurdin. Kasus ini bermula ketika pada 2008 Dinas Sosial Kabupaten TTU melelang
proyek pembangunan rumah sangat sederhana sebanyak 333 unit dengan dana bansos
senilai Rp 5 miliar. Proyek digarap Robertus V Nailiun bersama dua rekanan
lain, yaitu Nurdin dan Philip B Wandi.
Hasil
pemeriksaan inspektorat setempat menemukan kerugian negara akibat
penggelembungan harga Rp 4,1 juta per rumah. Total kerugian negara diperkirakan
mencapai Rp 1,4 miliar. Dalam kasus ini, dua orang telah lebih dahulu divonis
penjara. Mereka adalah Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial, Kabupaten TTU saat
itu, Nikolaus Suni, yang mendapat vonis 2 tahun penjara, dan konsultan
perencana, Mikael Moa, yang juga mendapat vonis penjara 2 tahun.
Pangdam Pattimura Janji Hukum Anggota Aniaya Warga
Selasa, 26 November 2013 | 18:24 WIB
AMBON,
KOMPAS.com - Pangdam XVI Pattimura, Mayjen TNI Eko Wiratmoko menegaskan akan
menindak tiga anggota TNI 731 Kabaresi yang terlibat penganiayaan seorang warga
Desa Haria, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Selasa (26/11/2013).
“Saya
akan memproses mereka sesuai hukum yang berlaku,” tegas Eko saat menghubungi
Kompas.com, Selasa sore tadi.
Tanpa
menyebutkan ketiga identitas pelaku penganiayaan, Eko mengatakan jika ketiga
oknum anggota TNI tersebut akan dibawa dari Saparua ke Ambon. “Saya akan
menghukum mereka. Ketiganya akan dibawa ke Pomdam untuk menjalani pemeriksaan
dalam waktu dekat,” jelas Eko.
Sebagaimana
diberitakan, sejumlah anggota TNI pada Selasa siang tadi terlibat menganiaya
seorang warga Desa Haria hingga dirawat di salah satu rumah sakit di Ambon.
Penganiayaan itu memicu amarah warga dan mereka merusak dan membakar posko TNI
di desa tersebut. Eko mengatakan, yang dirusak adalah tenda TNI yang dijadikan
posko.
Pos TNI di Maluku Tengah Dibakar Massa karena Serdadu Aniaya Warga
Selasa,
26 November 2013 17:12 WIB
TRIBUNNEWS.COM,
AMBON - Satu posko TNI dari kesatuan 731 Kabaresi yang berada di Desa Haria,
Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, dirusak dan dibakar warga desa
setempat, Selasa (26/11/2013).
Menurut
informasi yang dihimpun dari Saparua menunjukkan, pembakaran terhadap posko TNI
tersebut terjadi setelah seorang warga setempat dianiaya oleh sejumlah oknum
TNI 731 Kabaresi yang bertugas di kawasan itu. Warga yang marah, lantas
melampiaskan emosinya dengan merusak dan membakar pos TNI tersebut.
Kekinian,
warga yang menjadi korban penganiayaan aparat TNI tersebut tengah menjalani
perawatan intensif di salah satu rumah sakit di Kota Ambon akibat luka yang
dideritanya.
"Warga
marah dan merusak serta membakar pos TNI karena sejumlah oknum TNI menganiaya
seorang warga desa di sini," kata sumber tersebut.
Pangdam
XXVI Pattimura Mayjen TNI Eko Wiratmoko, Selasa sore, membenarkan bahwa
sejumlah oknum anggota TNI 731 Kabaresi telah menganiaya warga desa setempat.
Dia juga mengakui, warga setempat telah merusak fasilitas TNI yang berada di
kawasan tersebut. Namun, dia membantah yang dirusak adalah pos TNI.
"Memang
benar ada tiga oknum anggota TNI yang telah memukuli warga di sana (Haria). Dia
dipukuli karena diduga mencuri ponsel milik prajurit. Saya juga baru dilaporkan
terkait peristiwa ini," ungkap Eko.
Eko
menjelaskan, pemuda desa itu dianiaya karena sering mabuk dan memprovokasi
warga untuk membakar pos TNI yang berada di desa tersebut
Unjuk Rasa KNPB di Papua, 11 Luka di Jayapura dan Dibubarkan Paksa di Timika
Rabu,
27 November 2013 | 01:55 WIB
TIMIKA,
KOMPAS.com — Sedikitnya 11 orang terluka, 2 di antaranya kritis, setelah
terjadi bentrok antara seratusan massa Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dan
puluhan aparat Kepolisian di Taman Budaya Waena Expo, Kelurahan Waena, Distrik
Heram, Kota Jayapura, Papua, Selasa (26/11/2013) siang. Aksi dengan isu yang
sama di Timika juga dibubarkan paksa.
Selain
korban luka, sejumlah mobil dan motor yang melintas di Jalan Abepura Sentani di
depan Taman Budaya, Jayapura, rusak terkena lemparan batu pengunjuk rasa.
Informasi yang dihimpun Kompas.com, seratusan massa KNPB yang dipimpin Warpo
Wetipo, mendatangi Taman Budaya Waena Expo sekitar pukul 11.45 WIT.
Dalam
orasinya, massa KNPB menyatakan dukungan atas pembukaan kantor Organisasi Papua
Merdeka di Port Moresby, ibu kota Papua Niugini pada 1 Desember 2013. Aparat
Kepolisian dari Polresta Jayapura dibantu Brimob Detasemen A meminta pengunjuk
rasa melakukan aksinya di dalam anjungan Taman Budaya.
Permintaan
itu disampaikan karena massa KNPB tak mengantongi izin unjuk rasa dari Polda
Papua. Semula, massa menuruti permintaan yang disampaikan Kapolresta Jayapura,
AKBP Alfred Papare itu. Namun, sekitar sejam kemudian massa berlarian keluar
dari Taman Budaya dan mengejar anggota Dalmas Polresta Jayapura.
Aksi
pengejaran dibalas aparat kepolisian dengan menembakkan gas air mata ke arah
pengunjuk rasa. Setelah menghentikan aksi pengejaran terhadap anggota Dalmas,
seratusan massa itu kemudian berkumpul di depan Mega Waena dan memblokade Jalan
Abepura Sentani. Massa sempat melakukan perusakan terhadap sejumlah mobil dan
motor yang melintas.
Menyaksikan
aksi perusakan dan penyerangan terhadap pengguna jalan, anggota Dalmas bersama
Brimob mengejar massa KNPB. Ketika massa berlarian, polisi pun menyisir sampai
ke belakang Waena Expo, Mega Waena, dan sekitarnya.
Sedikitnya
29 anggota massa KNPB ditangkap dalam pengejaran tersebut dan langsung ditahan
di Mapolresta Jayapura. Dalam penyisiran ini juga, aparat kepolisian mendapati
sejumlah warga yang tergeletak luka-luka akibat diserang massa. Korban luka ini
kemudian dievakuasi ke sejumlah rumah sakit di Kota Jayapura.
Menyusul
insiden tersebut, Dalmas Polresta Jayapura bersama Brimob menggerebek sejumlah
rumah yang diduga menjadi tempat berkumpul aktivis KNPB. Penggerebekan
mendapatkan beberapa senapan angin, bom ikan dopis, dan sejumlah dokumen KNPB.
Berdasarkan
informasi yang dihimpun Kompas.com, polisi masih berjaga di sejumlah lokasi di
Kelurahan Waena hingga Selasa malam. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda
Papua, AKBP Sulistio Pudjo, mengatakan, aksi yang ditunjukkan oleh massa KNPB
bertolak belakang dengan asas demokrasi yang selama ini mereka tuntut kepada
pemerintah dan kepolisian.
“Penganiayaan
dan perusakan yang dilakukan oleh oknum KNPB bukan demokrasi tapi bentuk tindak
anarki yang harus dilarang oleh siapa pun yang menjunjung demokrasi," kata
Sulistio saat dihubungi melalui telepon, Selasa malam. Dia pun mengatakan,
perbuatan massa KNPB itu jelas melanggar hukum. Tindakan tegas, ujar dia, akan
ditegakkan.
Aksi
di Timika
Aksi
KNPB dengan tuntutan yang sama juga berlangsung di Timika Indah. Seratusan
massa KNPB berkumpul di sekitar makam Kelly Kwalik di Timika Indah, Timika,
Selasa pagi. Aksi ini dibubarkan paksa oleh kepolisian dan TNI.
Menurut
Kabag OPS Polres Mimika, Kompol Arnolis Korowa, pembubaran dilakukan karena
pengunjuk rasa tidak memiliki izin unjuk rasa dari Polres Mimika. Dari pantauan
Kompas.com, sedikitnya 33 aktivis KNPB diamankan dalam pembubaran paksa
tersebut. Tenda dan spanduk KNPB pun dibongkar.
Pembubaran
paksa dan penahanan ini sempat memancing emosi massa KNPB yang belakangan
datang. Mereka kemudian melakukan blokade Jalan Cenderawasih, Satuan Permukiman
2. Para pengunjuk rasa membentangkan kayu di badan jalan dan membakar ban
sehingga jalan yang menghubungkan Kota Timika dengan Kuala Kencana lumpuh.
Aksi
blokade jalan tidak berlangsung lama karena aparat kepolisian bersama tim
Baracuda Brimob langsung membubarkan massa. Namun, massa kemudian melakukan
long march sejauh 10 kilometer ke Mapolres Mimika di Distrik Kuala Kencana dan
mendesak pembebasan 33 rekan mereka.
Kepada
pengunjuk rasa, Korowa mengatakan, 33 aktivis KNPB hanya dimintai keterangan
karena menggelar unjuk rasa tanpa izin kepolisian. Setelah didata dan diminta
keterangan, ujar dia, 33 orang itu akan dibebaskan.
"Jadi
saya tegaskan bahwa mereka tidak ditangkap, dan saat diamankan tidak ada tembakan
aparat. Jangan melakukan provokasi kepada massa,” ujar Korowa kepada massa yang
memenuhi halaman Mapolres Mimika, Selasa sore. Tak lama kemudian, 33 aktivis
KNPB dibebaskan dan diangkut menggunakan truk. Massa pun meninggalkan Mapolres
Mimika, melakukan doa bersama di samping makam Kelly, lalu membubarkan diri.
Panglima TNI Terima Penghargaan Militer Singapura
Selasa,
26 November 2013
SINGAPURA-(IDB)
: Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menerima penghargaan militer bergengsi
dari Presiden Singapura Tony Tan Keng Yam, berupa Pingat Jasa Gemilang atau
Meritorious Service Medal.
Penghargaan
tersebut dianugerahkan secara langsung oleh Menteri Pertahanan Singapura Dr. Ng
Eng Hen kepada Panglima TNI Jenderal Moeldoko, bertempat di MINDEF Singapura,
Senin.
Pgs.
Kadispenum Puspen TNI, Letkol Caj Edyana Sulistiadie, mengatakan, pemberian
medali dari pemerintah Singapura ini diberikan kepada Jenderal TNI Moeldoko
sebagai pengakuan atas kontribusi yang signifikan sebagai mantan Kepala Staf
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat dalam memperkuat hubungan antara
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat dan Angkatan Darat Singapura.
Di
samping itu, Jenderal TNI Moeldoko juga membina hubungan profesional lebih
dekat antara kedua angkatan bersenjata melalui kontribusi dalam latihan
simulator Leopard Main Battle Tank (MBT), serta memberikan dukungan atas
suksesnya latihan bilateral Angkatan Darat kedua negara dalam Safkar Indopura
dan Chandrapura, yang merayakan ulang tahun ke-25 dan ke-20 tahun ini.
Kunjungan
Panglima TNI ke Singapura ini, tambah Edyana, merupakan bukti bahwa hubungan
antara kedua angkatan bersenjata, Indonesia dan Singapura selama ini sangat
harmonis.
Selain
itu, TNI juga menjalin hubungan kerjasama dalam bidang pendidikan di antara
prajurit kedua negara, selain latihan militer bersama dengan Angkatan
Bersenjata Singapura.
PANGLIMA MUTASI JABATAN 37 PATI TNI
Selasa,
26 November 2013 , 17:24:02 WIB
Jurnas.com
| PANGLIMA TNI, Jenderal TNI Moeldoko memutuskan untuk melakukan mutasi dan promosi
jabatan 37 personel di tingkat Strata Perwira Tinggi (Pati) TNI. Mutasi
tersebut dalam rangka peningkatan kinerja dan mengoptimalkan tugas-tugas TNI
yang sangat dinamis dan semakin berat ke depan.
Hal
itu tertuang dalam Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/901/XI/2013 tanggal 18
November 2013 tentang Pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di
lingkungan TNI.
Berdasarkan
siaran pers Pusat Penerangan TNI, mutasi 37 Pati TNI tersebut meliputi 24 orang
dari TNI AD, 5 orang dari TNI AL dan 8 orang dari TNI AU.
Adapun
Pati TNI AD adalah Mayjen TNI Komarudin Boenjamin dari Kapuskes TNI menjadi
Staf Khusus KSAD; Brigjen TNI Daniel Tjen dari Dirkesad menjadi Kapuskes TNI;
Brigjen TNI Subroto dari Asdep Koordinator Pendayagunaan Aparatur Kemenko Polhukam
menjadi Kepala Biro Persidangan dan Hubungan Kelembagaan Kemenko Polhukam;
Brigjen TNI Budiarjo dari Kabinda Bali BIN menjadi Pati Mabes TNI AD (dalam
rangka pensiun); Brigjen TNI Wahyu Agung Prayitno dari Dir B Bais TNI menjadi
Staf Khusus KSAD; Brigjen TNI Lilik Sugiharto dari Dir D Bais TNI menjadi Staf
Khusus KSAD; Brigjen TNI Sri Parmini dari Kasetum TNI menjadi Staf Khusus KSAD;
Brigjen TNI Hasan Saleh dari Pa Sahli Tk. II Bidang Komsos Panglima TNI menjadi
Kasetum TNI.
Selain
itu, Brigjen TNI Robby Win Kadir dari Irum Itjen TNI menjadi Irop Itjen TNI;
Brigjen TNI Bambang Sutrisno dari Pati Ahli KSAD Bidang Sosbud menjadi Staf
Khusus KSAD; Brigjen TNI Nukman Kosadi dari Pati Ahli KSAD Bidang Hukum menjadi
Staf Khusus KSAD; Brigjen TNI Eski Hermawan dari Pati Ahli KSAD Bidang Ideologi
Politik menjadi Staf Khusus KSAD; Brigjen TNI Asep Kuswani dari Pati Ahli Kasad
Bidang Ilmu Pengetahuan dan Lingkungan Hidup menjadi Staf Khusus KSAD; Brigjen
TNI Teguh Rahardjo dari Kadisjarahad menjadi Pati Ahli KSAD Bidang Ilpengtek
& LH, Kolonel Cpm Eddy Kristanto dari Paban Utama B-2 Dit B Bais TNI
menjadi Kabinda Bali BIN; Kolonel Inf Imam Soepriyanto dari Paban Utama D-1 Dit
D Bais TNI menjadi Dir A Bais TNI; Kolonel Kav Jamaluddin dari Paban Utama E-2
Dit E Bais TNI menjadi Dir B Bais TNI; Kolonel Inf Eriet Hadi Uriyanto dari
Wadan Pusintelad menjadi Dansatintel Bais TNI; Kolonel Ckm. Dubel Mariyones
dari Ir Ditkesad menjadi Dirkesad; Kolonel Inf Muchdarizal dari Wadan Pusdik
Bangspes Kodiklat TNI menjadi Pa Sahli Tk II Bidang Komsos Panglima TNI;
Kolonel Inf Hendra Yus dari Paban IV/Komsos Sterad menjadi Pati Ahli KSAD
bidang Sosbud; Kolonel Kav A.A.Ketut Mayun Wiyadnya dari Ses Itjen TNI menjadi
Pati Ahli KSAD Bidang Hukum; Kolonel Inf Supartodi dari Paban Sahli Bid. Dukat
dan Bankeman Pok Sahli Bidang Sosbud Sahli KSAD menjadi Pati Ahli Kasad bidang
Idpol; Kolonel Cba Djoko Susilo dari Paban Sahli Bidang Dik Pok Sahli Bidang
Sosbud Sahli KSAD menjadi Kadisjarahad.
Sedangkan
lima Pati TNI AU yang dimutasi adalah Laksma TNI Freddy Rudolf Dicky Egam dari
Dansatintel Bais TNI menjadi Dir G Bais TNI; Laksma TNI Adi Riyono dari
Kadiskesal menjadi Waka Puskes TNI; Laksma TNI Nelson Pandaleke dari Karumkital
dr. RML Diskesal menjadi Kadiskesal; Kolonel Laut (E) Sigit Soekirno Soedibyo
dari Paban Utama B-4 Dit B Bais TNI menjadi Pati Sahli Kasal Bid. Dokstraops;
Kolonel Laut (K) B. Renaldi dari Wakamed Rumkital dr. MTH Diskesal menjadi
Karumkital dr. RML Diskesal.
Sementara
itu, mutasi Pati TNI AU adalah Marsda TNI Amarullah dari Dankorpaskhas menjadi
Waka Bais TNI; Marsma TNI Mujahidin Harpin Ondeh dari Danpuslat Kodiklat TNI
menjadi Dankorpaskhas; Marsma TNI Wahyudi Sumarwoto dari Pati Sahli KSAU Bidang
Iptek menjadi Danpuslat Kodiklat TNI; Marsma TNI Rachman Rosta W. dari Dir A
Bais TNI menjadi Staf Khusus KSAU; Marsma TNI Rakhman Hatiadi SA dari Dir G
Bais TNI menjadi Dir D Bais TNI; Marsma TNI Hermansyah dari Irops Itjen TNI
menjadi Irum Itjen TNI; Marsma TNI Agustinus Hari Haksono dari Waka Puskes TNI
menjadi Staf Khusus KSAU; Kolonel Pnb Sulastri Baso dari Dirjian Air Power
Seskoau menjadi Pati Sahli KSAU Bidang Iptek.
Komisi III Apresiasi Langkah Kapolri Polwan Berjilbab, TNI Wanita Diharapkan Menyusul
Selasa,
26 November 2013 | 10:13
Kapolri
Jenderal Sutarman memberi lampu hijau dengan mengizinkan Polwan mengenakan jilbab
saat bertugas. Langkah tersebut diapresiasi komisi III DPR dan siap didukung
dari segi anggaran."Patut diapresiasi dan dalam peraturan Kapolri perlu
diatur," kata anggota komisi III Dimyati Natakusumah dalam pesan singkat
kepada, Senin (25/11/2013).Menurut Dimyati, ketentuan tentang Polwan yang
diizinkan mengenakan Jibab patut diatur agar menjadi acuan buat polisi.
"Dibuat
peraturan tata cara berpakaian polisi yang memakai jilbab dan tidak sehingga
buat wanita ada dia uniform," ujar politisi PPP itu.Tak hanya sampai
disitu, Dimyati juga menyatakan komisi III DPR siap mendukung dari segi
anggaran terkait penerapan ketentuan tersebut."(Anggaran) harus didukung,
Kapolrinya muslim yang baik," ucap mantan bupati Pandeglang itu.
Sebelumnya,
Kapolri Jenderal Pol Sutarman tak mempersoalkan polisi wanita atau Polwan
memakai jilbab. Menurut dia memakai jilbab merupakan hak asasi.
"Tidak
ada masalah. Kan waktu itu saya bilang ini kan hak asasi seseorang," jelas
Sutarman saat bertemu dengan pimpinan media dan PWI di Mabes Polri, Jl
Trunojoyo, Jakarta, Selasa (19/11/2013).
TNI
Diharap Menyusul
Majelis
Ulama Indonesia (MUI) menyambut baik keputusan Polri yang memperbolehkan polisi
wanita (polwan) berjilbab. Ketua MUI Amidan menilai kebijakan itu sejak lama
ditunggu-tunggu polwan."Kalau saya melihat itu positif, karena itu
ditunggu oleh semua polwan yang ingin berjilbab," kata Amidan .
Dia
mengatakan, berjilbab adalah bagian dari pelaksanaan ajaran agama. Berjilbab
juga bagian dari hak asasi manusia (HAM)."Yang menunggu ini yang ingin
berjilbab. Karena itu ibadah, maka itu terkait HAM," terangnya.Menurutnya,
keputusan Kapolri Jenderal Sutarman sudah tepat. Soal aturan polwan berjilbab,
kata dia, bisa tertulis atau tidak. "Ada atau tidak (aturan) itu positif,"
ungkapnya.
Jika
kini polwan sudah diperbolehkan berjilbab, MUI juga ingin institusi lainnya
ikut menerapkan aturan tersebut, misalnya di TNI. "Tapi itu bergantung
desakan dari anggota TNI. Kalau MUI maunya itu semua berjilbab karena itu
kewajiban agama," paparnya.
Dia
juga menceritakan, MUI pernah mendesak Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan
HAM agar memperbolehkan foto di paspor menggunakan jilbab. Desakan itu akhirnya
dikabulkan. (int)
Selasa, 26 November 2013
BERITA TANGGAL 26 NOVEMBER 2013/SELASA
- Pasukan BTP Brigif-13/1 Kostrad Laksanakan Patroli...
- Profesi Keprajuritan Tidak MenjanjikanKemewahan Ma...
- Danrem: Prajurit Perbatasan Butuh Air Bersih
- Langkah Menghadapi Penyadapan
- Pemuda Diminta Peka Pada Ancaman NKRI
- Pangdam IM Buka Pendidikan Secata Gelombang II
- Ciptakan Prajurit Berkualitas
- Kodam Jaya buka pendidikan Secata PK TNI AD
- Tukang Parkir Liar di Bandung Diburu Tim Gabungan
- TNI AD Latihan Tempur Hancurkan Gerakan Jawa Tenga...
- Panglima TNI Terima Penghargaan Militer dari Singa...
- Kontingen Garuda TNI meriahkan Hari Anak Sedunia d...
- Sebelum Berangkat ke Lebanon, Perlengkapan Persone...
- Ada Apa KRI Banda Aceh-593 Angkut Peralatan Tempur...
- Sang Jenderal Itu Terisak di Hadapan Amaknya_Dari ...
- MUI Ingin Anggota TNI Wanita Juga Boleh Berjilbab
- Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Australia
- Indonesia bisa usir Dubes Australia
- Endriartono: Australia Lebih Banyak Bergantung pad...
- Tak Ada Alasan Oknum TNI Penerobos Busway Tidak Di...
- BTN dan Asabri Kerja Sama Pembayaran Pensiun TNI-P...
Pasukan BTP Brigif-13/1 Kostrad Laksanakan Patroli Keamanan
Sukabumi, Tiga Batalyon Brigade Infanteri 13/1
Kostrad melaksanakan patroli keamanan (Patkam) gabungan dan bergerak maju ke
basis tempur (BT) masing-masing di Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (21/11).Ketiga
batalyon tersebut bergerak di poros serangan masing-masing, didukung oleh
batalyon/satuan perkuatan lainnya.
Demikian skenario pada Latihan Taktis BTP
Brigif-13/1 Kostrad pada H+2 yang berlangsung di daerah latihan Kostrad,
Sukabumi.Dalam latihan tersebut, di poros kiri, dua kompi pasukan Yonif-303
Kostrad bergerak mendekati wilayah musuh di daerah Cigelang-Sukabum.Namun
pergerakan Yonif-303 Kostrad mendapat gangguan dari musuh, sehingga terjadi
kontak tembak yang mengakibatkan satu orang prajurit mengalami luka tembak di
bagian betis kiri.
Kontak tembak juga terjadi di poros tengah yang
merupakan sektor Yonif-323/Raider Kostrad.Meski berlangsung cukup sengit,
pasukan Yonif-323/ Raider Kostrad berhasil menguasai sasaran.Sementara di
poros kanan, kontak tembak pun tidak bisa dielakkan antara pasukan Yonif
Linud-330 Kostrad dengan musuh.Kedudukan musuh berhasil dihancurkan oleh
Yonif Linud-330 Kostrad dan berhasil menawan satu orang musuh dalam keadaan
hidup.
Patroli keamanan gabungan ini didukung oleh
batalyon/satuan perkuatan lainnya, antara lain satu kompi Kavaleri Tank
Yonkav-1 Kostrad untuk mendukung batalyon serangan dengan menempatkan satu
peleton Kavaleri Tank di poros serangan Yonif-323 Kostrad.
Kompi Kavaleri ini juga berhasil menghancurkan
beberapa kendaraan tempur musuh.Untuk mempermudah gerak pasukan serangan,
satu kompi Zipur-9 Kostrad berhasil mengatasi rintangan-rintangan musuh dan
melakukan penerobosan lapangan ranjau yang dirancang musuh.Sementara itu, satu
baterai Yonarmed Kostrad melaksanakan kolone taktis di daerah steling penembakan di daerah Tegaljoho,
Sukabumi.Satu baterai Yonarhanudri-1 Kostrad berhasil menemukan pengintai UAV
musuh di sektor satbak Gn. Sentul, Sukabumi.
Secara keseluruhan, pasukan BTP Brigif-13/1 Kostrad
dengan batalyon/satuan perkuatannya berhasil menguasai sasaran dan melaksanakan
gerak maju mendekati sasaran sehingga mempersempit gerak pasukan musuh.(ay), Sumber Koran: Pelita (26 November
2013/Selasa, Hal. 21)
Langganan:
Postingan (Atom)